JAKARTA, METRO–Gubernur Sumatra Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah dan Anggota DPR RI Daerah Pemilihan (Dapil) Sumbar, Andre Rosiade sambangi Kantor Kementerian PUPR untuk memperjuangkan percepatan pembangunan sejumlah proyek infrastruktur strategis di Sumbar.
Kedatangannya, diterima langsung oleh Direktur Jenderal (Dirjend) Bina Marga Kementerian PUPR, Rachman Arief Dienaputra berserta sejumlah direktur dan jajaran.
Mahyeldi menyebut, kedatangannya dengan Andre Rosiade merupakan bentuk kolaborasi dan sinergitas lintas tokoh di Sumbar dalam mengupayakan percepatan pembangunan daerah. Tidak hanya itu, Mahyeldi juga menyertakan sejumlah Kepala OPD di lingkup Pemprov Sumbar dalam pertemuan tersebut.
“Kami hadir bersama Bapak Andre Rosiade ke sini, untuk menindaklanjuti sejumlah proyek infrastruktur strategis di Sumbar. Alhamdulillah, semua usulan kita, mendapat respon positif dan dukungan dari Pak Dirjend,” terang Mahyeldi usai pertemuan di Kementerian PUPR di Jakarta, Selasa (6/8).
Mahyeldi merinci, sejumlah proyek infrastruktur strategis yang sempat dibahas dalam pertemuan dengan Dirjend Bina Marga itu antara lain, rencana pembangunan Fly Over Sitinjau Lauik, kelanjutan pembangunan Jalan Tol, jalan dan jembatan akses menuju Teluk Tapang dan juga pembangunan jalan dan jembatan di Air Dingin Kabupaten Solok yang rusak akibat aktivitas penambangan.
“Termasuk usulan pembangunan jalan daerah di sejumlah kabupaten/kota di Sumbar, itu tadi juga kita bahas,” ungkap Mahyeldi.
Hal senada juga disampaikan oleh Anggota DPR RI Dapil Sumbar, Andre Rosiade, menurutnya, pembangunan jalan dan jembatan di Kawasan Air Dingin sangat dibutuhkan masyarakat dan aktivitas tambang yang selama ini menjadi kendala pun, sudah ditertibkan Gubernur Sumbar. Sehingga ia menilai, saat ini proses perbaikan sudah bisa dikerjakan.
“Artinya dengan adanya surat gubernur dan telah masuknya usulan dari pihak balai. Maka kami mohon kepada Pak Dirjend agar tahun 2025 usulan itu bisa dieksekusi. Kalau bisa tahun 2024 lebih baik, agar manfaatnya juga bisa segera dirasakan masyarakat mengingat kondisinya saat ini cukup parah,” ucap Andre Rosiade.
Menjawab permintaan Andre tersebut, Dirjend Bina Marga Kementerian PUPR, Rachman Arief Dienaputra memastikan pada tahun 2025 nanti, pembangunan jalannya sudah mulai dilaksanakan. “Minimum kita upayakan lelang dini di Oktober 2024 ini. Tahun 2025 mulai masuk penanganan. Kita sepakati saja pengerjaannya multi years,” ungkap Dirjend Bina Marga Kementerian PUPR.
Terkait dengan rencana pembangunan Fly Over Sitinjau Lauik, Dirjend Bina Marga mengungkapkan, pada 13 September 2024 nanti, pemenang lelang proyeknya akan diumumkan. Setelah itu, direncanakan peletakan batu pertamanya, akan dilakukan pada November nanti oleh Presiden Terpilih Prabowo Subianto.
“Terkait Sitinjau Lauik, kita kordinasikan dan komunikasikan dengan Dirjen Pembiayaan Infrastruktur, penetapan lelangnya pada 13 September 2024. Mudah mudahan lancar tidak ada masalah. Terkait dengan rencana peletakan batu pertama oleh Presiden nanti kita lihat schedule kita coba cocokkan dan sesuaikan,, mudah-mudahan bisa November” terang Rachman.
Rachman juga menyampaikan pesan kepada Gubernur Mahyeldi dan Andre Rosiade, agar mendukung proses pembebasan lahannya. Karena, biasanya setelah penandatanganan kontrak, ada hal yang menjadi tugas bersama, yakni terkait pembebasan lahan.
Rachman juga mengapresiasi sejumlah kebijakan yang telah dikeluarkan Pemprov Sumbar untuk meminimalisir kerusakan infrastruktur jalan di Sumbar. Sehingga, fokus pemerintah tidak lagi tentang upaya pencegahan tapi bisa lebih fokus kepada sisi perencanaan dan pembiayaan.
Selain masalah jalan Air Dingin, Fly Over Sitinjau, sambung Rachman, pihaknya juga telah menerima beberapa item usulan pembangunan insfrastruktur lainnya dari Sumbar. Saat ini usulan tersebut sedang dalam proses evaluasi, sebelum nantinya akan dibahas secara lebih detail.
“Ada beberapa item usulan dari Sumbar yang kini tengah dalam tahap evaluasi, seperti adanya longsoran di 20 titik, juga ada jembatan yang hancur. Termasuk konstruksi jalan 18 kilometer. Semua itu nanti akan kami bahas lebih detail, kalau semua usulan itu disetujui, diperkirakan pengerjaannya butuh tiga tahun,” terangnya.