PAYAKUMBUAH, METRO–Gamat merupakan salah satu jenis musik tradisional Minangkabau. Musik Gamat terdiri atas gabungan vokal dan instrumental, yang secara tradisional menggunakan biola, akordeon, gitar, gendang, dan bas sebagai instrumennya. Vokal berperan sebagai pembawa lagu yang liriknya berupa pantun-pantun Minangkabau yang bersifat kiasan.
Untuk terus meletarikan tradisi ini, UPTD Taman Budaya Sumbar melalui dana Pokok Pikiran Ketua DPRD Sumbar, Supardi, menggelar Lomba Menyanyi Lagu Gamad mulai 19 – 21 Agustus 2024.
Kepala UPTD Taman Budaya Sumbar Supriyadi mengatakan apresiasi musik gamad dilakukan dengan dua agenda besar yaitu Lomba Menyanyi Lagu Gamad dan memberikan Anugrah Musik Gamad yang telah ditetapkan melalui SK Gubernur.
“Lomba Menyanyi Lagu Gamad diikuti 22 peserta dan telah mulai dilakukan sejak Senin (19/8) pagi. Acara final direncanakan pada Selasa,” ungakap Supriyadi,
Sementara Anugrah Musik Gamad akan diberikan untuk beberapa kategori yaitu penulis lagu gamad, pengubah citra musik gamad, organisator musik gamad, penyanyi gamad, pelestari gamad, dan pencetus gamad.
“Untuk nama-nama peraih anugrah akan kita umumkan nanti,” ujarnya dalam pembukaan Apresiasi Musik Gamad.
Ketua DPRD Sumbar Supardi mengatakan anugrah musik gamad ini berangkat dari kegalauan seniman-seniman musik gamad. “Kegalauannya adalah musik gamad kalah dari gemerlap musik-musik lain,” ujarnya.
Tidak banyak yang menyukai seni gamad. Salah satunya terlihat dari mulai langkanya penyanyi-penyanyi gamad. Kelangkaan penyanyi ini tidak hanya terjadi di Payakumbuh sebagai salah satu pusat seni gamad, tapi juga terjadi di daerah-daerah lain.
Menurut Supardi, butuh dukungan agar warisan seni gamad ini tetap lestari. Ia mengatakan iven ini hanyalah sebagai pembuka jalan. Ia berharap seni gamad ini tetap menjadi warisan di masa depan.
Musik gamad, kata Supardi, perlu diwariskan. Sebab, ia tidak hanya musik, tapi juga membawa nilai-nilai luhur di dalamnya. Di setiap lagu gamad, ada nasehat-nasehat yang berguna untuk kehidupan. (*/hsb)