Deri Asta menyampaikan berbagai kegiatan dalam jambore tersebut memberikan pengelola geopark Sawahlunto relasi dan referensi yang sangat bagus untuk meningkatkan daya kelola dan daya manfaat geopark.
Menurut Deri Asta, geopark ini jika dikelola dengan baik maka salah satu outputnya nanti secara tidak langsung adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar. Hal ini dapat diperoleh dari kunjungan wisatawan, mahasiswa dan peneliti yang mempelajari geologi, serta potensi pemanfaatan dari pelestarian Sumber Daya Alam (SDA).
Wako mencontohkan, beberapa minggu lalu Universitas Teknologi Petronas Malaysia, Universitas Islam Riau (UIR) dan Universitas Padjajaran (Unpad) menjadikan Sawahlunto sebagai kampus lapangan geologi terintegrasi.
Untuk Jambore Geopark 2023 ini, bukan hanya diikuti Badan Pengelola Geopark se-Sumbar juga di ikuti oleh BP Geopark Merangin yang sudah berstatus UGGP, kalangan akademisi/mahasiswa dari STTIND Padang dan UNP. “Ada 77 mahasiswa dan 10 dosen pembimbing dari Universitas Teknologi Petronas Malaysia, UIR dan Unpad yang kuliah lapangan mempelajari aspek geologi pada geopark Sawahlunto,” ujar wako.
Kepala Dinas Pariwisata Sumbar Luhur Budianda mengatakan, ada 10 Kabupaten/Kota pengelola geopark di Sumbar yang mengikuti jambore, yaitu Sawahlunto, Sijunjung, Tanah Datar, Bukittinggi, Solok Selatan, Agam, Pasaman Barat, Solok dan Dharmasraya. Untuk jumlah peserta mencapai lebih dari 200 orang. Kegiatan jambore yakni, bimbingan teknis, lomba cerdas tangkas, tracking/jelajah ke geosite. (pin)