Gubernur Sumbar Mahyeldi meminta seluruh pihak terkait, dapat menemukan solusi dari permasalahan dalam penyelenggaraan Angkutan Lebaran tahun ini. Mahyeldi meminta agar persoalan kemacetan, kerusakan jalan dan antisipasi penumpukan pengunjung di objek wisata dapat ditemukan solusinya.
Khusus infrastruktur jalan, Mahyeldi meminta agar pada H-5 Idul Fitri 1443 H, jalan yang rusak di Sumbar agar dapat diperbaiki. “Ada hal yang sikapi untuk antisipasi kepadatan jalur darat pada Lebaran tahun ini. Pertama kurangi jalan yang rusak. H-5 jalan-jalan sudah dipastikan lebih baik,” harap Mahyeldi, saat membuka rapat koordinasi persiapan penyelenggaraan angkutan Lebaran tahun 2022/1443 H di Padang, Selasa (19/4).
Mahyeldi juga mengingatkan agar arus kemacetan juga perlu diantisipasi. Diprediksi ada 1,8 juta Perantau Minang yang akan pulang kampung ke Sumbar pada Lebaran tahun ini.
Dari jumlah tersebut jika mereka pulang bersama keluarga, maka jumlahnya mencapai dua juta. Jumlah ini hampir setengah jumlah penduduk Sumbar saat ini.
Dengan jumlah tersebut, berarti ada 500 ribu penambahan mobil di jalan raya. Sementara, jalan tidak ada yang bertambah di daerah ini. Karena itu agar kemacetan yang timbul nanti, dapat diatur dengan baik.
Termasuk lokasi parkir yang terbatas. Akan banyak mobil parkir di pinggir jalan. Apalagi di jalan-jalan kampung yang kecil dan pemilik rumah parkir mobil di pinggir jalan. Ini juga perlu diatur, agar tidak menimbulkan kemacetan.
Mahyeldi juga meminta agar rambu-rambu penunjuk arah perlu diperbanyak, agar dapat memberikan informasi bagi perantau yang ingin pulang ke Sumbar dan ingin berkunjung ke objek wisata. Dengan besarnya jumlah perantau yang mudik ke kampung halaman, maka perlu diantisipasi terjadinya peningkatan angka kecelakaan.
Salah satunya dengan mengoperasikan puskesmas dan RS pada saat mudik Lebaran. “Puskesmas diharapkan beroperasi dan tetap melakukan pelayanan menghadapi mudik Lebaran ini,” harapnya.
Hal lain yang perlu disikapi menurut Mahyeldi, tidak ada pemalakan di tempat wisata. Termasuk juga pemuda yang memalak petugas yang memperbaiki jalan dengan menggunakan senjata tajam.
Mahyeldi juga meminta agar jangan ada yang berdiri di tengah jalan minta sumbangan untuk masjid. “Jalan ya untuk jalan. Karena yang menggunakan jalan ya pengguna kendaraan dengan seizin kepolisian. Karena itu jangan ada yang minta sumbangan di jalan,” tegasnya.
Khusus di objek wisata, agar jangan terjadi penumpukan di objek wisata, sehingga pengunjung lebih teratur dan tidak terjadi penyebaran Covid-19. “Dengan adanya desa wisata yang jumlahnya 300 desa wisata, maka kita berharap pengunjung tidak menumpuk pada satu titik objek wisata,” harapnya.
Berikutnya, juga diharapkan petugas parkir jangan sampai main pakuak. “Ini harus bisa ditekan. Juga pengamanan di objek wisata. Harus ada rambu-rambu tempat bermain di objek wisata. Libatkan BPBD, Basarnas dan adanya posko lebaran dari kepolisian,” ujarnya.
Sementara, khusus transportasi di laut, masyarakat dan wisatawan yang berkunjung ke pulau akan sangat ramai pada Lebaran nanti. Tapi kenyataannya, keselamatan kapal yang mengangkut pengunjung ke objek wisata pulau belum terjamin. “Kita butuh safety body yang menjamin keselamatan penumpang. Pengawasan kapal- kapal ini diperlu dilaksanakan. Diharapkan kita dapat mewujudkan zero accident,” tegasnya.
Termasuk antisipasi potensi cuaca. Seperti potensi hujan. Mahyeldi meminta, perlu dipetakan antisipasi banjir dan longsor. Dipastikan ada alat berat yang standby untuk penanggulangan longsor.
Khusus jalur udara, hingga saat ini, tiket penumpang pesawat sudah full hingga H-10. Padahal, hari jelang hari H Idul Fitri masih panjang. Tidak tertutup kemungkinan Mahyeldi berharap akan ada ekstra flight nantinya.
Tidak hanya melalui jalur udara dan darat. Perantau Minang juga akan masuk ke Sumbar lewat jalur laut, melalui kapal dari Jakarta, Kepulauan Mentawai dan Nias. Karena itu perlu juga dipersiapkan armadanya dengan fasilitas lengkap untuk keselamatan penumpang. Dengan harga tiket murah, perantau yang pulang kampung melalui jalur laut juga akan membludak.
Sementara, Kepada Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Sumbar, Heri Nofiardi mengatakan, rapat kordinasi bertujuan untuk mengantisipasi dan menyiapkan langkah-langkah dan kebijakan terhadap masalah yang akan mungkin terjadi, pada penyelenggaraan Angkutan Lebaran tahun ini.
Rapat koordinasi dihadiri, Dirlantas Polda Sumbar, PT Jasa Raharja, PT Angkasa Pura II Cabang BIM, PT KAI Divre II Provinsi Sumbar, Kepala Otban, TNI, Dinas Perhubungan Kabupaten Kota, Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Wilayah Sumatera Bagian Barat, Satkamla, Balai Jalan Nasional Wilayah III, Dinas Bina Marga Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumbar, Dinas Pariwisata Sumbar dan stakeholder lainnya.
Dalam antisipasinya, Heri mengungkapkan pada H-7 dan H+7, ada pelaksanaan dan monitoring angkutan Lebaran, ketersediaan dan kelancaran angkutan Lebaran tahun 2022/1443 H. Juga dilaksanakan penyiagaan kendaraan derek di lokasi rawan kecelakaan dan monitoring angkutan Lebaran serta pendirian Posko Pelayanan Lalu Lintas.
Dirlantas Polda Sumbar, Kombes Pol Hilman Wijaya, S.Ik mengatakan, pihaknya sudah membuat mapping dan cara bertindak untuk menghadapi permasalahan penyelenggaraan Angkutan Lebaran nanti. “Mappingnya sudah kita siapkan. Ini rapat awal, berikutnya rapat tingkat sektoral,” terangnya.
Hilman juga menambahkan, pemetaan sudah berjalan. Maka selanjutnya ada solusi jalan keluar. Jumlah personil yang disiagakan untuk pengamanan mudik juga sudah dikonsepkan, tapi jumlahnya belum final. “Khusus lokasi pasar tumpah yang menimbulkan kemacetan, juga ditempatkan personil dan dirikan posko pengamanan,” ujar Hilman. (**)