Mirabeth dalam kesempatan Dialog Kebangsaan di UNP tersebut, memaparkan rasa bangganya terhadap negara yang disalurkan dalam bentuk pagelaran. “Dalam pagelaran, saya juga pernah membawakan sosok Sitti Manggopoh, pahlawan dari Sumatera Barat. Jadi kekaguman terhadap bangsa disalurkan terhadap musik dan budaya. Ini sangat hebat sekali. Ini sebagai bentuk cinta tanah air,” jelasnya.
Rektor UNP Prof Ganefri, P.hD memaparkan, musik mempunyai pengaruh dalam meningkatkan kecerdasan anak dan mempengaruhi kemajuan IT pada hari ini. “Pada zaman ini, semua terkoneksi dengan dunia luar. Anak-anak mengetahui segala informasi dari berbagai kejadian di seluruh dunia. Jika tidak diberikan pemahaman komprehensif, tentu bisa salah arah. Generasi Z kita harus berfikir masa depan, tidak bisa pengalaman masa lalu dijadikan acuan di masa datang,” terangnya.
Ganefri menekankan, yang menjadi tantangan saat ini adalah pendidikan karakter terhadap generasi Z. “Pendidikan karakter menjadi tanggung jawab bersama. Yang menjadi tantangan pada saat ini apakah pendidikan karakter bisa diwujudkan dari program digitalisasi. Apalagi para pakar menyatakan, pendidikan karakter tidak bisa melalui digitalisasi. Ini menjadi tantangan kita untuk bisa mewujudkan pendidikan karakter melalui program digitalisasi,” jelasnya.
Budayawan Sujiwo Tejo menekankan musik itu dapat menggerakkan rasa kebangsaan. Hal ini dikarenakan dengan musik dapat menciptakan rasa secara langsung. “Menciptakan persatuan bangsa dapat dimulai dari musik. Musik-musik terdahulu menggelorakan kebangsaan, karena langsung menggerakkan jiwa. Oleh karena itu musik adalah rumus matematika yang berbunyi,” jelasnya.
Once Mekel menjelaskan tantangan dalam bermusik hari ini hadirnya teknologi Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. AI menjadi ancaman, karena dapat menyaingi dan mematikan karya musik yang dilahirkan seniman.
Once Mekel juga menyampaikan, jika berkreasi dalam musik dengan menuliskan isi yang ada di dalam hati, tentu orang lain yang membaca atau mendengar hasil karyanya. “Orang lain akan mendengarkan hasil karya kita, walau tidak sama dengan yang kita rasakan, tapi minimal bisa mengisyaratkan makna dari karya yang kita ciptakan,” jelasnya.
Festival Kebangsaan dengan tema “Merdeka Belajar, Penguat Akar Kebangsaan” bagian dari bentuk ekspresi gerakan kebangsaan di kampus. Dalam sesi dialog kebangsaan, diharapkan mahasiswa akan lebih teraktivasi aspek kognitif dalam dirinya. Pada sesi Pameran Inovasi and Pop Art Market lebih teraktivasi aspek psikomotoriknya serta dalam sesi konser musik diharapkan akan lebih mengaktivasi aspek afektif dalam kepribadian mahasiswa.
Seluruh rangkaian dari Festival Kebangsaan ini bagian dari turut mendorong implementasi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang akan memberikan pengalaman mendalam bagi mahasiswa dan Sivitas Akademika UNP.
Festival Kebangsaan bertujuan menggerakkan para pemuda dan pemudi menjadi pribadi yang senantiasa lekat dengan jiwa nasionalisme. Melalui musik, selaku media pejangkau dan perajut jiwa yang merupakan bagian dari proses penyadaran diri terhadap DNA/Genetik bangsa nusantara sebagai jati diri.(fan/adv)