Selain berharap dukungan pemerintah pusat, Mahyeldi juga memandang pentingnya sinergitas antarkabupaten/kota untuk memaksimalkan potensi yang ada. Sehingga, nilai tukar nelayan di Sumbar dapat ditingkatkan lagi ke depannya.
“Untuk Nilai Tukar Petani (NTP) kita sudah di atas rata-rata nasional, itu termasuk di sektor pertanian, perikanan, dan termasuk juga kehutanan. Ini perlu kita dukung terus sehingga alokasi anggaran kita 10 persen untuk pertanian itu betul-betul berdampak positif,” ulasnya.
Sementara itu, Kepala BKHIT Sumbar Ibrahim mengatakan, ekspor ikan kerapu yang dilakukan hari ini merupakan kedua kalinya di tahun 2024, dan ekspor kali ini merupakan jumlah yang cukup besar. “Sebelumnya Sumbar juga telah melakukan ekspor ikan kerapu ini dengan nilai Rp2,4 miliar dengan tujuan juga ke Hongkong,” ujarnya. (fan)