SUDAH menjadi rahasia umum di Negeri ini bahwa bagi para pegawai, pekerja atau buruh yang mengabdi pada instansi Pemerintah maupun Swasta akan diberikan tunjangan diluar gaji atau upah rutin yang biasa mereka terima setiap waktu yang telah ditetapkan.
Tunjangan non gaji atau non upah itu bersifat tahunan dan akan diberikan berbarengan dengan peringatan hari raya keagamaan (biasanya Idul Fitri). Atau yang lebih populer dikenal dengan istilah Tunjangan Hari Raya alias THR.
Ya. Istilah THR menjadi sangat dikenal tidak saja di kalangan pegawai, pekerja atau buruh.Bahkan mereka yang belum memiliki pekerjaan atau penghasilan tetap pun sangat menginginkan dan merasa berhak mendapatkan THR, entah dari siapa saja atau dari mana saja sumbernya.
Pendek kata, THR telah menjadi obesesi dan mimpi pada sebagian masyarakat di negeri ini.Terlebih saat memasuki bulan Ramadhan. Rasanya tidak afdhal, kalau THR tidak masuk dalam kosa kata atau kamus agenda Ramadhan.
Karena mereka sudah terlanjur yakin, bahwa Ramadhan dengan Hari Raya Idul Fitri itu adalah satu paket. Dan THR pastinya harus dibayarkan pada masa menjalani bulan Ramadhan menjelang masuknya Hari Raya Idul Fitri tersebut. Dan pada akhirnya, bagi mereka yang benar-benar mendapatkan THR itu akan sangat bergembira.
Akan tetapi sebaliknya, mereka yang belum beruntung, sehingga tidak jadi mendapatkan THR, akan merasa sedih sekali. Sesungguhnya dan benar adanya, bahwa bulan Ramadhan telah disiapkan Allah Swt untuk hamba-Nya lengkap dengan segala fasilitas atau pemberian yang melebihi dan bahkan tidak bisa dibandingkan nilainya dengan “THR” yang disiapkan oleh manuisa.
Karena sejatinya, ada banyak sekali tunjangan, hadiah atau bonus dan penghargaan yang disediakan Allah Swt untuk para shaimin dan shaimat di bulan penuh Rahmat, Maghfirah dan Keberkahan itu.
Di antaranya ialah : Pertama. Shiyam atau imsak atau berpuasa. Rasulullah Saw bersabda yang artinya: “Barangsiapa berpuasa pada bulan Ramadhan dilandasi karena Iman kepada Allah Swt dan mengharapkan ganjaran pahala dari Allah Swt, maka Allah Swt akan mengampuni dosa-dosanya yang telah berlalu”. (Al-Hadits).
Hal ini bermakna bahwa ada hadiah dari Allah Swt bagi sekalian hamba-Nya yang melaksanakan shiyam dan amal shalih lainnya pada siang hari Ramadhan yaitu pengampunan atas dosa, kesalahan dan kekhilafannya di masa lalu.
Kedua. Qiyam atau tegak berdiri. Rasulullah Saw juga bersabda yang artinya: “Barangsiapa yang tegak mendirikan malam-malam Ramadhan (dengan Shalat Tarawih, Witir dan Ibadah lainnya) dilandasi iman kepada Allah SWT dan mengharapkan ganjaran pahala dari Allah Swt, maka Allah Swt akan mengampuni dosa-dosanya yang telah berlalu”. (Al-Hadits).