Nabi Yusuf AS adalah salah satu manusia termulia. Nabi Yusuf adalah anak dari Nabi Ya’qub AS, dan juga keturunan Nabi Ibrahim AS, dari anaknya Nabi Ishaq AS.
Sifat-sifat terpujinya tergambarkan dalam sejumlah kisahnya yang diceritakan dalam Al-Qur’an, yakni pada Surah Yusuf. Melansir Tafsir Al-Munir Jilid 6 oleh Prof. Dr. Wahbah Zuhaili, dan Kisah Para Nabi oleh Ibnu Katsir, berikut beberapa riwayat Nabi Yusuf.
Nabi Yusuf dilempar ke dalam Sumur
Kisah ini diceritakan dalam Surah Yusuf ayat 7-22. Nabi Yusuf AS memiliki 11 orang saudara. Saudara-saudara Yusuf iri juga dengki kepadanya dan Benyamin, – saudara kandung Nabi Yusuf-, karena merupakan anak yang paling dicintai oleh ayahnya, Nabi Ya’qub, dibandingkan yang lain.
Saudara-saudara Nabi Yusuf merasa bahwa merekalah yang lebih berhak dicintai oleh sang ayah. Kemudian mereka merundingkan rencana untuk menghilangkan nyawa Yusuf atau mengasingkannya ke negeri yang jauh sehingga ia tidak dapat kembali lagi ke rumahnya.
Mereka berencana demikian agar kasih sayang Nabi Ya’qub dapat beralih kepada mereka saja. Seorang di antara mereka menyarankan untuk membuang Nabi Yusuf ke dasar sumur agar dipungut oleh sebagian musafir. Saudara-saudara Nabi Yusuf meminta izin kepada ayah mereka, agar membolehkan Nabi Yusuf ikut bersama dengan alasan akan menggembalakan kambing sambil bermain juga bersenang-senang.
Sikap baik mereka tidak berlangsung lama. Setelah berangkat, Nabi Yusuf langsung dicerca dengan kata-kata dan perbuatan yang buruk. Akhirnya mereka melemparkan Yusuf ke dalam sumur, yakni di bagian tepi sebelum mencapai dasarnya.
Para saudara melemparkan Nabi Yusuf ke dalam sumur, lalu mengambil bajunya, dan kemudian kembali ke rumah. Ketika di perjalanan, mereka melumuri baju Nabi Yusuf dengan darah kambing untuk mengelabui ayah mereka.
Sesampainya di rumah, mereka menangis tersedu-sedu sambil menceritakan kisah palsu kepada ayah mereka. Mereka memperlihatkan baju gamis Yusuf yang berlumuran darah kambing, agar ayah mereka dapat percaya bahwa Yusuf telah dimakan oleh serigala.
Namun mereka lupa untuk merobek-robek baju tersebut. Sehingga ayah mereka tidak percaya kepada para saudara Yusuf. Kemudian Nabi Ya’qub hanya bisa bersabar, dan memohon pertolongan Allah agar menyelamatkan Nabi Yusuf.
Ketika para saudara melemparkan Yusuf ke dalam sumur, Allah SWT menurunkan wahyu kepadanya: “Kamu harus tetap merasa gembira, ikhlas, dan yakin bahwa kamu pasti akan dikeluarkan dari kesulitan ini, dan kamu nanti juga akan memberitahukan kepada saudara-saudaramu itu tentang keburukan perbuatan mereka ini ketika kamu menjadi seseorang yang terhormat nantinya sementara mereka sangat membutuhkan bantuanmu dan merasa takut terhadap jabatanmu.”
Nabi Yusuf melaksanakan perintah Allah dan tetap sabar, dan tabah dalam menghadapi perbuatan yang dilakukan saudara-saudara kepadanya. Ia hanya duduk menunggu penyelamatan dari Allah.
Tak lama datang beberapa orang untuk mengambil air dari sumur. Ketika menurunkan ember, Nabi Yusuf tersangkut di ember yang diturunkan itu. Orang itu berkata, “Oh, senangnya, ini ada seorang anak muda!” Kemudian mereka menyembunyikan Yusuf sebagai barang dagangan.
Para saudara Yusuf melihat ada rombongan yang membawa adik mereka. Lalu mereka mengejar kafilah tersebut bukan untuk melepaskan Yusuf, melainkan untuk menjual sehingga mendapat uang dari para rombongan.
Nabi Yusuf digoda oleh istri pejabat Mesir
Yusuf dibawa oleh kafilah dagang dan dijual kembali kepada seorang tuan di Mesir. Ia merupakan menteri di pemerintahan, sehingga disebut tuan Aziz. Namanya Izfir bin Rouhib, dan Izfir memiliki istri yang bernama julukan Zulaikha.
Zulaikha dikenal masih muda, cantik, kaya, dan memiki kedudukan. Disebutkan oleh Ibnu Ishaq, bahwa Zulaikha adalah keponakan dari Raja Mesir, Rayan bin Walid.
Pada Surah Yusuf ayat 23-29 Allah menceritakan tentang godaan dan rayuan yang dilakukan istri dari tuan Aziz, yakni Zulaikha kepada Nabi Yusuf. Ia meminta Yusuf untuk melakukan hal-hal yang tidak pantas, yakni berzina. Zulaikha melakukan hal itu karena Yusuf adalah seorang pemuda yang sangat rupawan.
Nabi Yusuf pun menolak karena keimanannya kepada Allah, ia juga menghormati kedudukan suaminya.
Ketika Zulaikha gagal merayu Yusuf, muncul rasa dendam dalam dirinya. Saat dia melihat suaminya di dekat pintu akan masuk ke rumah, dia pun berbohong dengan balik menuduh Yusuf lah yang hendak berbuat hina. Nabi Yusuf membela diri dan mengatakan bahwa itu adalah kebohongan.
Tuan Aziz pun memutuskan dengan petunjuk-petunjuk yang ada. Bila baju yang dikenakan Yusuf sobek dari depan, Zulaikha yang benar. Dan jika sobek dari belakang, Yusuf yang benar.
Karena menurut tuan Aziz, orang yang berbuat hina kepada perempuan akan tampak bekas perlawanan dan hujaman perempuan itu dari arah depan. Sementara orang yang lari dari perempuan akan tampak bekas tarikan dan pegangan perempuan itu dari arah belakang.
Yusuf pun terbebas dari tuduhan dan berbalik kepada Zulaikha. Nabi Yusuf memerintahkan untuk merahasiakan kejadian tersebut dan menyuruh Zulaikha untuk memohon ampunan atas segala dosanya.
Namun, kejadian tentang istri al-Aziz dan pelayannya tersebut tersebar ke kota, para wanita banyak mencela Zulaikha atas perbuatannya. Akhirnya Zulaikha mengundang para perempuan untuk jamuan makan.
Pada saat jamuan, mereka memakan makanan yang harus dipotong dengan pisau, dan mereka pun telah siap dengan pisau-pisaunya. Saai itu istri al-Aziz menyuruh Yusuf untuk keluar menemui mereka, seketika mereka silau dan terpesona akan ketampanannya. Dan tanpa sadar memotong tangan mereka sendiri seraya berkata: “Mahasempurna Allah, ini bukanlah manusia. Ini benar-benar malaikat yang mulia.”
Para wanita memaklumi Zulaikha, lalu mengancam Yusuf akan dipenjara bila tidak memenuhi keinginannya. Tersebarlah berita tersebut ke semua orang, dan tuan Aziz pun memutuskan untuk memasukkan Yusuf ke dalam penjara agar nama baik istrinya terjaga. (**)