PADANG, METRO – Dikejar polisi, pelarian komplotan spesialis pencuri pakaian yang kerap beraksi di Pasar Raya Padang berakhir di Simpang Lubeg. Karena mobil yang dikemudikannya terjebak macet, Jumat (23/3) sekitar pukul 12.30 WIB. Namun, nahas satu dari tiga pelaku tewas dihajar massa jelang penangkapan.
Zainal (40) tewas dengan kondisi luka parah di bagian kepala akibat dipukuli dan bahkan dilempari batu massa yang geram. Pasalnya, mobil Daihatsu Ayla B 2212 BZI yang digunakan pelaku kabur bersama rekannya yang seorang wanita bernama Sriyanti (45) telah menabrak sejumlah kendaraan saat terjadi aksi.
Tak hanya itu, pelaku tetap tancap gas meski kondisi ban belakang sebelah kanan pecah, akibat ditembak polisi. Bahkan, polisi telah memberikan tembakan peringatan dan menembak bodi mobil, agar pelaku menyerahkan diri. Namun pelaku tak menghiraukannya. Bahkan sempat menabrak anggota polisi yang menghadangnya.
Sedangkan satu pelaku lagi, beridentitas Afni (32) ditangkap di toko grosir pakaian Toko Hafeedza Collection, Blok A, Pasar Raya Padang. Di toko pakaian itulah, komplotan pelaku mencuri sejak enam bulan belakangan. Saat ini, dua pelaku sudah diamankan di Mapolresta Padang. Yang tewas berada di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumbar.
Satreskrim Polresta Padang menyita barang bukti (BB) satu unit mobil Daihatsu Ayla dan pakaian hasil curian dengan total 50 kodi. 20 kodi ditemukan di dalam mobil dan 30 kodi di rumah pelaku di kawasan Kototangah. Diperkirakan, sejak beraksi di toko grosir pakaian itu, pemilik ditaksir mengalami kerugian lebih dari Rp300 juta.
Hendra, adik pemilik toko grosir pakaian itu mengatakan, sejak tiga hari belakangan mulai curiga. Pasalnya setiap hari barang dagangan yang ada di toko selalu berkurang dalam jumlah yang banyak. Setelah diperhatikan ternyata pelakunya merupakan dua orang wanita yang biasa belanja di toko tersebut. Sedangkan satu orang menunggu di dalam mobil yang parkir di dekat toko.
“Dua wanita itu belanja selalu di saat waktu sholat, dan pelaku belanja di sini sejak beberapa bulan lagi. Pelaku belanja pakaian, dengan alasan menjual barang online, dan karyawan di sini disuruh untuk mengemas pakaian yang akan dijual menggunakan kotak dan dibungkus kertas kado,” kata Hendra.
Katanya, saat karyawan sedang membungkus pakaian itulah, Sriyanti masuk ke bagian belakang toko tempat pemyimpanan stok barang dagangan. Dia mengambil pakaian yang dijual dengan cara menyembunyikannya di dalam rok yang dikenakannya.
”Setelah itu berjalan menuju mobil, dan mengeluarkan hasil curiannya. Begitu seterusnya. Sedangkan pelaku Afni perannya mengalihkan perhatian karyawan toko. Pelaku selalu belanja pakaian yang harga murah, ternyata yang diambil pakaian yang mahal-mahal saja. Setiap hari ada 20 kodi pakaian yang hilang,” ungkap Hendra.
Hendra menuturkan karena sudah curiga dengan pelaku, pemilik toko berkoordinasi dengan Satreskrim Polresta Padang untuk mengintai. Alhasil, saat pelaku mencuri pakaian dan masuk ke dalam mobil, polisi langsung berupaya menangkapnya. Pelaku berusaha kabur menggunakan mobil.
”Tadi saya dengar polisi sudah menembak-nembak, tapi pelaku tetap kabur. Sedangkan satu pelaku ketinggalan di dalam toko, dan sudah diamankan oleh polisi dibawa ke Polresta Padang,” ungkapnya.
Randi (19), karyawan toko mengatakan, setiap akan datang ke toko pelaku pasti selalu menelepon dan menyakanan kepada salah seorang karyawan lain, apakah pak Haji ada. Jika tidak ada pelaku langsung datang. Bahkan, dia selalu dicegat ketika mengikuti pelaku yang satu lagi memilih pakaian.
”Setiap barang yang datang pasti akan berkurang kalau dia datang. Karena itu kami curiga sudah sekitar tiga hari ini. Karena itu ia sudah diintai. Kemarin saya sudah pergoki dia saat berjalan berbunyi plastik, tapi dihalangi oleh temannya pelaku itu. Tapi, hari ini sengaja kami intai dan polisi sudah berada di luar,” ujar Randi.
Kaburnya komplotan pelaku itu dengan mobil juga nyaris menabrak salah seorang pedangan warung Nasi Ayang, di Blok A. Beruntung pedagang perempuan itu cepat mengelak. Bahkan, dia sempat bersembunyi ketika mendengar tembakan polisi, tapi pelaku kabur dengan kecepatan tinggi menggunakan mobil warna hitam.
”Saya awalnya mengira ada yang main mercun. Kemudian saya melihat keluar, setelah itu datang mobil dengan ngebut. Saya mengelak, jika tidak saya juga ditabrak. Karena takut kena peluru nyasar saya bersembunyi. Tadi saya lihat ada juga polisi yang ditabrak, tapi polisi itu tidak apa-apa,” ungkap Yen.
Kapolresta Padang melalui Kasat Reserse Kriminal Polresta Padang, AKP Edriyan Wiguna mengatakan, aksi komplotan ini sudah diintai, setelah pihaknya menerima laporan dari pemilik toko grosir pakaian. Tapi, pada saat akan ditangkap, dua pelaku kabur menggunakan mobil dan satu orang ditangkap di dalam toko.
”Pelaku tetap melarikan diri walaupun tembakan peringatan sudah diberikan. Bahkan anggota juga ada yang ditabraknya. Pelaku Nal yang mengendarai mobil tewas karena diamuk massa. Mereka kabur dari Pasar Raya menuju Jalan Sudirman hingga ke Lubukbegalung. Mobil pelaku juga menabrak kendaraan lain di jalan,” kata Edriyan, di mapolresta.
Edriyan menuturkan barang bukti yang disita sebanyak 50 kodi pakaian. Selain di Pasar Raya, pelaku pernah beraksi di kawasan Pasar Tabing dengan modus sama. Saat ini pihaknya masih terus melakukan pengembangan kasus dan menelusuri kemana pakaian yang dicuri itu dijual.
”Untuk luka-luka pelaku yang meninggal, kita tunggu visum dokter dulu. Terhadap dua wanita yang sudah diamankan kita jerat Pasal 362 KUHP. Barang bukti 30 kodi disita dari rumah pelaku. Kita akan cari siapa penadahnya,” pungkasnya. (rg)