PESSEL, METRO -Ekspetasi pemilihan kepala daerah (Pilkada) bupati dan wakil Bupati Pesisir Selatan 2020 nampaknya mulai ramai menjadi pembicaraan di tengah – tengah masyarakat. Walaupun hanya melalui media facebook, tetapi hal tersebut cukup membuat pesta demokrasi Pilkada Pessel bisa jadi diperkirakan akan diikuti lebih dari dua pasang calon.
Banyaknya keinginan putra – putra terbaik Pesisir Selatan untuk ikut memberikan sumbangsih membangun Kabupaten Pesisir Selatan patut diapresiasi. Walaupun ada pernyataan pasti dari para bakal calon bupati dan wakil bupati akan maju pada pada Pilkada. Hal ini sedikitnya membuktikan jika kontestasi Pilkada di Pessel akan berjalan ketat dan patut menjadi perhatian.
Menurut Novrial Bahrun DT Suri Maharajo SH MKn, yang merupakan tokoh muda, datuk pemangku adat, tokoh masyarakat yang juga salah seorang politisi muda asal Pesisir Selatan. Novrial dalam kesempatan bincang-bincangnya dengan koran ini, Selasa (16/7 ) mengatakan, Pilkada adalah suatu event electoral yang dijamin konstitusi dalam menentukan kepemimpinan suatu daerah kabupaten dan kota 5 tahun ke depan.
Kata Novrial, masyarakat dapat menyalurkan hak konstitusinya dengan cara memilih salah satu kandidat yang telah ditetapkan KPUD Pessel akan daerahnya cukup luas, jumlah penduduk terbanyak ke 2 di Sumatera Barat, dengan letak geografis memanjang dari utara ke selatan, punya 15 kecamatan dan 182 nagari.
“Kita berharap ada terjadinya suksesi kepemimpinan melalui Pilkada yang aman, damai, jujur dan demokratis. Lahir kepemimpinan yang benar – benar milik warga Pesisir Selatan secara umum,” katanya.
Polisi muda itu menuturkan, hal lain perlu diperhartikan adalah tidak adanya pembagian dalam kotomi wilayah, utara, tengah dan selatan, karena sudah saatnya di Pilkada di Pessel 2020 ini tidak berbaur Sara, primodial, sentimen dan kedaerahan dihilangkan.
Dan, kita butuh bupati milik bersama yang mampu mensejahterakan masyarakatnya yang notabene punya pekerjaan berhubungan dengan perikanan dan perkebunan. “ Kita tidak butuh bupati yang penuh dengan pencitraan dan kamuflase,” ujarnya.
Kata Novrial berdasarkan hitung – hitung dan prediksi nya, walaupun belum ada peryantaan pasti dari bersangkutan seolah – olah masih ada rasa malu, namun potensi beberapa nama diperkirakan akan turun pada Pilkada Pessel. Yaitu Incumbent Hendrajoni, Dedi Rahmanto Putra, Pengusaha Erizal Tanjung, Birokrat Syafrizal Ucok dan Nazrizal Nazaruddin keduanya Kadis di Prov Sumbar. Dan yang paling spektakuler munculnya tokoh muda dari kaum milenial di pusat seperti Faldo Maldisi seorang aktivis, pengusaha, politisi PAN yang sering muncul di televisi. Juga beberapa nama lainya.
Namun, dari yang disebutnya tadi, berharap para Ketua – Ketua Parpol ada di Pessel seharusnya juga memberikan pendidikan politik kepada masyarakat pemilih agar juga ikut meramaikan bursa kandidat bupati tersebut. Seharusnya dari parpol2 tsb lahir kepemimpinan pesisir selatan. “ Atau para ketua parpol ini menunggu tawaran jadi wakil bupati saja dari incumbent…????,” tekuk Novrial.
Novrial berharap, banyak pasangan yang muncul karena menurut regulasi 20 persen kursi di DPRD Pessel yang bisa mengusung kandidat, berarti 5 pasang calon dari Parpol, tidak tertutup kemungkinan dari independen.
Lebih banyak kandidat yang muncul itu akan berdampak positif bagi iklim demokrasi di Pesisir Selatan, selain masyarakat disuguhi dengan banyak pilihan, dunia luar juga tahu akan potensi SDM Pessel. “ Kasihan dari 500 ribu lebih jumlah penduduk.masa ingin jadi bupati hanya incumbent saja….tokoh yang lain mana..? Ketua parpol.mana?,” ujar politisi Muda Pessel itu.
Selaku pemuda, selaku pemangku adat, selaku warga Pessel, ini momentum Pilkada harus dimaknai sebagai event demokrasi, bukan hanya sebagai even persaingan untuk mencapai kekuasaan. lebih jauh Novrial Bahrun berharap masyarakat bisa memilih pemimpin 5 th kedepan pemimpin benar – benar tahu akan sakitnya Pessel, shingga mereka tahu apa obat mujarab mengobati permasalahan di Pessel. Pilkada hanya moment temporer harus dijalani dengan demokrasi, jujur, santun, badunsanak tanpa money politik. Jangan kotori pilkada dengan money politik.
Karena sampai saat ini kandidat sedikit yang muncul karena dibayangi dengan permainan money politik, tidak punya duit 20 Milyar maka tidak bisa jadi bupati. Alangkah disayangkan, ketika jadi bupati menghabiskan 20 Milyar, maka 5 tahun kedepan yang bersangkutan berusaha mengembalikan uangnya berikut bunga dan keuntungannya. Maka Pessel akan tak pernah berubah. (rio)