Iqbal mengatakan, suplai listrik dari PLN akan sangat membantu operasional pabriknya. Sebelumnya, pabrik ini menyediakan solar 10.000 sampai dengan 20.000 liter setiap bulannya untuk penggunaan pembangkit mandiri. ‘’Biaya yang dibutuhkan maksimal Rp.380 Juta. Belum termasuk biaya perawatan dan operasional lainnya. Setelah dikalkulasikan, jika beralih ke PLN akan jauh efisien. Efisiensi hingga 60%,’’ ungkapnya kemudian.
Selain itu, ungkap Iqbal, dengan beralih ke listrik PLN, pabriknya tidak perlu berulang kali melakukan pembelian solar. Suplai listrik sepenuhnya dapat dikelola oleh PLN.
Sementara itu Abdul Azis, Manager PLN UP3 Solok mengatakan, PLN selalu siap mendukung pelaku industri dengan layanan listrik cukup dan andal sebagai implementasi customer focused PLN. Selain itu, layanan ini menjadi sumbangsih PLN untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
‘’Semoga bisnis crusher di ranah minang kembali maju dan besar, menyerap lebih banyak tenaga kerja, dan memajukan ekonomi Sumatera Barat,’’ katanya kemudian.(hsb/rel)