Adanya unta betina adalah mukjizat dari Allah SWT lantaran bisa keluar dari batu. Disebutkan juga bahwa unta ini bisa mengeluarkan air susu dan mampu memenuhi kebutuhan umat ketika itu.
Nabi Saleh As pun mewanti-wanti kepada mereka untuk tidak menggangu dan membunuhnya sesuai dengan perintah Allah SWT. Dan hiduplah unta tersebut di antara kaum Tsamud.
Melalui mukjizat itu, para kaum Tsamud bukannya semakin percaya dan beriman. Akan tetapi, mereka justru berani untuk menentang dakwah yang telah disampaikan.
Kepercayaan diantara mereka sebenarnya terbelah menjadi dua. Ada pihak yang mengakui adanya Nabi Saleh As. Artinya, mereka ini mau untuk beriman dan menyembah Allah. Sedangkan kubu lainnya menolak ajakan serta tetap berkeyakinan untuk tidak mempercayai mukjizat yang sudah diciptakan. Akhirnya, mereka yang ingkar mempunyai rencana untuk membunuh unta betina tadi.
Dalam surah Al-Araf ayat 77, disebutkan: “Kemudian mereka sembelih unta betina itu, dan mereka berlaku angkuh terhadap perintah Tuhan. Dan mereka berkata: “Hai Shaleh, datangkanlah apa yang kamu ancamkan itu kepada kami, jika (betul) kamu termasuk orang-orang yang diutus (Allah)”.
Atas perilaku buruk kaum Tsamud tersebut, datanglah azab kepada mereka. Masih di surah yang sama, dalam dua ayat berikutnya Allah SWT berfirman: “Karena itu mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat tinggal mereka. “Maka Shaleh meninggalkan mereka seraya berkata: “Hai kaumku sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu amanat Tuhanku, dan aku telah memberi nasehat kepadamu, tetapi kamu tidak menyukai orang-orang yang memberi nasehat”.
Demikianlah sekelumit kisah tentang Nabi Saleh As. Kendati Allah sudah membuktikan kebesarannya melalui mukjizat unta yang lahir dari batu, kaum Tsamud yang menolak dakwah akhirnya binasa karena ditimpa azab.
Ada tiga fase peradaban yang bisa dipelajari semasa era Nabi Saleh As. Yakni membangun persaudaraan antara Nabi Saleh dengan kaumnya (Tsamud), kemudian menjalankan perintah untuk menyembah kepada Allah SWT, dan yang terakhir adalah gerakan kemakmuran bagi umatnya.
3 hal tersebut sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran surah Hud 61 saat ketika Nabi Saleh As sempat berkata kepada kaumnya: “Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)”. (**)