PASAMAN, METRO – Pemerintah mengalokasikan anggaran senilai Rp19,04 miliar untuk 12.834 keluarga penerima manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) 2019 di Pasaman. Jumlah keluarga penerima manfaat PKH terbanyak di antaranya, Kecamatan Duokoto, Kecamatan Tigonagari, Kecamatan Lubuksikaping, Kecamatan Panti dan Kecamatan Bonjol.
“Hampir separuh dari anggaran PKH di Pasaman ini dialokasikan di kecamatan tersebut,” kata Kepala Bidang Bantuan Perlindungan dan Penanganan Fakir Miskin, Dinas Sosial Pasaman, Hendri Yanto.
Pada 2019 ini, ungkap Hendri, skema penyaluran bantuan PKH tersebut mengalami perubahan dan tidak lagi merata seperti biasanya. Melainkan sesuai beban atau kondisi masing-masing peserta program ini.
“Tergantung kepada komponen sekolah yang dibantu, meliputi SD, SMP dan SMA,” ujarnya.
Ia menjelaskan, bantuan tambahan juga tersedia bagi keluarga yang memiliki ibu hamil, anak sekolah, anggota lansia, dan penyandang disabilitas.
“Totalnya bisa mencapai Rp2,4 juta per tahun, dari bantuan reguler Rp500 ribu per-KPM pertahun,” katanya.
Perinciannya terang Hendri, yaitu bantuan ibu hamil Rp2,4 juta, anak balita Rp2,4 juta, siswa SD Rp900 ribu, murid SMP Rp1,5 juta, murid SMA Rp2 juta, warga berusia 60 tahun lebih Rp 2,4 juta, serta Rp 2,4 juta untuk disabilitas.
Hendri mengatakan, PKH ini merupakan investasi jangka panjang untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang tangguh. Hal itu juga sejalan dengan tujuan pemerintah yang mulai fokus untuk pengembangan SDM secara besar-besaran.
“Program ini juga bertujuan meningkatkan taraf hidup, mengurangi beban pengeluaran dan pendapatan keluarga tidak mampu. Berikutnya, menciptakan perubahan perilaku KPM. Juga, untuk mengurangi kemiskinan dan kesenjangan serta mengenalkan produk dan manfaat jasa keuangan kepada KPM,” kata Hendri.
Bupati Pasaman, Yusuf Lubis mengingatkan agar KPM menggunakan bantuan sosial PKH sesuai ketentuan, karena terdapat tiga prioritas penggunaan Program Keluarga Harapan ini. Yakni pendidikan anak, kesehatan-gizi anak dan peningkatan perekonomian keluarga.
“Manfaatkan dana PKH ini dengan sebaik-baiknya. Mengambil dana PKH itu harus diatur. Jangan sampai tergesa-gesa mengambil dan dipakai untuk hal-hal yang tidak bermanfaat,” harap Yusuf.
Yusuf juga mengatakan, bahwa KPM bantuan PKH telah membantu pengentasan kemiskinan di daerah itu, tentu diharapkan ke depan program ini dapat dilajutkan di masa mendatang.
“Dengan hadirnya PKH, ktidak ada lagi warga Pasaman yang menjerit karena kekurangan pangan. Dengan bantuan yang ada, secara tak langsung pemerintah pusat ikut membantu penguatan pangan secara merata di Pasaman,” tandasnya.
Meski demikian, Yusuf Lubis berharap, para penerima manfaat program keluarga harapan di daerah itu harus mulai bergerak menjadi keluarga yang mandiri. Sehingga tidak selamanya menjadi kelompok masyarakat yang selalu menerima bantuan dari pemerintah.
“Mereka harus memulai merintis usaha sesuai dengan kemampuan masing-masing. Yang bisa berdagang, harus mulai merintis usahanya. Yang memiliki keterampilan pun demikian. Pemerintah akan selalu memfasilitasi,” katanya. (cr6)