Pimpin Sidang Bersama DPR RI – DPD RI, LaNyalla Dukung PPHN Hadir Dalam UUD 45

PIMPIN SIDANG— Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti memimpin Sidang Bersama DPR RI - DPD RI mendengarkan Pidato Presiden Joko Widodo, di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (16/8).

JAKARTA, METRO–Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) mendukung hadirnya Pokok-Pokok Haluan Negara (PPHN) di dalam Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Re­publik Indonesia (NRI) 1945.

Dukungan disampaikan Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti ketika memimpin Sidang Bersama DPR RI – DPD RI, didampingi Ketua DPR RI Puan Maharani, dihadiri Pre­si­den Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin, di Gedung Nusantara, Kompleks Parle­men, Senayan, Jakarta (16/8).

“DPD RI menilai penting kehadiran Pokok-Pokok Haluan Negara di dalam Undang-Undang Dasar Ne­gara Republik Indonesia 1945, melalui amandemen konstitusi secara sangat terbatas,” kata AA La­Nyalla Mahmud Mattalitti.

BERDIALOG-Presiden Joko Widodo berdialog dengan Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti didampingi Ketua DPR RI Puan Maharani dan Ketua MPR RI Bambang Soesatyo.

LaNyalla menjelaskan, amandemen secara terbatas konstitusi, sebagai ba­gian dari kesiapan Indonesia memasuki era baru pasca-hantaman pandemi Covid-19.

Senator dari Provinsi Jawa Timur itu mengatakan krisis global yang dipicu pandemi Covid-19 melahirkan peluang baru, imajinasi baru, dan pemikiran- pe­mi­kiran baru, untuk mem­ba­ngun kehidupan baru yang dipersiapkan untuk bisa menghindari terjadinya krisis serupa di masa depan.

“Setiap krisis besar biasanya melahirkan revolusi pemikiran untuk menjawab perubahan. Setiap negara yang memasuki transisi menuju era baru, sering ditandai dengan perubahan konstitusi. Seperti dilakukan Indonesia di tahun 1999 hingga 2002 silam. Ketika Indonesia menuju sistem politik yang lebih demokratis,” ungkapnya.

LaNyalla mengingatkan, sudah 19 tahun berlalu amandemen konstitusi dilakukan. Saat ini Indonesia akan memasuki era baru pasca-pandemi Covid-19, yang diikuti dengan era Dis-ruptif di hampir semua lini.

“Dunia dengan tatanan baru perlu dijawab dengan kesiapan kita secara fundamental. Dengan menentukan arah kemandirian dan kedaulatan bangsa, sebagai bagian kesiapan kita me­nyong­song perubahan global dan tata dunia baru. Indo­nesia perlu bersiap me­nyongsong perubahan glo­bal dan tata dunia baru, seiring ancaman bencana di de­pan mata, yaitu perubahan iklim global,” ujar­nya.

Untuk itu, lanjut LaNyalla, sangat penting bagi Indonesia memiliki arah kebijakan yang disepakati bersama Eksekutif dan Legislatif. “Oleh karena itu, DPD RI mendukung adanya Pokok-Pokok Haluan Negara atau PPHN dalam Konstitusi kita,” tegasnya.

LaNyalla mengatakan, Indonesia harus mampu merumuskan kedaulatan energi, kemandirian pangan, ketahanan sektor kesehatan, sosial, ekonomi, dan pertahanan keamanan bangsa melalui PPHN. Termasuk kesejahteraan dan kemakmuran daerah di seluruh Indonesia.

Diperlukan koreksi atas kebijakan perekonomian nasional, yang tertuang dalam Pasal 33 UUD 1945. “Kita sadar atau tidak, sejak amandemen konstitusi yang lalu, dengan dalih efisiensi, maka cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak, telah kita serahkan kepada pasar,” ungkap LaNyalla.

“Padahal, Bapak Koperasi kita, Muhammad Hatta telah meletakkan ke­rangka besar perekonomian nasional dengan pen­dekatan Koperasi, yang harus dimaknai sebagai cara atau sarana berhimpun, dengan tujuan memiliki secara bersama-sama alat industri atau sarana produksi,” ujarnya.

LaNyalla pun menilai, para anggota Koperasi sama persis dengan para pemegang saham di lantai bursa. Bedanya, menurut Ketua DPD RI ini, jika pemegang saham di lantai bursa bisa siapa pun, termasuk orang asing, maka Koperasi hanya dimiliki oleh warga negara Indonesia.

Mantan Ketua Umum PSSI itu meyakini, setiap pemangku kebijakan akan memberikan pelayanan terbaik demi kesejahteraan rakyat. LaNyalla percaya pemerintah di bawah pimpinan Presiden Joko Widodo dan Ma ruf Amin akan berusaha maksimal untuk mencapainya.

“Setiap negara, pasti berjuang melindungi dan memastikan kepentingan rakyat dan warga negaranya terjamin. Kami percaya, Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden KH Maruf Amin mempunyai niat untuk itu,” tegasnya.

LaNyalla juga memastikan DPD RI sebagai perwakilan rakyat dan daerah akan terus menyerap aspirasi. “DPD RI tidak akan berhenti menyuarakan kepentingan rakyat di daerah yang kami dapat dari seluruh penjuru Tanah Air. Dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Rote. Karena kami ingin mewujudkan Indonesia Tangguh dan Indonesia Tumbuh, dengan mengusung slogan DPD RI, Dari Daerah Untuk Indonesia!”, pungkasnya.

Manfaatkan Nuklir

Pada bagian lain pidatonya, LaNyalla juga menyinggung kedaulatan energi, kemandirian pangan, ketahanan sektor kesehatan, sosial, ekonomi, dan pertahanan keamanan bangsa melalui PPHN.

Karena itu, LaNyalla juga meminta Indonesia cepat merealisasikan pembangunan pembangkit energi bertenaga Nuklir. “Kita harus memastikan energi baru terbarukan jadi prioritas. Termasuk keberanian kita sebagai bangsa besar memanfaatkan nuklir sebagai pembangkit energi yang relatif lebih murah,” kata LaNyalla.

Di luar Sidang Bersama DPR RI – DPD RI, LaNyala sebelumnya juga telah menyatakan dukungannya terhadap penggunaan sumber daya energi nuklir, saat mengunjungi Pontianak, Kalimantan Barat, beberapa waktu lalu. Ia mendorong pembangunan pembangkit energi tenaga nuklir di Kalimantan Barat, yang sudah diusulkan ke dalam Revisi Rencana Tata Ruang Pulau Kalimantan melalui Kementerian ATR/BPN, segera direalisasikan.

Dijelaskan LaNyalla, energi nuklir terobosan baru. Karena berpotensi bisa menyediakan energi dengan biaya efisien, handal, dan aman. Selain menawarkan sumber energi yang besar, energi nuklir dapat mengurangi polusi lingkungan dan volume kegiatan pengelolaan limbah. Termasuk mengurangi emisi gas rumah kaca.

Oleh karena itu, LaNyalla menilai pemanfaatan energi nuklir untuk memenuhi ketahanan energi dalam mendukung kesejahteraan rakyat perlu dilakukan. Pembangunan PLTN juga dinilai akan meningkatkan pertumbuhan industri nasional.

LaNyalla juga menyampaikan pentingnya ketahanan pangan. Ia mengingatkan berbagai ancaman yang bersumber dari pangan perlu diantisipasi secepat mungkin.

“Kemandirian pangan mutlak harus menjadi solusi yang harus kita wujudkan dengan bonus iklim negara tropis di lintasan khatulistiwa, dengan sumber daya hutan, daratan dan laut melimpah. Karena ancaman perang masa depan, adalah perebutan sumber daya pangan dan air bersih,” tegasnya.

LaNyalla berharap agar industri-industri hulu yang dulu dibangun di era Orde Lama dan Orde Baru tidak dibiarkan mati hanya karena sudah tidak efisien lagi dibanding impor. Menurutnya, justru negara harus melakukan restorasi.

“Sebagai negara yang besar dan tangguh, kita mutlak memiliki heavy industries di sektor-sektor strategis. Terutama untuk mewujudkan kemandirian pangan,” ujar LaNyalla.

“Pemerintah harus kita dukung untuk bersama-sama menemukan peta ja­lan menuju kesiapan kita sebagai bangsa yang Tangguh dalam menyongsong era­ perubahan global, atau tata dunia baru, yang tidak lama lagi akan terjadi,” imbuh­nya.

Penanganan Covid-19

Seiring dengan menyampaikan pentingnya PPHN, energi baru dan ter­baru­kan serta penguatan kemandirian pangan, Ketua DPD RI mengapresiasi kinerja pemerintah dalam penanganan pandemi Covid-19.

“Kami memberikan apresiasi semua upaya dan langkah pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19. Tentu tidak mudah menangani sektor kesehatan dengan menjaga keseimbangan di sektor ekonomi,” kata LaNyalla.

“Oleh karena itu, kami tidak setuju dengan pendapat yang mengatakan negara telah gagal menangani pandemi ini. Bahwa ada kekurangan, memang harus diakui,” tegasnya.

LaNyalla juga memberi apresiasi atas kerja keras pemerintah di sektor Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Menurutnya, Indonesia mampu meningkatkan laju pertumbuhan eko­nomi di tengah pandemi.

Meski pertumbuhan tersebut masih didominasi belanja konsumsi yang juga ditopang government spending dan momentum Ramadan, Idul Fitri dan Idul Adha, Ketua DPD RI tetap memberikan pujian kepada pemerintah.

“Tentu kami berharap pertumbuhan ekonomi juga ditopang oleh indikator Purchasing Managers Index Manufaktur Indonesia yang baik. Karena hal itu akan menunjukkan dengan terang, apakah mesin ekonomi berjalan. Sebab, bila industri dan manufaktur berjalan, berarti supply chain juga berjalan, kredit bank bergulir, buruh terus bekerja, dan market menyerap barang,” paparnya.

LaNyalla berharap agar ke depan, industri yang berjalan bukan hanya didominasi industri farmasi saja. Industri padat karya lain harus turut berjalan beriringan.

Oleh karenanya, ma­sya­rakat diminta mendu­kung pemerintah, agar mampu menemukan peta jalan menuju kesiapan se­ba­gai bangsa yang tangguh menyongsong era pe­ru­bahan global atau tata du­nia baru yang tidak lama lagi terjadi.

Ditambahkan LaNyalla, banyak hikmah dan tugas be­rat yang masih harus di­ker­jakan Indonesia, seba­gai negara yang diha­rap­kan tangguh dan tumbuh. “Te­tapi yakinlah bahwa setelah kesulitan pasti ada kemu­dahan. Selama kita tidak ber­putus asa terhadap Rahmat dan Karunia Tuhan Yang Maha Esa,” imbuh LaNyalla.

Kutip Lirik Lagu Iwan Fals

 Pada bagian akhir pidato memimpin Sidang Bersama DPR RI – DPD RI, LaNyalla juga mengutip lirik lagu musisi kondang Iwan Fals berjudul “Bangunlah Putra Putri Ibu Pertiwi”.

“Terbanglah Garudaku, Singkirkan Kutu-kutu Di Sayapmu, Berkibarlah Benderaku, Singkirkan Benalu Di Tiangmu, Jangan Ragu Dan Jangan Malu, Tunjukkan Pada Dunia, Bahwa Sebenarnya Kita Mampu…”.

Terakhir, LaNyalla me­nga­jak segenap Bangsa In­donesia untuk memaknai tema HUT Ke-67 Republik Indonesia. “Marilah kita renungi dan resapi Tema Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia tahun ini, ‘Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh’. Kata tangguh berarti sulit dikalahkan atau kuat sekali. Sedangkan kata tumbuh berarti bertambah besar atau sempurna,” ungkapnya.

Menurutnya, pemilihan tema ini tentu tidak boleh sembarangan. Karena ha­rus mencerminkan semangat bangsa. “Ini tentu tidak main-main. Karena kita harus mampu mewujudkan apa yang sudah kita ca­nang­kan. Sehingga tidak berhenti sebagai slogan dan tema tahunan saja,” katanya.

Dengan alasan tersebut, LaNyalla mengajak seluruh komponen bangsa mewujudkan tema tersebut. “Dalam kesempatan ini, saya mengajak peserta Sidang hari ini, mari kita fokuskan pikiran dan hati kita sebagai Negarawan Sejati, untuk bersama melangkah mewujudkan Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh,” ujarnya. (fas/adv)

Exit mobile version