“Anggaran maupun target pelaksanaannya, kita masih menunggu pemerintahan yang baru. Intinya kita berusaha memajukan moda transportasi di Sumbar,” ucapnya.
Sejauh ini di tahun 2025 anggaran di wilayah BTP fokus untuk keselamatan dan PSO. Sedangkan untuk reaktivasi masih mengusulkan kepada pemangku kebijakan.
“Sehingga di tahap awal ini masih kajian, BTP mengkhususkan studi kawasan reaktivasi berkolaborasi dengan Akademisi Unand untuk menilai sarana dan prasarana di jalur Lembah Anai,” ucapnya.
Renstra BTP Kelas II Padang selanjutnya, rencana peningkatan jalur KA dengan double track Padang-Kayu Tanam (Tahap I), jalur KA dengan double track Lubuk Alung-Sungai Limau (Tahap III).
Kemudian rencana penataan KA di kawasan Kota Padang Padang (tahap studi dan kajian infrastruktur). BTP Kelas II Padang mengharapkan pemerintah daerah dan seluruh masyarakat Sumbar turut mendukung rencana strategis ini. Termasuk mensosialisasikan penggunaan KA kepada masyarakat.
Kepala Divisi Regional II Sumatera Barat, Sofan Hidayat mengatakan pada tahun 2023 rata-rata okupansi penumpang KA di Pariaman Ekspres sudah melebihi target.
“Rata-rata okupansi penumpang KA di Pariaman Ekspres bahkan sudah 120 persen, di hari-hari tertentu ada permintaan yang tidak terpenuhi mencapai 50-150 penumpang,” kata dia.
Sedangkan untuk KA Minangkabau Ekspres dengan tujuan Bandara International Minangkabau (BIM) okupansi masih di angka 30 persen. Kemudian untuk KA Lembah Anai okupansi berada di angka 62 persen.
Ia juga memaparkan angka kecelakaan KA sejak 2020 hingga Mei 2024. “Pada 2020 ada 23 kasus kecelakaan, 2021 ada 31 kasus kecelakaan, 2022 ada 28 kasus kecelakaan, 2023 ada 42 kasus kecelakaan dan hingga Mei 2024 tercatat ada 15 kasus. (brm)