PADANG, METRO–Polda Sumbar menggelar sosialisasi pencegahan radikalisme dan intoleransi kepada mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam dan ýPengembangan Ilmu Alquran (STAI-PIQ) Sumbar, Selasa (5ý/11).
Dalam sosialisasi ini Polda Sumbar menghadirkan seorang ustadz yang merupakan mantan pimpinan organisasi terlarang yang terpapar radikalisme. Para mahasiswa pun diberikan pemahaman tentang pentingnya mencegah radikalisme dan intoleransi.
Kabid Humas Polda Sumbar Kombes Pol Dwi Sulistyawan, mengatakan, kegiatan ini sengaja digelar untuk mencegah adanya paparan radikalisme di tubuh pendidikan baik mulai tingkat pelajar maupun mahasiswa. “Kita menggelar kegiatan ini untuk bisa mencegah ataupun memproteksi paham radikal maupun intoleran di Sumbar. Pada kegiatan ini kita sýengaja menghadirkan narasumber yang merupakan mantan dari paham radikal tersebut,” kata Dwi.
Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswan dan Kerjasama STAI-PIQ Sumbar, Wilrahmi Izati, menyambut baik kegiatan ini, karena sangat bermanfaat bagi mahasiswa dan mahasiswi di sini agar terhindar dari paham radikalisme dan intoleran yang dijelaskan langsung oleh narasumber.
“Kegiatan ini kita menghadirkan sebagian mahasiswa saja, kita berharap mahasiswa yang hadir ini menyampaikan lagi materi yang didapat kepada teman-temannya yang lain, agar kampus kita terhindar dari paham radikalisme dan intoleran,” katanya.
Dia berkomitmen seluruh mahasiwa-mahasiswi berikut para dosen untuk mencegah adanya paham radikalisme dan intoleran di kampus tersebut. “Bentuk komitmen kita, seperti kita welcome dengan orang yang datang ke kampus untuk silaturahmi, maupun kegiatan-kegiatan dan pelatihan seperti ini,” ujarnya
Sementara itu, Ustadz Defrizal yang merupakan mantan terpapar radikal, mengatakan, dengan diberikan materi tadi kepada teman-teman mahasiswa-mahasiswi jangan terlibat dalam gerakan ini.
“Kita sudah jelaskan bagaimana keagamaan yang betul, ajaran yang benar dari Alquran dan Sunnah yang shohih itu saja yang kita ikuti. Rata-rata orang terjun ke radikal itu tidak puas dengan hukum negaraý. Alhamdulillah itu semua sudah jalan semestinya di negara ini, jangan sampai rumah yang kita bangun dirobohkan, apa yang kurang itu yang harus kita lengkapi,” kata Defrizal.
Defrizal mengimbau kepada teman-teman mahasiswa pelajari saja agama ini dengan benar, rujuk kepada sumber-sumber yang benar, shahih dan pakailah ulama yang rabani yang membimbing ke jalan yang lurus. “Karakter warga Sumbar ini, apabila tidak cocok dengan pemahamannya, dia pasti akan lawan. Potensi paham radikalisme itu ada di Sumbar. Salah satunya saya, saya tergaet gara gara itu dulu. Dengan logika kita orang Minang ini sangat berpotensi untuk itu. Untuk itu saya berharap kepada pemimpin pusat bisa mengayomi warga termasuk yang ada di daerah ini, agar tidak terpapar paham ini ke daerah,” tutupnya. (rgr)