Ramadhan Melatih Kesabaran Menghadapi Keadaan Publik

Bagindo Yohanes Wempi (Ketua PII Kota Padang)

OLEH: Bagindo Yohanes Wempi (Ketua PII Kota Padang)

KEUTAMAAN Ra­madhan di antaranya sabar. Ada Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Imam Muslim dari Hadits Abu Qotadah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi SAW ber­sabda yang artinya: “Puasa bulan kesaba­ran dan puasa tiga hari di setiap bulan adalah puasa sepanjang tahun”.

Puasa Ramadhan adalah anugerah yang besar ketika seorang hamba sabar yang di­ber­kahi, karena umat akan memetik sekian banyak faedah yang besar jika umat benar-benar meman­faatkan bulan yang agung ini untuk beribadah kepada Allah dengan sebaik-baiknya.

Di antara faedah yang besar itu adalah diraihnya amalan kesabaran, baik dalam melakukan ketaatan kepada Allah, menjauhi kemaksiatan maupun dida­lam menghadapi takdir Allah yang terasa berat dira­sa oleh seorang hamba.

Kesabaran itu sudah dihadapkan ketika ummat mengikuti keputusan Pe­merintah bahwa tanggal 1 Maret 2025 dimulai menja­lankan ibadah puasa per­tama. Sabar juga perlu diha­dapi pada semua kea­daan. Sesungguhnya kesa­baran adalah asas yang terbesar bagi setiap akhlak yang in­dah dan bagi upaya meng­hindari akhlak yang hina.

Dan sabar itu adalah menahan diri dari perkara yang tidak disukai oleh hawa nafsu dan menyelisihi seleranya, dalam rangka meraih ridho Allah dan pahalanya dibulan yang suci ini. Sesungguhnya bulan Ramadhan adalah sarana pendidikan (tarbi­yah) yang agung dan ba­ngunan (keimanan) yang tinggi, yang para hamba selalu bisa mengambil da­rinya banyak ibroh dan pelajaran bermanfaat yang mendidik jiwa dan meluruskannya pada bulan Ramadhan ini dan di sisa umurnya.

Salah satu pelajaran besar yang diambil oleh orang-orang yang ber­pua­sa di bulan yang suci ini dan musim yang diberkahi ini adalah membiasakan diri dan membawanya ke­pada kesabaran.

Maka oleh karena itu, terdapat dalam beberapa Hadits bahwa Nabi yang sangat penyayang mensi­fati bulan Ramadhan de­ngan “bulan kesabaran”. Kapanpun seorang hamba melatih diri untuk sabar dan mempersiapkan diri untuk tahan di dalam me­rasakan berat dan sulitnya kehidupan ini dengan ber­sungguh-sungguh dan ber­juang untuk me­nyem­pur­nakan sikap-sikap ter­sebut, maka akibatnya adalah keberuntungan dan ke­suksesan.

Dan tidaklah seseo­rang bersungguh-sungguh dalam mencari sesuatu dan diiringi dengan kesa­baran melainkan ia akan membawa kemenangan, namun orang yang ber­sungguh-sungguh seperti ini jumlahnya sedikit.

Harapan tentu dengan kesabaran yang dilatih, maka seluruh umat Islam Indonesia bisa memahami setiap kasus apapun yang muncul di publik Indonesia saat ini. Salah satunya ke­sabaran umat Islam Indonesia itu sudah ditipu oleh oknum-oknum di Per­tamina dengan menjadikan Pertalex dioplos menjadi Pertamax.

Walaupun kasus ko­rupsi ini terbesar dalam sejarah Indonesia, kita tetap sabar meresponnya, namun tetap berdoa agar yang korupsi tersebut ce­pat diadili dengan hukum mati. Begitulah kondisi pub­lik Indonesia hari ini. (*)

 

Exit mobile version