Wakil Gubernur Sumatera Barat (Wagub Sumbar) Audy Joinaldy bertindak sebagai inspektur upacara bendera yang digelar di Pulau Sanding, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Senin (21/2). Upacara bendera tersebut, menandai kesepakatan menjadikan pulau tidak berpenghuni tersebut, menjadi daerah paling selatan wilayah Provinsi Sumbar. Audy hadir di pulau tersebut melalui event bertajuk “Ekspedisi Sanding Island”. Pada momentum upacara bendera tersebut, nama Pulau Sanding juga dikembalikan menjadi Beriloga Sabeu. Artinya Sandiang Gadang. Nama ini diberikan oleh masyarakat Kepulauan Mentawai.
Pulau Sanding menjadi bagian daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai berbatasan dengan Provinsi Bengkulu, setelah ditetapkan oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Penetapan Pulau Sanding sebagai batas wilayah Sumbar berdasarkan Berita Acara Kesepakatan Penyusunan Review Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil di Wilayah Perbatasan Provinsi Sumatera Barat dengan Provinsi Bengkulu Nomor 523/1312-DKP.3/V/2017 tanggal 3 Mei 2017.
Kemudian, berdasarkan Gazeter Nasional Tahun 2020 dinyatakan, pulau ini milik Provinsi Sumbar dan milik Kabupaten Kepulauan Mentawai. “Pulau Sanding menjadi batas wilayah Provinsi Sumbar dengan Bengkulu dan menjadi daerah paling Selatan dari Provinsi Sumbar,” kata Audy.
Sebelumnya, selama ini batas laut antara Provinsi Sumbar dengan Bengkulu masih samar. Dengan adanya penetapan dari Menteri Dalam Negeri (Mendagri), maka daerah ini menimbulkan hak dan kewajiban bagi Provinsi Sumbar. Pulau Sanding memiliki keindahan alam yang menawan. Pulau itu hanya didatangi penduduk secara berkala untuk berladang.”Boleh dikatakan pulau itu perawan,” ujarnya.
Potensi paling besar di pulau tersebut adalah pariwisata. Karena dengan pasir putih yang landai, sangat menarik bagi wisatawan. Selain itu, juga menyajikan ombak yang besar yang biasanya diburu oleh wisatawan luar negeri. Hanya saja untuk mengembangkannya dibutuhkan akses dan ekspos yang banyak. Sedangkan yang lebih penting adalah ekspos masih kurang. “Untuk itu saat ini kita mengajak sejumlah media, influencer agar dapat meningkatkan ekspos Pulau Sanding agar dikenal banyak orang,” katanya.
Dicontohkannya, Labuhan Bajo dulunya tidak banyak yang tahu. Bahkan, sangat asing dengan didengar wisatawan. Karena ekspos besar-besaran oleh pemerintah pusat. Saat itu dipopulerkan Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), kini Labuhan Bajo sangat populer bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. “Semoga dengan ekspos kawan-kawan nantinya Pulau Sanding bisa populer dan dikenal banyak orang,” katanya.
Khusus untuk akses, menurutnya pulau tersebut tidak terlalu jauh dari Pagai Selatan, atau Pelabuhan Sikakap. Ditempuh dalam waktu tiga jam dengan kapal kecepatan 22 knot. Sedangkan dengan jetski hanya sekitar satu jam. “Aksesnya tidak terlalu jauh, saya langsung naik jetski dari Pagai Selatan, sebentar saya sudah sampai,” katanya.
Disebutkannya, untuk meningkatkan pariwisata di Kepulauan Mentawai, Pemprov Sumbar terus mendorong pembangunan infrastruktur transportasi di daerah ini.
Salah satunya menuntaskan pembangunan Bandara Rokot. Saat ini Bandara Rokot sedang proses pembangunan perpanjangan landasan pacu. Tahun ini mendapat anggaran dari pemerintah pusat sekitar Rp300 miliar.
Kepala Biro Pemerintahan Setdaprov Sumbar, Doni Rahmat Samulo mengatakan, pemancangan tapal batas yang ditandai dengan upacara bendera di Beriloga Sabeu menjadi momentum yang sangat penting. Ekspedisi Sanding Island tersebut mengusung enam tujuan utama. Yakni penegasan pulau paling Selatan Sumbar. Mengubah peruntukan zona ruang laut di sekitar kawasan Beriloga dari semula menjadi nelayan perikanan tangkap menjadi pariwisata.
Kemudian, persiapan perencanaan pembangunan dermaga di Teluk Sinanak, ada muatan mitigasi bencana. Kegiatan itu juga menjadi momentum untuk mengekspos potensi wisata di Pagai Selatan yang eksotik. “Ada kita juga menggalakan olahraga air sebagai sport touris,”sebutnya.
Bupati Kepulauan Mentawai, Yudas Sabagalet menyambut baik Ekspedisi Sanding Island tersebut. Menurutnya untuk pengembangan pariwisata di Kepulauan Mentawai membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, terutama Pemprov Sumbar.”Kita sudah lihat. Masyarakat sangat mendukung. Alamnya semua orang sudah tahu. Kami butuh dukungan, agar pariwisata di Mentawai berkembang,”ujarnya.
Audy Joinaldy yang memimpin upacara bendera di bibir pantai Pulau Sanding, langsung menandai penetapan batas wilayah Sumbar. Di sana juga dibangun tugu hijau sebagai tapal batas dengan tiang bendera.
Upacara berlangsung khidmat meski di bawah terik matahari. Diikuti oleh sejumlah masyarakat, ASN Pemkab Kepulauan Mentawai. Juga hadir sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemprov Sumbar. Yakni, Diskominfo Sumbar, BPBD Sumbar, Satpol PP Sumbar, Biro Pemerintahan, Biro Pengadaan Barang dan Jasa, Biro Administrasi Pembangunan dan Dispora Sumbar.
Selai itu juga hadir influencer. Ada 11 influencer yang diboyong. Mereka ada udario-id, @Upik Isil, @buset-ajo, @gentakiswara, @fikafionoraa, @ninaanjelinaa, @annaaicho, @yaya-m2m, @nismuuu, @saniayuva. Selain itu juga tim dari Trans TV. (**)