Empat orang penyair tengah memberikan penampilan musikalisasi puisi dalam rangkaian Hari Puisi Indonesia di Taman Budaya Sumbar, Sabtu (06/09/2015).
PADANG, METRO–“Puisi itu akan habis ketika kiamat datang”. Pesan yang tertuang dalam rangkaian perayaan Hari Puisi Indonesia (HPI) yang digelar oleh Yayasan Hari Puisi Indonesia didukung oleh RPG Divre Padang, terdiri dari Padang Ekspres, Posmetro Padang, Rakyat Sumbar dan Padang TV di Taman Budaya Sumbar, Sabtu (5/9) malam.
Helatan budaya dan sastra bertema “Kami adalah Puisi” ini adalah menjelang puncak perayaan yang akan diselenggarakan di Jakarta pada 5 hingga 8 September mendatang.
Acara diisi dengan pembacaan puisi, kemudian musikalisasi puisi, rock poem dan monolog dalam renungan penyair oleh Rusli Marzuki Saria. Lalu, orasi budaya oleh Prof Dr Yusmar Yusuf (budayawan asal Riau). Seiring dengan itu, acara juga dilengkapi dengan peluncuran program “Apresiasi Puisi” Padang TV dan Halaman Budaya Padang Ekspres “Cagak”.
“Terima kasih atas kepercayaan, terutama pak Rida K Liamsi. Beliau memohon maaf atas ketidakhadiran. Semula akan tiba di Padang melalui penerbangan Pekanbaru-Jakarta-Padang. Namun, keberangkatan batal karena bandara Pekanbaru, Riau ditutup akibat kabut asap hingga 7 September mendatang,” ucap Ketua Panitia, Yusrizal KW saat membacakan pesan dari Chairman RPG tersebut dihadapan 200 orang lebih penonton yang memadati Studio Utama Taman Budaya Sumbar.
Dalam pesannya, beliau menyebut, puisi adalah sebuah bagian yang penting bagi masyarakat. “Kami menerima saudara kami yang lama tak bersua dari Riau dan Kepri,” sebutnya.
Rangkaian acara ini dihadiri oleh Wali Kota Padang, Mahyeldi Ansharullah, Kepala Taman Budaya Sumbar, Muasri, COO RPG Divre Padang, Marah Suryanto, jajaran pimpinan dari RPG Divre Padang dan seluruh penyair Sumbar, Riau dan Kepri. Hari Puisi sendiri jatuh pada 26 Juli, selain itu, perayaan ini juga sekaligus bertepatan untuk memperingati kelahiran Khairil Anwar, setiap 22 November.
Mahyeldi mengatakan, Padek Grup telah melakukan inisiasi acara malam ini, terutama pak Rida K Liamsi. Meski Tambud dalam tahap rehab dan pembangunan, ruang tetap dibuka oleh pengurus Tambud. Kegiatan ini sekaligus memberitahukan ke masyarakat. Banyak hal yang dapat diketahui dari kegiatan ini, termasuk acara baru dan rubrik baru media.
“Mudah-mudahan dengan acara ini, menghadirkan inspirasi lain. Terutama di tanah Melayu. Karena, telah berkumpul para penyair dari Sumbar, Riau dan Kepri, tiga provinsi di Sumatera,” ucapnya.
Orang-orang yang menulis dan membacakan puisi adalah orang yang mampu menyatukan dirinya dengan alam dan perkembangan. Ini adalah bentuk kehalusan budi dan kepekaan. “Seharusnya puisi ini berkembang agar kita memiliki sensitifitas yang tinggi, seperti mengubah puisi,” paparnya.
Pemko Padang menyambut baik acara ini meski baru mendapatkan undangan sekitar pukul 17.00 WIB. Meski sebenarnya ada acara di Taman Melati, Walikota hadir disini karena ingin menyaksikan personal dan individu yang memiliki kehalusan budi, sensitifitas luar biasa yang ada pada para penyair.
“Dengan dipilihnya Kota Padang dalam agenda ini, saya sangat berterima kasih. Semoga ke depan bisa melibatkan lebih banyak lagi, terutama para generasi muda. Kita harus libatkan untuk kehalusan budi. Sangat penting bagi para pemuda,” ucapnya.
Mengutip Yusrizal KW, Padek Grup akan meningkatkan tulisan budaya untuk menyapu kegaduhan-kegaduhan politik. Untuk itu, pemuda perlu diberikan pelatihan budaya karena pemuda adalah masa depan. “Mari kita berikan pendidikan budi bahasa yang baik,” jelasnya dan setelah itu ikut membacakan puisi ‘Susi’ karya Gus TF yang juga akan di launching.
Sementara, Marah Suryanto (COO RPG Divre Padang), Rita Gusveniza (GM Padang TV) dan Mahyeldi menekan tombol launching program apresiasi budaya: “Kaba Jawek” Padang TV dan “Cagak” Padang Ekspres. Setelah itu, langsung menyaksikan thriller atau tayangan pengantar acara. (cr11)