“Ini bukan menakuti, mungkin gempa dan tsunami terjadi pada zaman kita masih hidup. Bencana kejadian berulang pasti terjadi. Tinggal menunggu. Mudah-mudahan tidak terjadi di masa hidup kita,” harapnya.
Suharyanto juga menyampaikan, pada peringatan HKBN Tahun 2024 mengajak masyarakat yang tinggal di pinggiran pantai berdiskusi meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana gempa dan tsunami.
Sementara Menko PMK Muhadjir Effendy mengungkapkan, dari catatannya tahun 2023, Sumbar mengalami 555 bencana alam. Sementara, scara nasional terjadi 5.400 bencana di Indonesia. Berarti angka partisipasi bencana Sumbar sebesar 10,18 persen. “Artinya setiap satu setengah hari terjadi satu bencana. Kalau nasional, 15 kali bencana sehari. Karena itu Sumbar layak dinobatkan provinsi berbencana nasional nomor 2 setelah Jawa Barat (Jabar),” ungkapnya.
Dengan fenomena bencana yang sering terjadi di Sumbar ini, maka tidak ada pilihan lain bagi pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten kota, TNI dan Polri serta masyarakat, agar betul-betul menjadikan bencana ini perhatian yang sungguh-sungguh.
“Betapa bahayanya resiko bencana di Sumbar ini. Kehadiran kita semua hari ini adalah sebagai warning peringatan pada seluruh masyatakat Sumbar, untuk betul-betul melakukan pencegahan. Pengurangan resiko bencana harus menjadi program tidak hanya prioritas tapi super prioritas,” tegasnya.
Dengan menjadi super prioritas maka, seluruh kegiatan yang dilakukan pemerintah daerah harus ada pencegahan resiko bencananya. Mulai dari anggaran, kurikulum di sekolah, dan kegiatan pembudayaan kesadaran masyatakat. “Pemprov Sumbar harus mencanangkan tiada hari tanpa sadar bencana,” tegasnya.
Muhadjir juga mengingatkan pemerintah kabupaten kota, agar harus betul-betul mengenali tipe bencana di daerahnya. Tidak cukup memahami saja, tapi harus detail. Informasi dan datanya harus cukup. Termasuk keadaan geologi maupun geografis.
Sumbar menurutnya, termasuk provinsi di bawah lempengan bumi. Kalau terjadi gesekan serudukan antar lempeng, maka terjadi yang namanya megathrust. Dua lempengan di dalam dataran bumi bertubrukan timbulkan efek getaran gempa di atas 8 SR. Di permukaan lapisan bumi terjadinya bencana dahsyat. Di laut terjadi tsunami. “Informasi gempa bumi ini bukan menakuti, tetapi agar kita harus memiliki kewaspasdaan tinggi,” tegasnya.
Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah mengatakan, simulasi evakuasi gempa dan tsunami pada peringatan HKBN tahun 2024 ini bukan untuk menakut-nakuti. Tetapi untuk mengingatkan sebagian wilayah di Indonesia memiliki ancaman serius gempa dan tsunami dan bencana lainnya.
Mahyeldi mengakui, tidak pernah menduga 2009 terjadi gempa bumi di Sumbar. “Di saat kita masih bingung mencari informasi gempa di Aceh sebelumnya. Kota justru diberi cobaan gempa besar tahun 2009. Butuh 10 tahun untuk pulih. Semuanya berkat bimbingan pemerintah dan lembaga internasional. Ini membuktikan kita belum siap dan bingung harus memulai dari mana persiapan menghadapinya,” terangnya.
Mahyeldi juga mengungkapkan kondisi saat ini di tengah masyarakat Sumbar mulai lupa pernah mengalami bencana gempa yang memilukan hati. Edukasi bencana di sekolah tidak ada lagi, pengawasan bangunan juga mulai berkurang, latihan simulasi evakuasi juga jarang dilakukan. Tidak ada lagi rambu-rambu sebagi penunjuk lokasi evakuasi aman. “Inilah contoh yang agak mulai dilupakan. Bius bencana harus melekat di dalam pikiran masyarakat Sumbar secara massif. Agar kita siapsiaga menghadapi bencana. Gempa bumi dan tsunami ancaman serius,” tegasnya. (brm/fan)