[ADINSERTER AMP]

LPG 3 Kg Langka, Anggota Komisi XII DPR RI Minta Pemerintah Segera Turun Tangan

ILUSTRASI— Pedagang LPG 3 kg.

JAKARTA, METRO–Anggota Komisi XII DPR RI Nevi Zuairina meng­kritisi kelangkaan LPG 3 kg yang terjadi di berbagai wilayah Jakarta dalam beberapa minggu terakhir. Ia menegaskan, fenomena ini bukan sekadar ketidakseimbangan pasokan, tetapi mencerminkan kele­mahan dalam sistem distribusi dan kebijakan subsidi energi yang perlu segera diperbaiki.

Menurutnya, kelangkaan LPG 3 kg sangat berdampak pada masyarakat ke­cil, terutama rumah tangga berpenghasilan rendah dan pelaku usaha mikro yang menggantungkan aktivitas sehari-hari pada gas bersubsidi.

“Kesulitan men­dapatkan LPG membuat mereka harus mencari alternatif yang lebih mahal, sehingga beban eko­nomi semakin berat,” kata Nevi kepada wartawan, Minggu (2/2).

Ia menekankan, Pemerintah tidak bisa sekadar membantah adanya kelangkaan, tetapi harus segera mengambil langkah konkret untuk mengatasi permasalahan ini. Menurutnya, salah satu penyebab utama kelangkaan adalah penetapan kuota LPG bersubsidi pada 2025 yang lebih rendah dibandingkan realisasi pe­nya­luran pada tahun sebelumnya.

Pada 2024, lanjut Nevi, distribusi LPG 3 kg mencapai 414.134 metrik ton, sementara kuota tahun ini hanya sebesar 407.555 me­trik ton. Pemerintah memang mengklaim adanya ke­naikan kuota dalam APBN 2025 sebesar 8,17 juta metrik ton atau naik 2,1 persen dibanding tahun lalu, namun angka ini tetap lebih kecil dibandingkan realisasi tahun sebelumnya.

“Dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan kebutuhan energi yang terus meningkat, kebijakan ini berisiko memperburuk kelangkaan di banyak daerah,” tegas Legislator asal Sumbar II ini.

Selain kuota yang terbatas, kata Nevi, sistem distribusi yang belum optimal juga menjadi faktor utama permasalahan ini. Hingga saat ini, jumlah pangkalan resmi Pertamina di seluruh Indonesia mencapai sekitar 259.226 unit, tetapi akses masyarakat terhadap pang­kalan ini masih terbatas.

Nevi mendapat informasi dari berbagai pihak, banyak warga terpaksa membeli dari pengecer dengan harga lebih tinggi dari Harga Eceran Tertinggi (HET), yang semakin menambah beban eko­nomi.

“Saya menekankan bah­wa pemerintah harus se­gera turun tangan untuk mengatasi masalah ini sebelum dampaknya sema­kin meluas. Distribusi LPG 3 kg perlu segera diperbaiki agar tidak terjadi ketimpangan antara pasokan dan permintaan di masya­rakat,” tegas Nevi.

Karena itu, Nevi meminta Pemerintah dan Pertamina dapat memastikan pasokan LPG cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga kecil dan usaha mikro, sehingga mereka tidak mengalami kesulitan yang berkepanjangan.

Selain itu, pengawasan terhadap distribusi juga harus diperketat agar tidak terjadi penyalahgunaan atau penimbunan yang menyebabkan lonjakan har­­ga di pasaran.

“Kelangkaan LPG ini menjadi ujian bagi pemerintah dalam mengelola kebijakan subsidi energi secara adil dan tepat sasaran. Jika tidak segera diatasi, kondisi ini bisa berdampak luas pada kesejahteraan masyarakat, terutama di sektor ekonomi kecil yang sangat bergantung pada ketersediaan gas bersubsidi,” pungkasnya. (jpg)

[ADINSERTER AMP]
Exit mobile version