Pergantian tahun baru 2022 jadi momentum bagi Ustadz Jenderal DR. Zulkifli AR, SIK, MH, CH, CNPM, CHRMP, CTPSP, yang biasa dipanggil UJE, melakukan Safari Dakwah, sejak Jumat hingga Minggu (7-9/1) di beberapa masjid di Kota Padang dan Kota Solok. Safari Dakwah mengangkat topik “Tulislah Bukumu dengan Baik.” Di mana, menulis buku catatan kehidupan masing–masing selama di dunia ini dengan baik, merupakan proses hijrah (perubahan) yang harus dilakukan di tengah tantangan globalisasi hari ini.
Ustadz Jenderal yang masih aktif sebagai seorang polisi di Mabes Polri, juga seorang dosen, widyaiswara utama, penulis buku, motivator, trainner dan konsultan hukum, selalu mengangkat tema khutbahnya mengingatkan kita (umat) akan datangnya hari akhir, kematian, pertanggungjawaban di akhirat dan dahsyatnya azab kubur.
Dalam khutbahnya UJE mengutip Firman Allah dalam Qs.Yasin ayat 12, “ Sungguh, Kamilah yang menghidupkan orang-orang yang mati, dan Kamilah yang mencatat apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka (tinggalkan). Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab yang jelas (Lauh Mahfuzh)”.
Saat ini ada banyak ancaman yang dihadapi Umat Islam. Tantangan eksternal yaitu VUCA. Volatility, sesuatu kondisi yang berubah cepat, Uncertainty sesuatu yang sulit diprediksi, Complexity kehidupan hari ini yang begitu kompleks serta Ambiguity, serba ragu-ragu.
Juga saat ini terdapat sekularisme, liberalisme, komunisme, terorisme, LGBT, sex bebas dan narkoba. Tantangan hari ini yaitu “Disrupsi Era 4.0”, sebuah lompatan teknologi yang jika tidak diwaspadai dapat merusak tatanan segala aspek kehidupan.
Disrupsi 4.0 lompat teknologi dari sisi positif sangat menguntungkan. Tetapi dari sisi negatifnya juga jadi ancaman bagi umat.
Kenapa harus berubah? Dan kita harus menulis buku catatan itu dengan baik? Dalam QS.Al-Jasiyah Ayat 28, pada hari itu engkau akan melihat setiap umat itu akan berlutut, akan dipanggil untuk melihat dan membaca buku catatan amalnya. Yang pada hari itu Allah berikan balasan atas apa yang kamu kerjakan.
Ada banyak pertanyaan yang harus kita jawab, Pertama, visi misi Allah SWT menciptakan kita, sehingga kita hidup dan kita hadir di dunia, tidak lain untuk ibadah kepada Allah. Wamaa khaqtul jinna wal insan illa liyak buduun. (QS Az Zaiyat 56).
Kedua, masih ada perjalanan panjang yang harus dijalani. Sebagaimana HR. Timidzi, di mana perjalanan saat ini kita baru melalui etape ke 3 dari alam roh, alam kandungan dan saat ini kita di alam dunia. Masih ada 10 etape perjalanan lagi yang kita akan hadapi. Yaitu alam kematian, kehancuran alam semesta, hari kebangkitan, Padang Mahsyar, syafaat, hisab, penyerahan catatan amal, mizan, telaga al haud, sirathal mustaqim dan finishnya neraka atau surga.
Ketiga, dunia ini senda gurau, permainan yang melalaikan dan kesenangan yang menipu. Sebagaimana tegas dijelaskan dalam Qs Al Hadid ayat 20. Bahwa kita semua ada batas waktunya (kematian) yang akan mendatangi setiap manusia dan ia tidak dapat dimundurkan maupun untuk dimajukan (Qs,Al -A’raf ayat 34).
Keempat, kita semua akan dihisab dan diminta pertanggungjawaban oleh Allah, tanpa melihat status, pangkat, jabatan, kekuasaan, kekayaan karena semua itu akan ditinggalkan. Di mana pada hari itu dinampakan segala rahasia, maka sekali-kali tidak ada bagi manusia itu suatu kekuatanpun dan tidak (pula) seorang penolong, (QS AT Tariq ayat 9-10).
Jadilah mukmin yang beruntung, jangan pernah pulang dengan tangan kosong. UJE juga menyampaikan jika ada yang ada yang beruntung tentu ada yang rugi (bangkrut). Siapa yang merugi? yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini. Sedangkan mereka menyangka berbuat sebaik-baiknya (Qs, Al-Kahf ayat 104).
Mereka itu orang-orang yang telah kufur terhadap ayat -ayat tuhan mereka dan (kufur terhadap) perjumpaan dengan Dia, maka hapuslah amalan-amalan mereka,dan kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat (QS. AL Kahfi ayat 105).
Demikianlah balasan mereka itu neraka jahanam, karena kekafiran mereka dan karena mereka menjadikan ayat -ayat-Ku dan rasul-rasul-Ku sebagai bahan olok -olok (Qs Al-Al -Kahf ayat 106).
Maka jadilah orang yang beruntung. Di mana beruntung bukan dalam konteks jual beli atau perniagaan. Tetapi mendapatkan kemenangan dan kunci Jannah-nya Allah. Siapa mereka? Yaitu orang yang berat timbangan (kebaikan) nya, maka mereka itulah orang-orang yang dapat keberuntung (Qs Al – Mu ‘minun ayat 102), dan orang – orang yang selalu dituntun serta diberi petunjuk oleh Allah, “Ulaaika allaa hudammirrabbihim waulaa ika humul muflihuun.’
Maka menulis buku itu dengan baik sebuah implementasi persiapan menghadap dan pulang kepada sang pencipta alam semesta. Sebagaimana QS Al Hasyr ayat 18, “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan”.
Safari Dakwah UJE dimulai dari Masjid Nurul Ikhsan Pangambiran, Masjid Darul Muttaqin Siteba, Masjid Al Hakim Padang, Masjid Besar Syura Pandan, Masjid Al Furqan Pasar Raya, Masjid Agung Al Muhsinin Solok, dan Khatib Jumat Masjid Al Hakim Pantai Padang.
Ketua Pengurus Masjid Besar Syura Pandan, Edi Kopi mengatakan, ceramah Ustadz UJE luar biasa. Seorang Jenderal mengajak berhijrah dari yang buruk kepada yang baik. Kalau ada 100 jenderal seperti ini, pasti Islam makin kuat. “Beliau menuntun kita mempersiapkan diri kelak nanti,” ungkapnya.
Ketua Baznas Kota Solok, Zaini mengatakan, di Masjid Agung Al Al Muhsinin, ceramah disampaikan seorang polisi yang aktif berdakwah. Dakwahnya menyentuh sekali. “Terutama tentang ibadah kepada Allah dan persiapan amal kita. Terima kasih kepada Ustadz Jenderal yang jauh–jauh datang dari Bandung memberikan ilmu kepada kita. Mudah–mudahan bermanfaat untuk dunia dan akhirat,” harapnya.
Pengurus Masjid Nurul Ikhsan Pangambiran, Muhammad Arif mengatakan, yang disampaikan Ustadz Zulkifli AR tentang hijrah sangat bermanfaat. Karena kehidupan dunia dengan waktu yang sedikit ini menentukan kehidupan yang panjang di akhirat nanti. “Maka kita bergerak ke arah perubahan untuk meningkatkan diri kepada Allah,” ajaknya.
Salah satu Jamaah Masjid Al Hakim, Wahyu Iramana Putra menyebutkan, yang disampaikan Ustazd Zulkifli AR luar biasa. Siapkan catatan untuk bisa memperbaiki, kesempatan untuk taubat, minta ampun kepada Allah masih ada kesempatan. “Jangan tunggu sampai kita meninggal. Kalau kita sudah meninggal kesempatan untuk memperbaiki catatan tidak bisa. Semoga kita lebih baik lagi, bisa memperbaiki diri untuk persiapan akhirat nanti,” ajaknya.(**)