Soal Penganiayaan Remaja Perempuan yang Viral, Polisi Upayakan Jalur Damai karena di Bawah Umur

PADANG, METRO
Pascaviralnya video video penganiayaan seorang remaja perempuan oleh sekelompok remaja lainnya di media sosial Facebook, Polsek Padang Selatan mempertemukan korban dengan terlapor untuk mediasi di Mapolsek, Kamis (2/7). Pertemuan itu dilakukan untuk mediasi karena terlapor berstatus anak di bawah umur.

Selain para remaja yang terlibat dalam kasus yang viral di media sosial itu, pertemuan juga dihadiri keluarga dari kedua belah pihak. Penyidik pun masih meminta keterangan dari keseluruhan remaja yang ada di dalam video tersebut. Jika mediasi tak membuahkan hasil, maka kasus itu akan dilanjutkan sesuai dengan prosedur hukum peradilan anak.

Kapolsek Padang Selatan AKP Ridwan mengatakan, pihaknya melakukan pemanggilan terhadap empat orang yang ada dalam video tersebut. Empat orang remaja itu masing-masing berinisial A, yang dalam peristiwa penganiayaan itu merupakan terlapor. Kemudian remaja berinisial ID yang menjemput korban dan IH berstatus sebagai saksi serta BG merupakan korban.

“Hari ini kita mulai melakukan pemeriksaan. Korban termasuk terduga pelaku dan perekam video ditanyai secara bergantian. Selanjutnya kita akan mengupayakan damai dengan cara mediasi antara keluarga korban dan keluarga pelaku serta unsur lainnya,” kata AKP Ridwan.

AKP Ridwan menjelaskan, jika memang upaya ini gagal, akan dilanjutkan dengan menempuh jalur hukum atau peradilan pidana sesuai prosedur hukum yang berlaku dengan undang-undang nomor 11 tahun 2012 tentang peradilan anak. Jadi, proses hukumnya akan berbeda dengan pada pelaku yang sudah dewasa.

“Untuk proses awal, kita dari penyidik akan mencoba melakukan dengan mempertemukan pihak-pihak yang berselih melalui pelanta mediasi. Kalau memang tidak bisa berdamai dan tetap memilih jalur hukum, tentu akan kita lanjutkan proses hukumnya,” ujar AKP Ridwan.

Ditambahkan AKP Ridwan, video aksi penganiayaan bisa beredar diketahui disebarkan oleh salah satu saksi. Namun video bisa tersebar dari sementara hasil pemeriksaan atas suruhan terlapor berinisial A tadi video disebar.

“Hasil pemeriksaan, kasus penganiayaan ini terjadi karena permasalahan salin ejek di media sosial, antara korban dan terlapor hingga saksi juga merupakan teman. Semua masih pelajar, (kecuali) terlapor berinisial A yang baru tamat sekolah, tapi tidak melanjutkan,” katanya.

Sementara itu, walaupun pihak kepolisian mengusahakan usaha damai terhadap korban dan terlapor, pihak keluarga korban berkata lain dan meminta kasus ini tetap berlanjut di ranah hukum.

Salah seorang kakak korban, Afrizal (24) mengatakan, atas kejadian itu adiknya mengalami trauma meskipun luka yang dialami tidak sampai harus dirawat di rumah sakit. “Kami sudah melaporkan. Kasus tetap lanjut proses hukumnya. Ya sebagai ganti pelajaran bagi pelaku. Walaupun ditahan tiga bulan atau lebih, setidaknya ada efek jera bagi pelaku,”ujar Afrizal.

Afrizal menyebutkan, kondisi adik bungsunya itu masih belum stabil. Sebab, seluruh badan adiknya terasa sakit pascapenganiayaan tersebut. Ia pun telah beberapa kali diurut.

“Kondisinya masih trauma meskipun tidak sampai dirawat. Itu luka gores ada di muka, lengan tangan, badannya juga sakit-sakitan,” ujarnya.

Korban berinisial BG ini berusia 15 tahun, saat ini kelas 8 di bangku sekolah menengah pertama. Sementara yang menjadi pelaku penganiayaan, menurut Afrizal telah putus sekolah. Ia mengakui adiknya telah dipanggil untuk dimintai keterangan.

“Pokoknya kami tetap kasus ini berlanjut, tidak semudah itu damai. Ini sudah tersebar luas, sudah ke publik larinya. Didamaikan nanti, kan enggak enak,” tuturnya.

Nurani Perempuan Sayangkan Kejadian itu
Dihubungi terpisah Plt Direktur Nurani Perempuan Women’s Crisis Center, Rahmi Merry Yenti yang biasa menangani kasus kekeras terhadap perempuan dan anak, menyayangkan hal tersebut terjadi. Pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Perlindungan Perempuan dan Anak Kota Padang untuk turut melakukan pendampingan karena bagaimanapun peristiwa itu terjadi dengan latar belakang yang belum jelas.

“Kita berharap akan ada satu solusi bagi korban maupun pelaku dalam hal nantinya pemulihan pisikologi karena hal ini diharapkan terjadi untuk terakhir kalinya,” ujar Merry.

Selain itu Nurani Perempuan berharap dan berencana menyurati pihak terkait dalam hal ini Kominfo agar membantu menghapus video-video yang telah tersebar luas karena selain tidak pantas ditonton tentu akan memberikan efek buruk.

“Bagi seluruh pihak yang sudah terlanjur mempublish, kami berharap video itu dihapus karena banyak efek buruknya ketimpang sisi positifnya. Semoga kita sama-sama bisa bijaksana dalam menyikapi persoalan ini,” ujarnya.

Merry meminta apabila kasus ini tetap diproses, pihak kepolisian harus mencarikan pekerjaan sosial yang berasal dari dinas sosial. Hingga para anak ini mendapat pemulihan dari psikolog.

“Yang kita takutkan nanti di dalam dirinya tindakan itu merupakan hal biasa, kan kita tidak tahu latar belakang keluarga mereka. Bisa saja mereka memang latar belakang dari anak-anak yang hidup melihat kekerasan di keluarga. Tentu harus dikaji lebih dalam, jadi tidak hanya proses hukum yang akan dijalani, tapi dia harus mendapatkan rehabilitasi,” tuturnya.

Seperti diketahui, ada tiga video dalam aksi penganiayaan yang viral. Video tersebut dibagikan oleh akun Facebook bernama @Chang May Konter Uniang. Dari salah satu video yang berdurasi 30 detik, tampak korban yang sepertinya masih remaja mengenakan baju belang-belang mendapatkan aksi kekerasan yang juga dilakukan seorang perempuan.

Rambut korban dijambak dengan seorang perempuan yang mengenakan baju berwarna merah. Tak hanya itu, korban juga beberapa kali mendapat pukulan tepat di kepala bagian belakang.

Meskipun korban telah bersujud karena dihimpit remaja yang melakukan penganiaya, namun aksi pemukulan terus terjadi.

Bahkan, salah seorang perempuan lainnya berbaju hitam sempat memegangi korban.

Namun dari rekaman video, si perekam meminta rekannya yang memegangi untuk menjauhi korban dan membiarkan perempuan berbaju merah melakukan aksi pemukulan.

Sementara di video selanjutnya, yang merekam sempat menyorot wajah korban. Serta memperlihatkan beberapa luka goresan akibat aksi kekerasan yang dialami korban. Luka goresan itu terdapat di bagian lengan tangan kanan dan kiri korban. (r)

Exit mobile version