Diterjang Banjir, Padang Tetapkan Tanggap Darurat Ribuan Warga di 7 Kecamatan Terdampak

PADANG, METRO – Pasca terjadinya bencana banjir yang melanda sebagian besar Kota Padang, Jumat (2/11), Pemerintah Kota Padang sudah menetapkan tanggap darurat selama tujuh hari. Tercatat, sebanyak tujuh kecamatan terendam oleh banjir yang terdampak terhadap ribuan warga. Hingga saat ini, warga dibantu oleh petugas gabungan BPBD, Damkar, Basarnas dan relawan masih melakukan pembersihan.
Petugas gabungan bahu membahu melakukan pembersihan terhadap rumah warga dan fasilitas umum seperti sekolah dan tempat ibadah. Selain itu, petugas juga membantu warga menyediakan air bersih, mengingat pasca banjir warga mulai kesulitan untuk mendapatkan air besih dan menyerahkan bantuan logistik.
Saat ini sangat membutuhkan bantuan berupa Makanan, air minum, pakaian kering, tikar dan selimut. Pasalnya, seluruh perabotan rumah tangga mereka basah. Bahkan, ada beberapa yang terseret arus banjir. Sembari menunggu bantuan itu datang, sampai kini warga yang terdampak masih berjibaku menyelamatkan barang-barang yang masih tersisa.
Pantauan di kawasan Alai Parak Kopi, Kecamatan Padang Utara, warga yang rumahnya terendam oleh banjir sudah mulai membersihkan barang-barangnya yang terendam oleh banjir. Sementara itu, di sepanjang banjir kanal, tampak para ibu-ibu sibuk mencuci pakaian yang sudah berlumpur dan kotor.
Di kawasan itu, juga ada beberapa rumah yang rusak diterjang luapan air dari banjir kanal. Hal yang sama juga tampak di kawasan Seberang Padang, tepatnya Pemancungan yang juga terendam banjir. Warga juga sibuk membersihkan rumah dan barang-barang perabotnya.
Sama halnya di kawasan Koto Baru, Kecamatan Lubeg yang berada di dekat aliran sunagi, juga ikut terendam banjir yang bahkan tingginya mencapai 2 meter. Begitu juga di Komplek Arai Pinajg Lubeg yang juga terendam banjir. Saat ini, warga juga sudah mulai berkativitas membersihkan rumah dan barang-barangnya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Nasrul Abit bersama dengan Walikota Padang Mahyeldi melakukan peninjauan langsung ke kawasan Kelurahan Beringin yang terkena dampak luapan Sungai Batang Beringin. Satu unit rumah dikabarkan hanyut terbawa arus sungai dan menghanyutkan satu jembatan yang menghubungkan kelurahan itu dengan Bandar Buat.
Hingga saat ini, Pemerintah Kota Padang masih terus melakukan pendataan dan jumlah pasti yang terdampak oleh bencana banjir tersebut. Dari data yang ada, banjir tersebut juga menimbulkan korban jiwa sebanyak dua orang di wilayah Bungus dan Koto Tangah.
Kepala BPBD Kota Padang Edy Hasymi mengatakan banjir merata terjasi di seluruh Kota Padang dari hasil analisa, disebabkan persoalan yaitu curah hujan yang cukup tinggi senjir kanal tidak mampu menampung debit air yang tingi sehingga meluap ke permukiman warga.
“Kami menetapkan tanggap darurat selama sepekan kedepan untuk melakukan pendataan dan mencari solusi dari bencana ini. Saat ini kita baru memungut data dari dari beberapa kecamatan yang terkena dampak banjir dan masih ada yang belum terdata,” kata Edy Hasymi, Sabtu (3/11).
Edy Hasymi menambahkan bahwa hingga saat ini diperkirakan banjir terdampak terhadap ribuan warga di tujuh kecamatan. Sementara untuk data korban secara keseluruhan baru akan diperoleh setelah data di seluruh kecamatan didapatkan.
“Besok kami pastikan sudah ada data dari kecamatan lain. Satu hari pasca banjir, sudah tidak ditemukan lagi genangan air, dan hanya hanya meninggalkan lumpur bekas. Hingga saat ini bantuan yang diberikan oleh pemerintah masih berupa makanan beserta bahan-bahan makanan lainnya. Bantuan logistik dari Dinsos sudah diberikan,” ujarnya.
Edy menuturkan dampak banjir ini, memang merusak infrstruktur berupa satu jembatan di Baringin, Kecamatan Lubukkilangan. Namun, tidak ada korban jiwa pada banjir itu dan tanggap darurat selama tujuh hari untuk pendataan kerugian.
“Baru itu informasi kerusakan yang diterima. Sedangkan fasilitas umum lainnya kebanyakan digenangi air. Upaya kita pasca banjir ini selama tiga hari kedepan, melakukan pembersihan di beberapa lokasi, seperti rumah warga, masjid dan sekolag. Pembersihan dengan disiram menggubakan mobil tangki,” ungkap Edy.
Edy menjelaskan hari ini (kemarin red), pihaknya sudah melakukan pembersihan di lima titik. Untuk pembersihan pihaknya dibantu oleh Dinas Pemadam Kebakaran dan juga relawan kebencanaan. Selain itu, pihaknya juga berkoordinasi dengan PDAM untuk pasokan air bersih kepada warga.
“Memang tadi ada permintaan untuk air bersih di Alai Parak Kopi, karena pasca banjir mereka mengalami kesulitan air bersih. Jika masih ada permintaan untuk air bersih tentu akan kita pasok. Minimal bisa memenuhi kebutuhan harian. Tapi, fokus kita untuk pembersihan dulu,” ungkapnya.
Edy menjelaskan sejauh ini pihaknya belum ada mendirikan tenda-tenda pengungsian, mengingat cuaca ektrem, pihaknya menyarankan warga lebih baik memanfaatkan fasilitas umum seperti masjid untuk sementara waktu. Apalagi, dikwatirkan jika di tenda akan membuat anak-anak kedinginan.
“Kita akan terus bekerja mulai pagi hingga malam. Hal ini dilakukan untuk mempercepat pemulihan pasca banjir. Tanggap darurat ditetapkan sampai tanggal 12 November. Sejauh ini yang terparah di kawasan Koto Baru Lubeg, Pemancungan Padang Selatan, dan Alai Parak Kopi Padang Utara,” ungkapnya.
Lurah Alai Parak Kopi Agustinus, mengatakan saat ini, warga sangat membutuhkan bantuan makanan. Karena, sembako seperti beras basah bahkan ada yang terbawa arus. Warga juga membutuhkan selimut, tikar dan pakaian kering
“Tadi, hingga pukul 22.00 WIB, sudah ada bantuan sekitar 700 bungkus nasi yang didroping oleh Pemerintah dan pihak swasta lainnya. Harapan kita bantuan serupa terus berdatangan,” kata Agustinus.
Agustinus merinci, sekitar 200 unit rumah warga dengan total 650 kepala keluarga diwilayahnya itu, terdampak banjir yang disebabkan oleh curah hujan tinggi sejak siang tadi. Bahkan, Delapan unit rumah diantaranya mengalami kerusakan yang cukup parah.
“Disini ada 650 kepala keluarga yang terdampak. Kita mengharapkan adanya banyak bantuan. Saat ini masih dalam upaya pemulihan. Warga sudah mulai melakukan pembersihan,” ujar Agustinus. (rgr)

Exit mobile version