“Apa yang Allah berikan kepadaku lebih baik daripada apa yang Allah berikan kepadamu; tetapi kamu merasa bangga dengan hadiahmu. Kembalilah kepada mereka! Sungguh, Kami pasti akan mendatangi mereka dengan bala tentara yang mereka tidak mampu melawannya, dan akan kami usir mereka dari negeri itu secara terhina dan mereka akan menjadi (tawanan) yang hina dina,” kata Sulaiman.
Sulaiman lalu menanyakan kepada bala tentaranya siapa yang sanggup membawa singgasana Ratu Balqis ke hadapannya sebelum mereka datang menyerahkan diri.
Ifrit dari golongan jin berkata bahwa ia sanggup membawa singgasana itu sebelum Nabi Sulaiman bangkit berdiri dari tempat duduknya. Seorang yang lain berkata bahkan dia sanggup membawa singgasana itu sebelum Nabi Sulaiman sempat mengedipkan mata.
Seketika, singgasana Ratu Balqis terlihat di hadapan Nabi Sulaiman. Balqis pun tiba di Kerajaan Nabi Sulaiman. Balqis kagum dengan kemewahan kerajaan Sulaiman.
Saat diminta masuk ke dalam istana, Balqis menyingkapkan pakaiannya karena mengira sedang melewati kolam air yang besar. “Sesungguhnya ini hanyalah lantai istana yang dilapisi kaca,” kata Sulaiman.
Balqis lalu berserah diri kepada Allah SWT. “Ya Tuhanku, sungguh, aku telah berbuat zalim terhadap diriku. Aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan seluruh alam,” ucap Balqis. Tunduknya Ratu Balqis membuat kerajaan Nabi Sulaiman semakin luas.
Nabi Sulaiman juga diberikan Allah mukjizat yang dapat menundukkan angin. Dengan angin itu, Nabi Sulaiman bisa melakukan perjalanan dengan cepat. “Dan Kami (tundukkan) angin bagi Sulaiman, yang perjalanannya pada waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan dan perjalanannya pada waktu sore sama dengan perjalanan sebulan (pula),” surat Saba ayat 12.
Nabi Sulaiman lalu wafat di usia 66 tahun. Nabi Sulaiman meninggal dengan cara yang berbeda dibandingkan manusia lainnya. Nabi Sulaiman meninggal saat duduk di atas kursi. Kematiannya baru diketahui setelah tongkat milik Nabi Sulaiman dimakan oleh rayap.
“Maka ketika Kami telah menetapkan kematian atasnya (Sulaiman), tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka ketika dia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa sekiranya mereka mengetahui yang gaib tentu mereka tidak tetap dalam siksa yang menghinakan,” firman Allah dalam surat Saba ayat 13.
Dari kisah Nabi Sulaiman terdapat sejumlah pelajaran yang dapat dipetik. Nabi Sulaiman selalu memperhatikan kehadiran dan kerja bala tentaranya. Dia mampu mengatur dengan baik.
Saat burung Hud-Hud tak ada, Nabi Sulaiman bersikap bijak dengan tidak langsung menghukumnya. Namun, Nabi Sulaiman mendengarkan alasan burung Hud-Hud terlebih dahulu.
Nabi Sulaiman juga tidak pernah menyombongkan diri walaupun memiliki banyak keahlian dan memimpin banyak pasukan. Nabi Sulaiman juga menunjukkan kebijaksanaannya saat menyadarkan Ratu Balqis. (***)