“Terutama dalam Padang Bagoro, ketika membersihkan rumah nanti akan ada ditemukan sampah yang bisa dipilah. Maka dari itu, edukasi kepada seluruh masyarakat mengenai bank sampah ini harus kita gencarkan lagi. Kita usahakan satu RW, satu bank sampah,” ujarnya.
Selain mengoptimalkan Padang Bagoro, Hendri Septa juga menyebutkan pengolahan sampah di TPA Aia Dingin juga harus dicanangkan. Pemerintah pusat sebutnya, akan menghibahkan Refused Derived Fuel (RDF) pada Februari mendatang. “Edukasi harus terus dilakukan, terutama kepada siswa kita di sekolah. Kita ajak mereka, jadikan Padang Bagoro sebagai kurikulum,” ujarnya.
Membangun Budaya Bersih dari Rumah
Di sisi lain, wako mengakui, budaya hidup bersih memang harus dibangun sejak dini. Terutama di tengah masyarakat. Serta anak-anak yang akan menjadi generasi penerus. “Saya melihat di luar negeri, warganya tidak ada yang membuang sampah, sampah itu ada di rumah, bahkan saya tidak temukan tong sampah di ruang publik,” katanya.
Ia mengatakan, budaya hidup bersih di dalam diri warga luar negeri sudah dimulai sejak ratusan tahun lalu. Orangtua memberikan edukasi yang benar bagaimana mengelola sampah.
“Di luar negeri sana warganya tidak membuang sampah sembarangan, sampah disimpannya dalam tas atau jaket. Ketika sudah sampai di rumah kemudian dibuang dalam tong sampah, budaya ini yang harus kita tiru dan tanamkan,” jelasnya.
Hendri Septa berharap generasi muda membangun budaya hidup bersih sejak dini. Sehingga ke depannya, terbangun gaya hidup bersih yang telah tertanam di dalam diri masing-masing. (brm)