Pekatnya asap dan sudah membahayakan membuat sebagian murid SD 01 Sawahan, Kecamatan Padang Timur, memakai masker, Selasa (06/10/2015). Meski kabut sudah makin pekat dan banyak warga terserang ISPA, Pemko Padang belum melakukan langkah konkret untuk menyelamatkan warga, terutama anak-anak.
ALAI, METRO–Teror kabut asap masih menghantui warga Kota Padang. Kabut asap pekat tiba-tiba bisa saja menggantung di langit akibat penebangan hutan secara liar di hutan-hutan Pulau Sumatera. Imbasnya, sudah hampir satu bulan lebih, sekitar 850 ribu warga terkena imbas.
Semua mengeluh. Namun, sayangnya Pemko Padang masih terlihat ”adem ayem” menyikapi hal ini. Baru sekadar imbauan untuk mengurangi aktivitas di luar rumah, dan harus memakai masker.
Aktivitas atau kegiatan rutin lainnya seperti perkantoran, sekolah menjadi terganggu. Anak-anak sekolah juga sudah diminta memakai masker, karena dikhawatirkan bisa berdampak dengan gangguan kesehatan mereka. Meski sudah mengganggu, namun Pemko Padang dan juga Pemprov Sumbar belum melakukan tindakan apa-apa, selain imbauan serta membagi-bagikan masker kepada warga.
Meski teror kabut asap ini terjadi dari tahun ke tahun, pemerintah daerah sepertinya tidak punya daya untuk menangkal agar asap sisa pembakaran lahan milik provinsi tetangga. Hal ini bisa jadi disebabkan Padang, dan Sumbar hanyalah menjadi ”korban” kiriman asap dari provinsi tetangga.
Padahal, data yang didapat POSMETRO dari dua Puskesmas di Kota Padang, ada 231 orang yang terkena Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA). Meski demikian, Puskesmas belum memiliki tim khusus yang menangani penderita ISPA akibat ”teror” kabut asap.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan (DKK) Padang Eka Lusti mengatakan, sejak kabut asap melanda Padang, pada Agustus sudah terjadi lonjakan jumlah penderita ISPA. Menurut catatan DKK, pada Agustus jumlah penderita mencapai 6.500 orang. ”Pada September terjadi lonjakan sebanyak 1.700 orang sehingga di akhir September kemarin jumlah penderita ISPA mencapai 7.800 orang,” terangnya.
Eka mengimbau kepada seluruh warga untuk tetap menjaga kesehatan dengan menggunakan masker. Selain itu juga terus menjaga kondisi fisik dan ketahanan tubuh dengan mengkonsumsi buah-buahan dan sayur. ”Yang terpenting terus minum air putih secukupnya,” sebutnya.
Sementara itu, kepada POSMETRO, Selasa (6/10), dokter di Puskesmas Alai dr Lindawati, mengatakan dalam seminggu terakhir, jumlah warga yang berobat sudah mencapai 100 orang.
”Rata-rata setiap hari ada 15-20 pasien berobat. Keluhan mereka adalah sesak nafas, batuk, flu, dan tenggorokan gatal. Semua penyakit tersebut umumnya dipicu oleh kabut asap,” jelas dr Lindawati.
Terkait penanganan ISPA, setiap hari Puskesmas terus melaporkan perkembangan pasien ke Dinas Kesehatan Kota.
”Akan tetapi, untuk tim yang secara khusus untuk menangani ISPA, belum ada instruksi. Selanjutnya, untuk penanggulan kita memberikan penyuluhan kepada warga terkait bahaya asap ini. Warga diberikan masker dengan harapan bisa menekan warga yang terkena ISPA,” ucapnya.
Sementara itu, di Puskesmas Andalas, informasi dirangkum POSMETRO, semenjak 1 Oktober hingga 6 Oktober, sudah tercatat 131 orang yang terpapar ISPA. ”Sekitar 32 anak berumur di bawah lima tahun dan 99 orang berumur di atas lima tahun sudah terkena dampak asap ini,” ungkap salah seorang petugas Puskesmas Andalas, Selasa (6/10).
Terkait dengan tim khusus penanggulangan ispa di puskesmas tersebut. Petugas tersebut enggan berkomentar, karena itu adalah kewajiban pimpinan. Sewaktu ditemui, pimpinan Puskesmas Andalas ini enggan bertemu dengan POSMETRO. ”Data yang ada sudah diberikan, terkait dengan tim khusus penanggulangan ISPA silahkan tanya ke pimpinan. Kita hanya mengirim data ini setiap hari ke DKK,” pungkasnya.
Terpisah, anggota DPRD Padang Helmi Moesim, menegaskan bahwa DKK harus lebih pro aktif lagi menghadapi persoalan kabut asap. Politisi Partai Golkar ini menyayangkan belum ada tindakan reaksi cepat yang dilakukan Pemko dalam menanggulangi dampak kabut asap. Seperti membentuk tim khusus penanggulangan ISPA.
”Saat ini permasalahan kabut asap sudah menjadi permasalahan dunia, bukan hanya di Indonesia saja. Apalagi Kota Padang juga terkena paparan asap tersebut. Seharusnya, DKK telah mempersiapkan risiko buruk yang akan terjadi pada ratusan ribu warga Kota Padang,” tegas Helmi.
”Apa perlu harus ada banyak korban dahulu, baru Pemko bergerak memberikan bantuan. Kita tekankan agar Dinas Kesehatan mengoptimalkan puskesmas dalam memberikan pelayanan maksimal kepada penderita ispa,” tukasnya.
Sementara itu, Kalaksa BPBD-PK Kota Padang Dedi Henidal mengatakan bahwa pihaknya telah membagikan masker kepada masyarakat. Dedi berharap ahli kimia untuk segera menciptakan alat racun api yang bisa memadamkan titik api lokasi terbakarnya hutan. ”Ahli kimia agar menyatukan pemikiran menciptakan zat kimia yang dapat memadamkan api,” sebutnya.
Jarak Pandang makin Dekat
Sementara itu, kabut asap yang tiba-tiba saja bisa menyelimuti wilayah Kota Padang dengan kepekatan yang cukup membahayakan, membuat jarak pandang makin sempit. Hal ini menjadi warning bagi pengendara jalan raya, terutama ketika melintas di kawasan rawan kecelakaan.
Kemarin, Unit Lantas Polsek Lubukkilangan memberikan 300 masker kepada pengendara sepeda motor sebanyak 300 hingga 500 masker, di kawasan Pasar Raya Bandabuek, sekitar pukul 08.00 WIB. Pantauan POSMETRO, seluruh personel Polantas Polsek Luki dikerahkan untuk membagikan masker. Ketika dibagikan, pengendara ada yang ragu ragu, sebab menyangka razia dan ada juga yang meyelonong memintas di depan anggota. Meskipun begitu, anggota Polantas tetap ramah, sembari membagi-bagi masker.
”Saya sangat berharap polisi-polisi yang lainya juga melakukan hal sama membagikan masker kepada pengguna jalan. Karena disaat kondisi asap makin parah, warga butuh masker ketika beraktivitas di luar ruangan,” ujar Rindi (26), pengendara sepeda motor yang kebagian masker dari polisi.
Edwar (34) salah satu pengendara sepeda motor tidak menyangka bahwa ada pembagian masker apalagi pembagian masker tersebut di lakukan oleh pihak kepolisian yang kerjanya mengatur lalu lintas.
Terpisah, Kapolsek Luki Kompol Aswarman didampingi Kanit Lantas Iptu Syafar Koto mengatakan, pembagian masker ini ditujukan kepada warga, terutama bagi penguna jalan raya. ”Kami sudah membagikan masker sebanyak dua kali, karena kabut asap pada saat ini sudah mengkhwatirkan,” sebut kapolsek. (o)