Berita Kerusuhan Wamena Dinilai tak Berimbang, Yorrys: Lebih Banyak Warga Asli Tewas

JAKARTA, METRO – Ketua Kaukus Parlemen Papua (Provinsi Papua dan Papua Barat) Yorrys Raweyai menyesalkan pemberitaan sejumlah media yang tidak berimbang dalam memberitakan kerusuhan yang terjadi di Wamena, Jayawijaya, Papua, pada 23 September 2019 lalu. Terutama terkait dengan pemberitaan korban kerusuhan Wamena.
“Lebih banyak penduduk asli yang jadi korban kerusuhan di banding dengan warga pendatang. Fakta tersebut yang tidak diungkap oleh media,” kata Yorrys, didampingi sejumlah Anggota Kakukus Parlemen Papua, di Media Center DPR RI, Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (25/10).
Ketua Komite II Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) itu menjelaskan, ada 118 warga Wamena yang merenggang nyawa. Demikian juga di kantong-kantong pengungsian, menurut suami dari salah seorang cucu Buya Hamka itu, lebih banyak warga Wamena.
Senator Indonesia asal Provinsi Papua itu menjelaskan, bahwa pelaku kerusuhan itu sesungguhnya turun dari bukit-bukit dan melakukan tindak kekerasan di Kota Wamena. “Masalahnya, kemana aparatur keamanan saat itu?,” tanya Yorrys.
Di acara yang sama, Anggota DPR RI dari Papua Komarudin Watubun menambahkan Papua itu terlihat tenang, tapi tidak aman. Persoalan Papua lanjutnya, teringkar dari perjanjian bernegara dan itu tidak pernah terselesaikan dari waktu ke waktu.
“Kita ingin ada di antara Presiden punya catatan emas dalam sejarah penyelesaian Papua. Yang terjadi hari ini dari Presiden ke Presiden cuma menghalau asap, tapi tidak memadamkan api,” kata Komarudin.
Ditegaskannya, penyelesaian berbagai masalah di Papua itu harus menyeluruh. Karena dari dulu tidak pernah ada penyelesaian masalah hingga jadi menumpuk.
“Kami sangat berharap, Pak Jokowi punya niat hati baik untuk Papua, tapi jika 10 tahun Jokowi tidak juga menyentuh masalah pokok Papua, itu juga saya sesalkan,” pungkasnya. (fas)

Exit mobile version