Tumor Ganas Gerogoti Tubuh Yus. Uang Habis, Terpaksa Menahan Sakit di Rumah

SOLOK, METRO – Rintihan Mardi Yusni yang biasa disapa Yus (48), terdengar sayup-sayup dari dalam kamar sebuah rumah semi permanen di kawasan Sawah Pasie, Nagari Koto Baru, Kabupaten Solok. Meski berusaha menahan, namun rasa sakit akibat tumor ganas yang menggerogoti tubuhnya, membuat ibu 2 anak ini tidak berdaya.
Yus terlihat terbaring lemah dan memapah tangannya dengan sebuah bantal sebagai penahan. Ketika sejumlah tetangga datang dan melongok ke dalam kamar melihat kondisi kesehatannya, Yus hanya bisa menganggukkan kepala seakan memberikan syarat menyapa orang yang datang.
Ukuran tangan kanannya terlihat sudah tak wajar. Tumor ganas yang diidapnya sejak beberapa tahun lalu, ternyata terus menggerogoti kondisi kesehatannya dan sebagian anggota tubuhnya membengkak.
“Awalnya ada benjolan kecil di bawah ketiak saya,” ujar Yus seakan mengingat apa yang rasakannya sekitar tahun 2014 lalu. Karena benjolan itu mulai dirasakan menggangu, Yus pun sempat menjalani operasi.
Yus bersama suaminya Levi (47) awalnya tinggal di Jakarta dan membuka rumah makan disana. Namun karena kondisi kesehatannya yang terus menurun, ternyata berdampak terhadap usahanya.
Benjolan yang sempat dioperasi, justru semakin memburuk. Lengan kanannya membengkak dan membusuk. Malahan penyakit yang dideritanya semakin parah dan menjalar kebagian payudaranya.
Berulang kali ke rumah sakit dengan harapan penyakitnya dapat sembuh. Untuk biaya, Yus mengaku telah menguras semua harta miliknya hingga warung nasi sebagai usaha keluarganya tutup.
Merasakan kondisi kesehatannya semakin memburuk apalagi tidak punya biaya lagi, Yus bersama keluarganya memutuskan pulang ke kampung suaminya pada tahun 2017 silam. Sampai saat ini, Yus terpaksa menumpang di rumah mertuanya.
Kondisi kesehatan dari hari ke hari terus menurun dan semakin memburuk. Karena kondisi ekonomi keluarga yang tidak mendukung, Yus hanya terbaring lemah dirumah mertuanya tanpa mendapatkan perawatan medis.
Sekali-kali hanya obat kampung sebagai “palarai” rasa sakit yang setiap saat datang menggerogoti tubuhnya. Untuk biaya berobat, keluarga Yus tak sanggup membawanya ke rumah sakit.
Penghasilan suaminya yang membanting setir sebagai sopir truk tak sanggup untuk membiayai pengobatan Yus. Tak ada pilihan, Yus pun terpaksa menahan rasa sakit nya di atas tempat tidur tanpa perawatan medis. (vko)

Exit mobile version