SUATU kenyataan yang terjadi di tengah – tengah warga Kota Solok dua pekan belakangan ini cukup membuat banyak pihak terhenyak. Betapa tidak, dalam fase membiasakan hidup baru yang menuntut kesadaran dari warga sendiri untuk menerapkan pola hidup sehat diterapkan, kabar yang sebetulnya tidak diinginkan pun datang dari posko penanggulangan Covid 19 Kota Solok. Kabar terjadinya lonjakan warga yang terkonfirmasi positif terpapar virus corona, seakan terus menjadi “bom waktu” yang akan terus menjadi momok menakutkan bagi warga. Lonjakan warga yang masuk dalam daftar pasien terkonfirmasi positif terpapar virus corona di Kota Solok memang terjadi cukup signifikan.
Hingga hari kemarin, setidaknya angka menunjukan 49 warga Kota Solok yang terkonfirmasi positif terpapar virus corona sepertinya jauh dari perkiraan. Dan lonjakan itu terjadi dua pekan belakangan setelah sejumlah pagawai menjalani swab test. “Namun apa yang terjadi saat ini tergantung bagaimana kita menyikapinya. Setidaknya kondisi yang tengah dihadapi sekarang ini seakan mengisyaratkan pesan bahwa virus itu ada dan kita dituntut sadar dan selalu waspada,” seruan Wali Kota Solok, Zul Elfian bersama Wakil Wali Kota Solok, Reinier yang seakan tidak ingin warganya larut dalam situasi yang terjadi saat ini.
Kabar melonjaknya warga di Kota Solok yang terkonfirmasi positif terpapar virus corona selain bersifat sitasonal, bertambahnya angka ini juga setelah dilakukannya pool test terhadap sejumlah unit kerja dilingkungan pemerintah. “ Pahit memang, tapi kenyataan ini mesti kita sikapi dengan positif karena kehidupan tidak berhenti dengan kondisi ini. Malah kehidupan terus berjalan dan harus dilanjutkan demi meraih kehidupan yang lebih baik meski di masa -masa pendemi yang terus membayangi,” tambah Zul Elfian memotivasi warga untuk terus bangkit.
Suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri, bahwa pandemi virus corona telah banyak membawa dampak dalam berbagai sektor kehidupan masyarakat. Salah satunya sektor pariwisata dan kegiatan keagamaan di Kota Solok. Tidak perlu mengurung diri dengan kondisi yang ada, akan tetapi disiplin membiasakan diri dengan pola kehidupan baru dengan mengacu kepada protokol kesehatan yang ada. Seakan menjadi pesan yang harus ditanamkan dalam setiap individu, tentu dengan kesadaran yang datang dari diri sendiri. Semenjak sejumlah lokasi wisata kembali di buka untuk umum dan rumah ibadah kembali menjalani aktivitas keagamaan secara normal di Kota Solok tentu dengan penerapan protokol kesehatan, disiplin diri dan kesadaran dari semua pihak menjadi kunci.
Dalam hal ini, peran pemerintah bersama instansi terkait seperti disampaikan Sekretaris Daerah Kota Solok, Syaiful Rustam telah membuat berbagai kebijakan sebagai norma – norma dengan harapan menjadi pedoman bagi masyarakat dalam menjalankan berbagai aktifitas. Dan itu juga berlaku dalam aktifitas masyarakat ketika berwisata serta aktifitas keagamaan di rumah ibadah di Kota Solok.
Semenjak penerapan pola kehidupan baru di masa pandemi virus corona, Pemko Solok tidak berlepas tangan begitu saja. Kebijakan sebagai penyeimbang menyongsong pola hidup baru yang diterapkan di tengah – tengah masyarakat tetap diberlakukan dalam bingkai protokol kesehatan.
Dalam tala laksana aktivitas masyarakat dalam beribadah, misalnya, Pemko Solok telah mengeluarkan Surat Edaran Wako Solok No. 360/22/GTSCOV-19/SLK/V-2020 tanggal 30 Mai 2020 tentang pelaksanaan sholat jum’at dan sholat jamaah di masjid dan musholla dengan 17 item. Dan atas kondisi kekinian yang terjadi di Kota Solok terkait bertambahnya warga yang terkonfirmasi positif terpapar virus corona, Pemko Solok akan mempertegas kembali penerapan protokol kesehatan sesuai Surat Wali Kota Solok tersebut.
Dari data yang pada Bagian Kesra Sekretariat Pemko Solok, setidaknya ada 60 masjid dan 76 mushalla yang tersebar di Kota Solok. Dan seluruh rumah ibadah yang ada di Kota Solok itu menurut Kabag Kesra, Happy Dharmawan, semuanya telah beraktifitas secara normal semenjak diberlakukannya kebijakan pola kehidupan baru di Kota Solok.
Dalam melaksanakan aktifitas ibadah di tempat ibadah, lanjutnya mutlak berlaku protokol kesehatan yang sudah ditentukan. Bahkan di Kota Solok diperkuat dengan 17 item anjuran yang dikeluarkan melalui surat edaran Wali Kota Solok terkait tata melaksanakan ibadah sholat berjamaah.
Dalam pelaksanaanya, Pemko Solok juga membentuk Satgas di tingkat kelurahan untuk langkah pengawasan. Dan diakui Happy Dharmawan, sejauh ini prilaku masyarakat yang hendak melaksanakan ibadah di tempat tempat ibadah masih berjalan dalam koridor yang diharapkan. “ Semua tergantung pada kesadaran masyarakat. Karena perubahan tergantung kepada kesadaran bersama,” tambah Syaiful Rustam didampingi Happy Dharmawan.
Penerapan protokol kesehatan juga berlaku bagi masyarakat yang hendak berkunjung ke tempat tempat wisata yang ada di Kota Solok. Seperti terlihat di kawasan Agrowisata Batu Patah Payo yang belakangan menjadi magnet baru pariwisata Kota Solok. Sedikit mengulas, objek wisata dengan kombinasi kebun bunga dengan pemandangan yang sangat indah di nilai mampu menarik kunjungan masyarakat dari berbagai daerah. Sejak resmi dibuka kembali pasca Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Kawasan Agrowisata Batu Patah Payo, Kota Solok, Sumatra Barat kian ramai dikunjungi masyarakat.
Di objek wisata Batu Patah, para pengunjung bisa melihat langsung budidaya bunga Krisan dan kebun bunga beragam jenis. Dari titik tertinggi di kota Solok ini, pengunjung juga bisa melihat langsung hamparan danau Singkarak di bagian utara dan kawasan pemukiman kota Solok di sebelah timur.
Menurut pengelola Agrowisata Batu Patah Payo, Zulkifli Ishaq, memang saat ini kawasan tersebut masih dalam tahap pengembangan. Menurutnya, memang pada dasarnya, kawasan Batu Patah Payo sangat menonjolkan budidaya bunga krisan. Saat ini di areal 1,5 hektar tersebut, baru ada dua green house untuk budidaya dan masih sangat kurang untuk memenuhi permintaan pengunjung.
Namun selama pandemi virus corona, pemberlakuan protokoler kesehatan bagi pengunjung juga mutlak diterapkan. Kebijakan Pemko Solok membatasi jumlah pengunjung agar tidak terjadi kerumunan di satu titik lokasi objek wisata juga diberlakukan oleh pengelola tempat wisata. Wajib memakai masker serta tetap menjaga jarak juga diberlakukan bagi pengunjung. Berbagai spanduk himbauan juga ikut mewarnai sejumlah lokasi objek wisata di Kota Solok. “Akan tetapi, semua kembali terpulang kepada individu masing masing kita. Disiplin diri serta mau menerima kebiasaan baru akan sangat membantu dalam menghadapi pandemi virus corona,” ujar Reinier. (*)