PADANGPANJANG, METRO – Pemprov Sumbar melalui Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A), Limpapeh Rumah Nan Gadang gelar workshop pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak bagi masyarakat Kota Padangpanjang, di Auditorium Mifan Water Park & Resort, Selasa (16/07).
Ketua P2TP2A Sumbar Rumah Nan Gadang Ny Nevi Zuairina Irwan Prayitno menyebutkan berdasarkan data dari Komisi Nasional Perempuan mencatat terjadi kenaikan kasus kekerasan perempuan di Indonesia sebesar 14 persen pada tahun 2019.
“Dalam catatan ditemukan fakta baru tentang kekerasan terhadap perempuan yakni perkosaan dalam pernikahan, kekerasan seksual pada perempuan disabilitas,” kata Nevi.
Dikatakan Nevi, di Sumbar pada tahun 2019 tercatat jumlah kekerasan terhadap perempuan dan anak berdasarkan data Dinas PPA Sumbar sebanyak 100 kasus. Menyikapi agar jangan terjadi peningkatan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak maka perlu pencegahan dari berbagai aspek dan oleh bermacam unsur untuk mewujudkan perlindungan yang inklusif selain diatur dalam undang-undang.
“ Semua dimulai dari lingkungan rumah, peran orang tua sebagai pengajar dengan mengawasi atau mengontrol anak kemudian menjalin hubungan dengan semua pihak,” sebut Nevi, Ketua P2TP2A Limpapeh Rumah Nan Gadang itu.
Sementara itu Sekretaris P2TP2A Limpapeh Rumah Nan Gadang Provinsi, Siti Zakia SP mengatakan, untuk kegiatan workshop Pencegahan Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak tahun 2019 ini ada 13 kabupaten dan kota se Sumbar yang akan dikunjungi.
“13 kabupaten dan kota se-Sumbar yang akan kami kunjungi diantaranya, (Kota Pariaman, Kabupaten Padang Pariaman, Kota Padangpanjang, Kota Solok Kabupaten Pesisir Selatan, Kab. Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten Solok Selatan, Kabupaten Limapuluh Kota, Kabupaten Agam, Kota Payukumbuah, Kota Bukitinggi dan terakhir nanti Kabupaten Kepulauan Mentawai yang akan berlansung selama Bulan Juli – Agustus, “ ujarnya.
Ditambahkan, untuk peserta masing – masing di daerah direncanakan sebanyak 40 orang yang terdiri dari Unsur Pengurus P2TP2A, Tokoh Masyarakat, Tokoh Adat dan Tokoh Agama, PKK, Dharma Wanita, Bundo Kanduang, Forum Anak, Karang Taruna serta Lembaga Masyarakat. “ Melalui Workshop Pencegahan Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak ini, dapat mewujudkan lingkungan ramah perempuan dan anak,” sebutnya.
Ketua TP PKK Kota Padangpanjang, Dian Puspita, dalam sambutannya beliau mengatakan kasus – kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak hari ini makin banyak dan juga mencemaskan. “Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Indonesia ini seperti fenomena gunung es, yang nampak sedikit hanya punya nya saja, padahal yang lainnya sangat banyak,” sebutnya.
Di Kota Padangpanjang ini sendiri, sebut Dian lebih lanjut, mulai dari bulan Januari – Juni 2019 sudah terjadi 17 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.
“Seperti perebutan hak asuh anak berjumlah 3 kasus, pelecehan seksual, 6 Kasus, Kenakalan Anak ada 6 Kasus, 2 diantaranya pencurian, Aborsi 1 Kasus, dan KDRT 1 kasus, itu semua sudah ada pengaduan di P2TP2A,” jelasnya seraya mengatakan barangkali masih ada kekerasan yangvterjadi namun belum dilaporkan.
Terkait workshop tersebut, Pemko Padangpanjang sangat mengapresiasi dan juga mengucapkan terimakasih pada pihak P2TP2A Limpapeh Rumah Nan Gadang Provinsi yang telah melaksanakan workshop pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kota Padangpanjang. “Diharapkan kegiatan ini menjadi momen penting dalam rangka pemenuhan hak – hak perempuan dan anak, serta juga upaya perlindungan terhadap perlindungan dan anak dari tindakan kekerasan,” ujanya. (rmd)