Hadirkan Pustaka di Setiap Nagari dan Desa, Tingkat Literasi Masyarakat Sumbar Nomor 4 Tertinggi Nasional

PENINGKATAN PENDAMPING LITERASI— Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah bersama Pustakawan Ahli Utama Perpusnas RI, Woro Titik Haryanti dan Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Sumbar, Jumaidi pada kegiatan Peningkatan Pendamping Literasi Perpustakaan Sekolah/Madrasah, Selasa, (25/6) di Padang.

PADANG, METRO–Di masa kepemimpinan Gubernur Sumatra Barat (Sumbar), Mahyeldi An­sharullah dan Wakil Gubernur (Wagub), Audy Joinaldy, tingkat literasi masyarakat mengalami peningkatan. Peningkatan literasi dimulai dari membaca.

Ada dua indikator yang menjadi target nasional dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumbar melalui Dinas Kearsipan dan Per­pustakaan dalam upaya mewujudkan peningkatan literasi tersebut. Dua ind­i­kator tersebut yakni, In­deks Pembangunan Lite­rasi Masyarakat (IPLM) dan Target Kegemaran Membaca (TGM). Dua indi­kator ini juga mempunyai masing-masing indikator.

“Kedua indikator ini mengarah pada peningka­tan literasi masyarakat untuk mendukung mempe­ngaruhi dan memiliki kon­tribusi terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM), ujar Gubernur Sum­bar, Mahyeldi Ansharullah didampingi Kepala Dinas Kearsipan dan Per­pus­takaan Sumbar, Jumaidi, Rabu (4/9).

Untuk peningkatan lite­ra­si masyarakat ini, program dan kegiatan yang di­laksanakan di Dinas Ke­ar­sipan dan Perpustakaan Sum­bar, salah satunya transformasi perpusta­ka­an berbasis inklusi.  Me­la­lui program dan kegiatan ini, literasi bukan sekadar membaca, tetapi juga me­nyentuh sektor lain. Teru­tama sektor peningkatan ekonomi masyarakat. Mi­sal­nya keterampilan mera­jut, menjahit, menyulam dan kursus-kursus lainnya.

“Artinya, kegiatan itu bukan hanya bentuk ke­te­rampilan, tetapi juga meng­hasilkan jasa bernilai ekonomi. Secara tidak lang­sung kegiatan itu mening­katkan kunjungan masya­rakat ke perpustakaan. Ka­rena masyarakat harus membaca literasi dan refe­rensi buku untuk meening­katkan keterampilan itu. Seperti keterampilan men­jahit akan membaca buku tentang menjahit,” te­rangnya.

Peningkatan literasi ma­­syarakat tersebut, me­nurut Mahyeldi dilakukan di nagari dan desa. Sebe­narnya literasi di tingkat nagari atau desa ini sudah terlaksana didukung oleh pemerintah pusat. Di mana, peme­rin­tah telah me­nge­luarkan Su­rat Edaran (SE) Bersama Kementerian De­sa Pem­bangunan Daerah Terting­gal dan Transmigras (Ke­men­des PDTT) dengan Per­­­pustakaan Nasional (Perpusnas) RI.

Melalui surat edaran bersama itu, Kemendes PDTT harus mendukung tersedianya perpustakaan di satu desa atau nagari. Hadirnya perpustakaan ini tentu mendongkrak literasi masyarakat di desa-desa dan nagari. “Baik itu pe­ning­katan perpustakaan­nya, jumlah koleksi buku dan sarana serta prasara­nanya yang sesuai standar nasional. Ini untuk men­dukung meningkatkan target indikator FPLM dan TGM,” terangnya.

Saat ini di nagari dan desa ada 747 perpustakaan yang telah dibina. Pem­binaan dilakukan secara tidak langsung, karena me­lalui koordinasi dengan pemerintah kabupaten ko­ta.  Selain melalui program perpus­takaan di satu desa dan nagari, hadirnya per­pus­takaan di nagari dan desa juga muncul dari ke­sa­daran, kesukarelaan dan kepedulian masyarakat. Termasuk juga ada pergu­ruan tinggi sekolah mulai dari TK, SD hingga SMA yang memiliki pustaka.

Data Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Sumbar tahun 2023 mencatat, jum­lah perpustakan di Sumbar mencapai 5.318 perpus­takaan.   Terdiri dari per­pus­takaan umum berjum­lah 21 perpustakaan, per­pustakaan SD/MI (2.821 perpustakaan), SMP/MTs (816 perpustakaan), SMA/SMK/MA (465 perpusta­kaan), perpustakaan Na­gari dan Desa (747 perpus­takaan), Perguruan Tinggi (99 perpustakaan), Taman Bacaan Masyarakat (TBM) (114 perpustakaan).

Juga ada perpustakaan khusus (rumah sakit, SKPD, puskesmas, rumah ibadah sebanyak 201 perpusta­kaan, terakhir per­pus­ta­kaan kecamatan (8 per­pustakaan). Kepe­dulian terhadap perpusta­kaan yang hadir di tengah ma­syarakat di desa dan na­gari tersebut, juga da­tang melalui bantuan dis­tribusi buku dari Pemprov Sum­bar, pemerintah kabu­paten kota dan pemerintah pusat. Juga ada dari ma­syarakat dalam bentuk wakaf buku.

“Buku dari Pemprov Sumbar menggunakan me­to­de pinjam pakai. Meto­de ini kita koordinasikan kabu­paten kota. Kabupaten kota pinjam dan kembalikan lagi dan kemudian pinjamkan lagi ke kabupaten kota lain. Kabupaten kota juga diper­silahkan mendukung per­pus­takaan di daerahnya dan nagari,” ungkapnya.

Untuk meningkatkan literasi masyarakat, Dinas Kearsipan dan Perpus­takaan Sumbar juga meng­hadirkan pustaka keliling. Yakni pustaka yang hadir menggunakan mobil. Ada dua unit mobil pustaka keliling yang dimiliki Dinas Kearsipan dan Perpus­takaan Sumbar bantuan dari Perpusnas RI.

Pustaka keliling ini ha­dir untuk mendukung ting­kat literasi masyarakat. Selain Pemprov Sumbar, pemerintah kabupaten ko­ta juga telah memiliki pus­taka keliling. Dengan ada­nya event-event tertentu, maka akan didukung oleh pustaka keliling. Misalnya Car Free Day (CFD), Hari Anak Indonesia.

“Misalnya di Bukittinggi ada perpustakaan Bung Hatta, kalau ada kegiatan di sana kita dukung. Dis­tribusi bukunya melalui program Perpusnas RI yang bernama bantuan buku bermutu. Program bantuan buku dari Per­pusnas RI ini juga ada yang diterima pemerintah kabu­paten kota, pemerintah nagari hingga taman ba­caan masyarakat (TBM),” terangnya.

Mahyeldi mengungkap­kan, selama tahun 2023 kedua indikator literasi masyarakat itu mengalami meningkat. TGM mening­kat mencapai 64,31 persen. Angka peningkatan ini lang­sung diperoleh dari ma­syarakat, karena masya­ra­­kat yang membaca.

Sementara, indikator IPLM meningkat 16, 41 persen. Bahkan Sumbar berada di posisi 4 nasional tertinggi IPLM. Berdasar­kan data survey Sindo­news.com tentang 20 ne­gara penduduknya paling rajin membaca buku tahun 2024. Indonesia berada di tingkat 12 dunia dari 102 negara di dunia. “Dengan IPLM nomor 4 na­sional, artinya masya­rakat Pro­vinsi Sumbar ter­masuk yang terbesar me­nyum­bang pem­baca buku di Indonesia,” ungkap Mah­yeldi.

Pencapaian indikator ini juga tidak terlepas dari dukungan jumlah koleksi buku dan perpustakaan di kabupaten kota, desa, na­gari, perguruan tinggi, se­kolah-sekolah (SD, SMP SMA, SMK, MA). “Semua didukung dari sana. Ter­masuk munculnya TBM. Ini semua meningkat setiap tahun,” terangnya.

“Jadi inilah kegiatan li­terasi yang menyentuh masyarakat langsung. Mes­­kipun secara tidak lang­sung menghasilkan uang. De­ngan membaca, masyara­kat punya ilmu dan meng­hasilkan dalam bentuk uang dan jasa,” ungkap Mahyeldi.

Raih Sejumlah Penghargaan

Berbagai program dan kegiatan peningkatan lite­rasi masyarakat yang di­laksanakan, Pemprov Sum­bar melalui Dinas Kearsi­pan dan Perpustakaan Sum­bar meraih sejumlah peng­hargaan. Meliputi, penghar­gaan dari Perpusnas RI sebagai pemenang lomba Lapak Terbaik ada Peer Learning Meeting Nasional di Surabaya.

Juga ada penghargaan Tim Sinergi Provinsi Ter­baik dalam Implementasi Program Transformasi Per­pustakaan Berbasis Inklusi Sosial. Pemprov Sumbar juga meraih piagam peng­hargaan sebagai Jaringan Informasi Kearsipan Na­sional (JIKN) Terbaik Na­sional.

Yang paling mem­bang­gakan, Gubernur Sumbar menerima Sertifikat Me­mory of the World Com­mitee for Asia and Pacific Regional Register (MOWCAP) Tambo Tuanku Imam Bonjol dari UNESCO.

MOWCAP adalah forum regional untuk Program Memori Dunia/Me­mory of the World (MOW) global Organisasi PBB un­tuk Pendidikan, Ilmu Pe­ngetahuan, dan Kebu­da­yaan (UNESCO) yang didi­rikan pada 1998.

Naskah ini terpilih se­telah mengikuti proses pemilihan suara dari pe­serta pertemuan yang me­wakili Australia dan Tuvalu, Bangladesh, Tiongkok, Fili­pina, India, Malaysia, Mo­ngolia, Uzbekistan, dan Vietnam. (AD.ADPSB)

Exit mobile version