Hal ini juga mengandung makna, bahwa ada bonus dari Allah Swt bagi sekalian hamba-Nya yang menghidupkan malam-malam Ramadhan dengan aneka ragam Ibadah dan Taqarrub kepada Allah Swt berupa pengampunan dari dosa-dosa dan kesalahannya yang telah berlalu.
Ketiga, Alquran. Ramadhan sering juga dinamai dengan Syahrul Quran atau Bulan diturunkannya Alquran. Sebagaimana firman Allah Swt dalam Surat Al-Baqarah ayat 186 yang artinya : “Bulan Ramadhan yang didalamnya diturunkan Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan sebagai penjelas dari petunjuk itu dan sebagai pembeda (antara yang haq dengan yang bathil)”.
Kemudian Rasulullah Saw bersabda yang artinya ; “Bacalah Alquran, karena ia akan menjadi syafaat di hari akhir kelak bagi sahabatnya (yang senantiasa membacanya)” (Al-Hadits). Seterusnya Rasulullah Saw juga bersabda yang artinya ; “Barangsiapa yang membaca satu huruf Alquran maka ia akan mendapatkan satu kebaikan dan satu kebaikan itu akan dilipatgandakan menjadi sepuluh. Aku tidaklah mengatakan Alif Lam Mim itu satu huruf. Melainkan Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf”. (Al-Hadits).
Hal ini bermakna bahwa melalui perantaraan membaca Al-Qur’an, Allah Swt akan memberikan ganjaran berupa kebaikan yang berlipat ganda dari setiap huruf yang dibaca hamba-Nya dan juga di hari akhirat kelak, Al-Qu’an tersebut akan menjadi penolong dan pembela bagi hamba-Nya tersebut”.
Keempat. Lailatul Qadar. Allah Swt berfirman dalam Surat Al-Qadr ayat ketiga dan keempat yang artinya : “Lailatul Qadr (malam kemuliaan) itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu
turun para malaikat dan malaikat Jibril , dengan izin Rabb-nya untuk mengatur segala urusan”. Kita dianjurkan oleh Rasulullah Saw untuk “memburu” atau “mencari” malam Qadr sepanjang bulan Ramadhan, terutama pada sepuluh hari terakhir Ramadhan dengan cara memperbanyak Ibadah dan Taqarrub kepada Allah SWT. Karena bagi siapa saja yang atas izin Allah SWT dipertemukan dengan Lailatul Qadr, sedangkan dirinya tengah berasyik-masuk dalam penghambaan yang khusuk dan larut dalam taubat yang mendalam, niscaya hal itu lebih baik bagi dirinya dibandingkan dengan seribu bulan atau sekitar 83 tahun 4 bulan usia kehidupan manusia di bumi yang fana ini.
Maka menjadi sangat beralasan sekiranya pada momentum yang baik ini, setiap shaimin dan shaimat segera bergegas beralih fokus dan berlari menuju luasnya THR Ramadhan yang tersedia dan terbentang di sepanjang detik bulan Ramadhan yang masih tersisa.
Menata kembali niat agar semakin ikhlas dan kokoh serta menyempurnakan amal ibadah pada sepuluh hari terakhir Ramadhan. Agar satu per satu bonus, hadiah atau penghargaan dari Allah SWT itu dapat diraih dengan segenap daya upaya, pengorbanan dan kesungguhan yang optimal. Karena hakikatnya, bagi shaimin dan shaimat dan orang-orang yang melakukan amal shalih lainnya, Allah SWT telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.
Dan pada puncaknya, untuk orang-orang beriman yang melaksanakan amal ibadah puasa, Allah SWT akan mengangkat derajat mereka menjadi hamba yang Muttaqin. Dan hakikat dari ketaqwaan itu sendiri adalah kemenangan yang nyata. Wallahu a’lam bis shawab. (**)