PAYAKUMBUH, METRO–Keberadaan pamflet berlambang palu arit saat pawai alegoris, Selasa (18/8) jadi sorotan ratusan netizen. Beragam komentar muncul setelah seorang pengguna Facebook dengan akun Muhammad Shiddieq memposting foto arak-arakan rombongan pawai yang membawa pamflet lambang Partai Komunis Indonesia (PKI).
Selain mengunggah foto, Shiddieq juga memberikan penjelasan detail dalam postingannya. “Selasa, 18 Agustus 2015 Pemerintah Kota Payakumbuh merayakan HUT kemerdekaan RI ke 70. Pemandangan yang aneh dan mengejutkan terlihat jelas pada saat pawai, dimana ada peserta pawai yang membawa logo Palu Arit alias lambang Komunis.Alasan ditampilkannya lambang palu arit tersebut karena di antara tema yang diangkat panitia pada saat pawai kemerdekaan adalah partai peserta pemilu tahun 1955.
Bagi sebagian pengunjung mungkin tidak ada masalah karena ini adalah peristiwa sejarah Indonesia yang pernah terjadi pada masa lalu. Namun sebaliknya, tidak sedikit diantara mata yang melihat menyayangkan logo palu Arit atau lambang PKI tersebut dimunculkan kembali pada saat peringatan Indonesia merdeka.
Lagi pula secara nasional persoalan PKI ini sedang menjadi issu nasional yang sedang panas. Tanpa meremehkan sejarah Indonesia masa lalu, menampilkan logo PKI pada saat HUT kemerdekaan RI adalah sesuatu yang kita sayangkan. Semoga kejadian ini dapat menjadi bahan renungan dan pelajaran bagi pemerintah dan rakyat Indonesia,” tulis Shiddieq.
Tulisan ini langsung mendapat respon puluhan orang. Status Shiddieq dalam waktu cepat juga menyebar. Pada umumnya, orang-orang yang berkomentar merasa terkejut dan meminta agar TNI turun tangan untuk melakukan identifikasi soal motif ditampilkannya lambang palu arit itu. “Ini tak boleh dibiarkan. Panitianya mesti bertanggungjawab. Pak TNI tolong diusut,” ungkap Roni P, saat melihat postingan foto ini.
Menanggapi keriuhan ini, Kabag Humas Pemko Payakumbuh Jon Kenedi menyebut bahwa adanya beberapa poster bertuliskan lambang PKI dalam rombongan pawai eligoris 18 Agustus 2015 beberapa hari lalu tidak ada tendensi politiknya.
Menurutnya, itu murni karena tema yang diperoleh untuk diperagakan oleh anggota pawai SMPN I Payakumbuh terkait suksesi partai politik yang ikut pemilu pada 1955 lalu. Maka, saat itu ada partai besar seperti NU, Masyumi, dan salah satunya PKI.
“Jadi tidak ada tendensi apa-apa termasuk politik. Setelah pawai itu kita langsung mengumpulkan pelaksana pawai itu dihadiri Polisi, TNI, Kesbangpol dan Humas. Jadi memang SMPN I sudah dua tahun dalam pawai aligoris dapat tema yang sama dari panitia. Sehingga atribut-atribut yang dibawa dalam pawai itu tidak berubah dengan atribut pada pawai tahun lalu karena temanya sama,” jelas Jon.
Disampaikannya, setelah dilakukan rapat pada malam itu diberikan pengertian kepada peserta dan anggota yang ikut rapat jika hal serupa tidak akan terulang kembali dimasa-masa mendatang. “Kita sudah sepakati ke depan tidak boleh diulangi lagi,” kata Jon. (ben/us)
Komentar