Kunjungan Wisata ke Sumbar Meningkat, Ekonomi Masyarakat Menggeliat

ALEK BAKAJANG— Gubernur Mahyeldi saat menutup acara Alek Bakajang 2024 yang berlangsung sejak tanggal 13 hingga 17 April tersebut, Rabu (17/4).

PADANG, METRO–Pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan pembangunan di Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) yang memberikan dampak langsung kepada perekonomian masyarakat.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumbar terus berupaya memacu ting­kat kunjungan wisatawan ke Sum­bar. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Triwulan 2 Tahun 2024 upaya tersebut menunjukan hasil me­ngem­birakan.

Gubernur Sumbar Mahyeldi An­sha­­rul­lah mengakui, pihaknya telah me­­nyiapkan langkah strategis untuk me­­ning­katkan kunjungan wisata ke Sum­bar. Salah satunya dengan mengoptimalkan skema pem­berdayaan dan pene­kanan sadar wisata kepada masyarakat.

“Kita telah melakukan pembenahan agar me­ning­katkan kunjungan wisata ke Sumbar. Salah satu fokus kita adalah bagai­mana sikap sadar wisata dan keterlibatan masya­rakat bisa mening­kat,”se­but Mahyeldi di Padang, Selasa (3/9).

Ia mengatakan, Sum­bar tidak memiliki sumber daya alam yang banyak, namun daerah ini dianu­gerahi alam yang indah. Sehingga pengembangan sektor pariwisata menjadi pilihan realistis untuk di­optimalkan.

“Pariwisata ini mampu meningkatkan pere­kono­mian masyarakat, multiplier efeknya sangat besar. Bisa kita lihat di beberapa daerah wisata, tingkat pe­rekonomian warganya sa­ngat baik. Bahkan angka kemiskinannya juga kecil,” ungkapnya.

Berkaca dengan itu, Sumbar terus komitmen meningkatkan kunjungan wisatawan. Bahkan, untuk tahun ini Pemprov Sumbar menargetkan angka kun­jungan wisata mencapai 13,5 juta wisatawan.

“Makanya saya mene­kankan agar selalu mem­perhatikan beberapa hal-hal mendasar dalam me­ningkatkan kunjungan. Per­tama, kebersihan, kedua, pelayanan, ketiga, trans­paransi berupa informasi harga yang jelas dan tata kelola, yang tertib ter­ma­suk dalam urusan parkir,” ulasnya.

Diungkapkannya, sek­tor pariwisata juga berpe­ran menekan angka gini ratio di Sumbar. Dengan pariwisata, tidak ada lagi kejomplangan antara war­ga miskin dan kaya. Kare­na terjadi penyebaran pe­rekonomian secara merata dengan pergerakan wi­satawan.

“Dengan sebanyak 328 desa wisata di Sumbar ikut mendistribusikan pe­mera­taan perekonomian di Su­matra Barat. Karena perja­lanan wisatawan pada de­sa wisata tersebut mem­buat pergerakan uang me­rata di sejumlah daerah,” ungkapnya.

Komitmen tersebut ki­ni sudah menunjukan hasil. Angka kunjungan wisata­wan mancanegara (wis­man) ke Sumbar menga­lami peningkatan. Khusus Juli 2024, mencapai 5.936 kunju­ngan wisman, me­ningkat 28,18 persen diban­ding ang­ka kunjung Juni 2024.

Angka tersebut disam­paikan oleh Statistisi Ma­dya BPS Provinsi Sumbar, Ilhamiwitri pada kegiatan Berita Rilis Statistik (BRS), Senin (1/9).

“Wisatawan mancane­gara atau wisman yang berkunjung ke Sumatera Barat melalui BIM pada Juli 2024 sebanyak 5.936 kun­jungan. Angka ini menun­jukkan peningkatan secara month to month 28,18 per­sen. Secara year on year juga naik 20,02 persen,” jelasnya.

Disampaikannya, seca­ra kumulatif, wisman yang berkunjung ke Sumbar me­lalui BIM tercatat sebesar 40.733 kunjungan. Angka ini mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya pada periode yang sama.

Di sisi lain, secara umum terjadi deflasi, yakni penurunan harga barang atau jasa pada Agustus 2024 sebesar 0,16 persen. Angka ini dapat dipenga­ruhi berbagai faktor, se­perti produksi, distribusi, dan cuaca.

Ilhamiwitri menjelas­kan, terdapat beberapa kelompok pengeluaran yang berkontribusi terha­dap angka deflasi pada Agustus 2024 ini. Meskipun mengalami deflasi, angka ini tidak sedalam deflasi yang terjadi pada bulan sebelumnya di angka 1,07 persen.

“Untuk bulan Agustus 2024 didominasi pada ke­lompok pengeluaran maka­nan, minuman, dan tem­bakau. Misalnya pada ko­moditas bawang merah mengalami penurunan cu­kup dalam sekitar 2,79 per­sen dan andilnya 0,26 per­sen,” ungkap Ilhamiwitri.

BRS yang dipublika­si­kan secara bulanan oleh BPS Sumbar ini, mendes­kripsikan kondisi statistik daerah yang disusun da­lam lima indikator. Indika­tor tersebut berupa inflasi, nilai tukar petani dan harga produsen gabah dan pa­riwisata.

Sebelumnya data Pem­prov Sumbar mencatat, angka wisatawan manca­ne­gara ke Sumbar juga mengalami peningkatan. Hingga Juni 2024 mencapai 34.797 wisatawan. Jumlah itu mengalami kenaikan sebanyak 4.631 wisatawan dari Mei 2024 dengan angka 30.166 wisatawan.

Wisatawan Nusantara

Kepala Dinas Pariwi­sata Sumbar, Luhur Bu­dianda mengatakan perge­ra­kan wisatawan nusanta­ra juga meningkat. Apalagi setelah dibukanya kembali jalur penghubung Padang-Bukittinggi via jalur Lem­bah Anai, angka pergera­kan wisatawan di Sumbar terus merangkak naik.

Disebutkannya, per­sen­tase kunjungan wisata­wan bertambah hingga 7.90% dibandingkan perio­de sebelumnya. Meskipun demikian, persentase ini harus semakin diting­katkan untuk mencapai target 13,5 juta wisatawan pada 2024.

Data Pemprov Sumbar bekerja sama dengan PT Telkomsel pada dashboard PETA menunjukan perge­rakan wisatawan sejak Ja­lan Nasional Lembah Anai dibuka, terjadi lonjakan kunjungan yang cukup sig­nifikan.

“Dibukanya jalan nasio­nal Lembah Anai sangat berpengaruh terhadap per­­gerakan wisatawan nu­san­tara di Sumbar. Terjadi pe­ningkatan 7,9 persen sela­ma Juli 2024 dibanding perio­de sebelum­nya,”se­butnya.

Ditambahkannya, ang­ka kunjungan wisatawan nusantara di Sumbar pada Juni 2024 berada pada ang­ka 960,207 wisatawan, ke­mudian Juli 2024 naik men­jadi 1.066.854 wisatawan. Artinya terjadi peningka­tan 10 persen atau 106,747 wisatawan.

Secara keseluruhan, pergerakan wisatawan nu­santara sampai Juli 2024 mencapai 7.855.028 wisa­tawan atau 58,18 persen dari target 13,5 juta wisa­tawan. Angka ini menun­jukan penambahan 7,90 persen dari periode sebe­lumnya (Januari sampai Juni 2024) yang masih bera­da pada angka 6.788.074 wisatawan.

Ada lima daerah asal wisatawan nusantara ter­banyak berkunjung ke Sum­bar atau 5 top origin wisa­tawan nusantara. Yak­ni dari Riau sebanyak 14.66 persen, dari Jambi (5,79 persen), dari Sumatera Utara (4,09 persen), dari Jawa Barat (3,04 persen) dan dari DKI Jakarta (1,98 persen).

Sedangkan top 5 besar destinasi paling banyak dikunjungi wisatawan di Sumbar yakni Kota Padang dengan persentase 19,93 persen. Diikuti Kabupaten Agam (9,78 persen), Kabu­paten Padang Pariaman (8,56 persen), Kabupaten Limapuluh Kota (8,01 per­sen) dan Kota Bukittinggi (7,89 persen).

“Dengan mulai meng­ge­liatnya kembali kunju­ngan wisatawan ke Sum­bar, kita berharap kesejah­teraan masyarakat sema­kin meningkat dan duku­ngan berbagai pihak untuk sektor pariwisata pun se­makin meningkat,”ha­rap­nya. (AD.ADPSB)

Exit mobile version