PADANG, METRO–Nama Caleg Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPRD Sumbar Dapil Sumbar 1 (Kota Padang) Devi Erawati sejak Rabu (7/2) malam hingga Kamis (8/2) viral di media sosial, terutama TikTok. Calon legislator itu dihujat lantaran ucapannya yang menyebut Bungus daerah terpencil.
Dalam video tersebut, dia berbicara tentang daerah Bungus, Kecamatan Bungus Teluk Kabung (Bungtekab), Kota Padang. Dari video, caleg nomor urut 6 awalnya membahas soal majelis taklim yang deklarasi salah satu pasangan calon Presiden. Namun, dia mulai nyerempet kemana-mana.
“Menurut ceritanya, ternyata mereka ini, bapak ini dari Bungus ya maklum ya. Kalau orang Bungus ya dari Padang itu pasti ya daerah terpencil agak jauh dari Kota Padang. Diajaklah kata jalan-jalan ke Padang, tentu senang dong mereka diajak jalan-jalan ke Padang. Katanya nanti mau diajak makan ke Lamun Ombak, tentunya mereka terima ajakan seperti itu,” katanya dalam penggalan video tersebut.
Sontak saja, video yang salah satunya diunggah oleh akun @zulkifli0896 dengan judul ‘Caleg PKS Penyebar Hoax’ diposting 7 Februari 2024 sekitar pukul 19.00 WIB untuk langsung menjadi pembicaraan di media sosial (viral). Dia ternyata salah satu pengurus TPD Sumbar Capres nomor urut nomor 1.
Tokoh masyarakat Bungus Teluk Kabung, Hendro Damuci merasa marah dengan ucapan Devi Erawati yang menyebut Bungus sebagai tempat terpencil. Sekretaris Badan Musyawarah (Bamus) Bungus Hendro Damuci memperingatkan Devi Erawati karena telah melakukan penghinaan terhadap kampung halamannya. “Ini penting yah, ini peringatan buat anda yah, saya berani mengatasnamakan masyarakat Bungus karena anda telah melakukan penghinaan terhadap kampung kami,” katanya.
Pihaknya tidak peduli dengan video klarifikasi pernyataan yang ia posting di medsos miliknya. “Kami tidak peduli persoalan anda dengan siapapun, tetapi pernyataan anda yang mengatakan bahwa Bungus sebagai daerah yang terpencil, jauh dari Kota Padang dan orang Bungus itu senang dibawa jalan-jalan dan makan ke Lamun Ombak, itu anda salah besar,” katanya.
Dirinya meminta dengan tegas kepada Devi Erawati agar datang langsung ke Bungus Teluk Kabung dan meminta maaf secara terbuka. “Kalau tidak, kami akan memperkarakan ini. Kenapa? Ini soalnya nama kampung,” katanya.
Hendro Damuci bahkan memberi waktu 2X24 jam kepada Devi Erawati sejak video disebarkan untuk meminta maaf langsung kepada masyarakat Bungus Teluk Kabung. “Hai Devi Erawati untuk meminta maaf kepada kami masyarakat Bungus Teluk Kabung yang anda nyatakan sebagai daerah terpencil, itu sangat nyata dari video yang anda tersebar saat sekarang ini. Apapun kepentingan politik anda, kami tidak mengetahuinya, ini penting untuk anda ketahui,” katanya.
Tokoh Bungus lainnya Martinus mengaku tidak enak mendengar ada yang menyebut Bungus daerah terpencil dan orang-orangnya suka diajak ke Padang. “Bungus ini masih masuk wilayah Kota Padang. Kami tak Terima disebut terpencil. Lagipula, kami tidak segampang itu diiming-imingi sesuatu dan mudah mengalihkan pilihan,” Katanya.
Bantah Fitnah
Usai videonya viral, Devi Erawati pun memberikan klarifikasi dan membantah telah memfitnah warga Bungus. “Baik, apa sudah melihat dan mendengar videonya? Di sini saya sebagai orang Sumatra Barat (Sumbar) tentunya resah dengan pernyataan tentang forum Ulama Sumbar yang berpindah dari 01 ke 02,” katanya, kepada wartawan.
Dirinya membantah telah memfitnah warga Bungus dan cuma membahas Nova Zulmi Marni yang berasal dari Bungus. “Saya bukan memfitnah warga bungus. Rasanya clear yah,” tuturnya. (*)