Bupati Padangpariaman Suhatri Bur menyatakan selama masa pandemi Covid-19 pelaksanaan imunisasi rutin tidak dapat berjalan optimal. “Kita perlu melakukan langkah-langkah strategis sejalan dengan program nasional, melalui penguatan imunisasi rutin dan pemberian imunisasi tambahan pada bulan Mei sampai Juni 2022 mendatang,” kata Bupati Padangpariaman Suhatri Bur, kemarin Kata Suhatri Bur saat launching gebyar Pekan Imunisasi Dunia (PID) dan Bulan Imunisasi Anak Nasional ( BIAN ) tingkat Kabupaten Padangpariaman tahun 2022, Ia mengajak seluruh pihak turut mensukseskan gebyar PID dan BIAN khusunya di Kabupaten Padangpariaman.
Dikatakan, kegiatan ini merupakan momentum dalam meningkatkan kembali kesadaran , untuk melakukan tindakan kolektif dari seluruh unsur masyarakat dan swasta terutama dalam meningkatkan cakupan imunisasi dan sebagai perlindungan bagi semua kelompok umur. “Dengan demikian dapat mencapai eradikasi dan eliminasi penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi,” ujarnya.
Suhatri Bur menyambut baik i’tikat Pemprov. Sumbar dalam memfasilitasi penyampaian data stunting pada pihak terkait. Sehingga intervensi stunting secara pendekatan sensitif dapat dilaksanakan. Untuk itu, Bupati juga menginstruksikan kepada jajarannya, untuk segera menindaklanjuti data stunting tersebut. “Atas nama Pemerintah Daerah, Saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada Gubernur Sumbar. Atas perhatian yang begitu besar terhadap pemerintah Kabupaten Padangpariaman, khususnya bidang kesehatan,” ujarnya.
Kemudian Suhatri Bur mengatakan pelaksanaan pekan imunisasi dunia tahun 2022 ini, merupakan momentum yang tepat dan strategis dalam meningkatkan kembali kesadaran semua masyarakat untuk melakukan tindakan kolektif dari seluruh unsur masyarakat dan swasta. Terutama dalam meningkatkan cakupan imunisasi dan sebagai perlindungan bagi semua kelompok umur. “Sehingga mencapai eradikasi dan eliminasi penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi,” ungkapnya.
Apalagi katanay, selama dua tahun terakhir dilanda pandemi Covid-19. Pelaksanaan imunisasi rutin tidak dapat berjalan optimal. Sehingga, terjadi penurunan cakupan imunisasi rutin yang cukup signifikan dan mulai timbul Kejadian Luar Biasa (KLB) Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) di beberapa daerah.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatra Barat dr. Lila Yanwar mengatakan Indonesia telah berkomitmen, untuk mencapai eliminasi campak dan rubella/Congenital Rubella Syndrome (CSR) pada tahun 2023, juga diharapkan, dapat mempertahankan status bebas polio dan mewujudkan dunia bebas polio pada tahun 2026.
“Demi mewujudkan komitmen tersebut, perlu dioptimalkan peran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah dan instansi terkait. Sehingga ikut serta dan mendukung pelaksanaan bulan imunisasi anak nasional yang akan kita laksanakan bulan depan. Begitu juga dengan besarnya dampak yang ditimbulkan akibat kejadian luar biasa penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, menjadikan kegiatan ini sangat penting untuk dilaksanakan,” ungkapnya.
Lebih jauh dikatakan, percepatan penurunan stunting di Kabupaten Padangpariaman, jelasnya, dalam penanganan stunting secara sensitif, banyak institusi atau OPD yang dapat berkontribusi. Seperti pengadaan pangan untuk anak stunting melalui dinas pangan provinsi, bisa dialokasikan untuk Kabupaten Padangpariaman. Namun pemberian bantuan tersebut harus tepat sasaran, harus by name by address. “Saya menghimbau kepada Kabupaten/Kota, agar menyampaikan data stunting secara optimal melalui aplikasi eletronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat ( e-PPGB ). Aplikasi tersebut, dapat informasi status keluarga dan penyebab stunting. Untuk pemberian bantuan pangan, tentunya diutamakan terhadap anak stunting yang ekonomi keluarga mengalami kesulitan memenuhi kebutuhan pangan,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Padangpariaman dr. Aspinuddin mengatakan selama pandemi covid-19 terjadi di Kabupaten Padangpariaman, terjadi penurunan cakupan imunisasi yang signifikan, sehingga PD3I menjadi meningkat. “Sekaitan dengan itu, penguatan imunisasi rutin dan pemberian imunisasi tambahan akan dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juni 2022 dengan memberikan imunisasi campak – rubela pada anak usia 9 bulan sampai usia 15 tahun dan melakukan Imunisasi kejar (Catch-Up) bagi anak balita yang belum lengkap imunisasi rutinnya,” ujar Aspinuddin mengakhir. (efa)