PARIAMAN, METRO–BPBD Kota Pariaman mengimbau warga serta wisatawan di Pariaman untuk meningkatkan kewaspadaan guna mengantisipasi dampak Lanina yang sedang menerjang Indonesia hingga Februari 2022. Kepala Pelaksana BPBD Kota Pariaman Azman mengatakan, warga dan wisatawan harus meningkatkan kewaspadaan dengan tidak mandi di pantai ketika cuaca buruk dan tidak memarkirkan kendaraan di bawah pohon agar tidak ditimpa ketika tumbang.
Ia meminta nelayan untuk melihat tanda yang dikeluarkan oleh pihak terkait sebelum melaut karena nantinya bisa terjebak badai ketika di tengah laut. “Di pantai kami akan melarang wisatawan berenang dan untuk nelayan ada bendera hijau dan merah untuk menginformasikan terkait cuaca,” katanya.
Ia menyampaikan, bencana alam di Pariaman didominasi oleh pohon tumbang akibat angin kencang sedangkan potensi bencana lainnya yaitu gempa dan tsunami. “Kalau banjir dulu ada tapi sekarang alhamdulillah sudah tidak ada. Sedangkan longsor, itu orang yang bekerja pada pembuatan bata,” ujarnya.
Kata Azman, Lanina adalah peristiwa meningkatnya pertumbuhan awan hujan di Indonesia. Fenomena ini akibat interaksi lautan dan atmosfer/udara yang mempengaruhi cuaca dan iklim dunia secara global.
BMKG pada 29 Oktober 2021 telah menggelar Rakornas mengajak semua pihak untuk menyiapkan rencana aksi dalam menghadapinya. BMKG menyebutkan lanina tidak sama setiap kejadiannya, lanina memiliki dampak yang beragam di setiap daerah dan waktu serta puncak lanina belum tentu bersamaan dengan puncak dampak kejadiannya.
Lanina di prediksi BMKG akan mengalami puncaknya sekitar bulan Januari dan Februari 2022. Peristiwa lanina dibagi menjadi tiga kategori yaitu lemah dengan nilai kecil dari minus 0,5 – 1, moderat minus 1-2 dan kuat nilai diatas minus 2. Sejak 2010 peristiwa lanina Moderat terjadi dua kali yaitu juni 2010 sampai dengan Februari 2011 dan September 2020 sampai dengan Januari 2021. (ozi)