PARIAMAN, METRO–Kepala Dinas Kesehatan Kota Pariaman Nazifah menyatakan angka kematian bayi dalam daerahnya hingga Januari sampai Juli 2021 telah mencapai 17 orang. “Jumlah kematian bayi sebanyak itu meningkat dari tahun sebelumnya atau selama 2020 yang berjumlah 14 orang,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Pariaman Nazifah di Pariaman, kemarin.
Dia saat ini sedang menyelidiki apakah ini akibat pandemi Covid-19 atau karena apa. Untuk itu katanya, pihaknya hari ini melaksanakan kegiatan untuk menindaklanjuti hal tersebut dan akan membuat klinik penanganan anak di setiap Puskesmas di Pariaman serta melaksanakan pelatihan untuk tenaga kesehatan di Puskesmas dan rumah sakit.
Ia pun menekankan kepada Puskesmas dan jajarannya termasuk bidan desa untuk lebih aktif memantau warga yang sedang hamil dan bayi karena banyak dari masyarakat yang tidak mengetahui ilmu kesehatan terutama merawat bayi. “Masyarakat tidak banyak tahu dengan kesehatan hanya tenaga kesehatan yang tahu, harapan masyarakat hanya kepada tenaga kesehatan,” katanya.
Ia berharap dengan upaya yang akan dilakukan tersebut dapat menekan angka kematian bayi di Pariaman.
Ia menyadari saat ini pandemi covid -19 sehingga bidan desa takut ke lapangan dan warga pun takut untuk membawa anaknya pergi berobat.
Untuk itu ia meminta warga untuk memeriksa kesehatan kandungan dan anaknya ke Puskesmas atau bidan desa terdekat agar tenaga kesehatan dapat mengetahui perkembangan kesehatannya sehingga dapat memberikan pertolongan dengan cepat.
“Jangan takut berobat, yang memeriksa kesehatan kandungan dan bayi adalah orang yang sesuai dengan ahlinya,” ujarnya.
Selain itu ia juga meminta bidan desa juga proaktif memantau kondisi kesehatan warganya terutama ibu hamil dan bayi di daerahnya.
Ia menyampaikan bidan desa merupakan ujung tombak kesehatan di daerah sehingga apabila warga merasa kurang sehat selalu konsultasi kepadanya. Pada kesempatan tersebut ia mengimbau seluruh lapisan masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan yang ketat dalam beraktivitas agar tidak terpapar Covid-19. (efa)