JAKARTA, METRO –Aksi unjuk rasa puluhan ribu honorer kategori dua (K2) di depan Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (10/2), gagal mendesak Presiden Joko Widodo mengeluarkan diskresi pengangkatan mereka menjadi CPNS. Bahkan, meski diwarnai isak tangis para demonstrans, delegasi honorer yang dipimpin Syahrial asal Sumut, tidak berhasil menjumpai Jokowi.
Aksi dimulai pagi hari, dengan titik kumpul di sisi selatan silang Monas Jakarta. Mendapat dukungan sejumlah anggota DPR yang dimotori politikus PDIP Arteria Dahlan, dan juga beberapa anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), massa berarak mendekati Istana.
Mereka membawa poster-poster berisi kalimat tuntutan. Orasi bergantian disampaikan para pentolan honorer K2 yang datang dari berbagai daerah, termasuk dari wilayah Sumut.
Sementara, delegasi yang tergabung dalam Tim 9, dipersilakan masuk ke istana. Sayangnya, tiga jam lamanya tim yang dipimpin Syahrial asal Sumut itu belum juga ditemui Jokowi, yang dikabarkan agenda kegiatannya cukup padat.
Tim negosiasi ini menolak tawaran akan ditemui Mensesneg Pratikno. Kecewa, tim 9 ini keluar meninggalkan Istana. “Tiga jam kami tadi nunggu di dalam, suruh nunggu-nunggu terus. Katanya habis istirahat break makan, break salat. Mana? Nggak ada Pak Jokowinya. Bohong itu,” ungkap Syahrial.
Syahrial menegaskan, pihaknya hanya mau menemui Jokowi, bukan yang lain. “Ya pokoknya kami nggak mau diwakilkan dengan siapapun, kami hanya mau Pak Jokowi. Kami ke sini jauh-jauh untuk menemui Pak Jokowi, bukan yang lain,” tandas guru honorer itu.
Kabar kegagalan Tim 9 menemui Jokowi menyebar ke massa. Suasana mulai agak tegang. Aparat kepolisian menambah mobil watercanon. Tapi suasana berubah mengharukan tatkala orator membacakan surat terbuka untuk Presiden Joko Widodo.
Diiringi lagu Syukur yang dinyanyikan seluruh honorer serta kumandang takbir serta sholawat, surat berisi permohonan honorer K2 mampu menggugah perasaan massa. Massa terisak, menangis di tengah rintik hujan di ibukota kemarin siang. “Kami mohon Presiden Jokowi membuka mata hatinya. Angkatlah kami jadi CPNS,” ujar orator dalam aksi demo nasional, Rabu (10/2).
Orator menambahkan, honorer K2 adalah anak bangsa yang butuh perhatian Presiden Jokowi. “Kami hanya butuh pengakuan atas pengabdian kami. Kami mengabdi puluhan tahun, tolong Pak Presiden buka hatimu,” serunya.
Honorer K2, lanjutnya, masih menaruh harapan kepada Presiden Jokowi. Honorer K2 percaya Presiden masih punya hati.? Suasana agak panas ketika politikus PDIP Arteria Dahlan diberi kesempatan berorasi. Anggota Komisi II DPR yang sejak awal getol mendesak pemerintah mengangkat honorer K2 menjadi CPNS itu bicara dengan blak-blakan. Sambil berdiri, mantan pengacara itu mengingatkan Jokowi agar tidak memandang remeh aksi massa honorer K2. “?Hati-hati Pak Jokowi. Jangan remehkan honorer K2, Anda bisa terjungkal,” teriaknya.
Dia menambahkan, seluruh fraksi di DPR RI akan mengganjal program Presiden Jokowi dan ?MenPAN-RB Yuddy Chrisnandi bila tuntutan honorer K2 tidak dipenuhi. “Saya tidak main-main Pak Jokowi. Saya pastikan seluruh anggota DPR RI akan memihak honorer K2, karena anggota dewan juga dikejar-kejar honorer K2,” tegasnya.
Kepada honorer K2, Arteria meminta harus tetap kompak dan merapatkan barisan sebelum Jokowi mengeluarkan kebijakan. “Mari kita tetap bertahan di sini, jangan pulang sebelum ada hasil. Ingat untuk ke sini butuh dana besar, jangan sampai pengorbanan ini sia-sia,” ucapnya.
Hingga menjelang petang, massa masih belum beranjak pergi. Belum ada tanda-tanda Presiden Jokowi menemui mereka. Omelan dan teriakan kekecewaan bersaut-sautan. (jpnn)