Jokowi Bantah Ingin Rebut Kursi Ketum PDIP dan Golkar

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.

JAKARTA, METRO–Hubungan PDI Perjuangan (PDIP) dengan Presiden Joko Widodo makin tidak harmonis. Apalagi setelah Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto me­nu­ding Jokowi ingin merebut posisi ketua umum PDIP dari Megawati Soekarnoputri. Jo­kowi pun membantah tuduhan tersebut.

Hasto mengatakan, Jokowi ingin mempertahankan ke­kuatan politik dengan menguasai partai politik (parpol).

Dia menyebut, parpol yang ingin dikuasai Jokowi adalah Golkar dan PDIP. ’’Rencana pengambilalihan Partai Golkar dan PDI Perjuangan itu jauh sebelum pemilu,’’ terang Hasto.

Hasto mengungkapkan, sekitar lima atau enam bulan sebelum pemilu, ada menteri powerful dan menteri superpowerful yang mendapat tugas untuk menjembatani pe­ngam­bilalihan kursi Ketum PDIP. Sang menteri be­ru­saha membujuk Me­gawati agar ke­pe­mim­pinan PDIP diserahkan kepada Jokowi.

Hasto mengatakan, PDIP rencananya akan menjadi kendaraan politik Jokowi untuk 21 ta­hun ke depan. ’’Ini demi mempertahankan ke­kua­saan Pak Jokowi,’’ ungkap politikus asal Jogjakarta ter­sebut.

Upaya pengambilalihan parpol yang dipimpin Megawati itu pernah terjadi para era Soeharto yang ingin mem­pertahankan kekuasaan lewat Pemilu 1971. ’’Kita harus mewaspadai bahwa ketika berbagai sari pati kecurangan Pemilu 1971, yang menurut saya 71 saja enggak cukup, ditambah 2009, menghasilkan 2024, kendaraan politiknya sama,’’ katanya.

Hasto menyampaikan, ada juga upaya dari kubu Jokowi untuk membentuk koalisi partai politik yang besar. Gagasan koalisi besar permanen seperti barisan nasional. Yang pasti, lanjut Hasto, berbagai upaya dilakukan Jokowi untuk mempertahankan kekuasaannya.

Tentu saja Jokowi mem­bantah tuduhan Has­to. Dia malah menyinggung soal isu dirinya yang juga ingin menguasai Golkar. ’’Ketua? Bukan Golkar?’’ katanya saat ditanya soal pernyataan Hasto yang menyebut Jokowi akan merebut kursi Ketum PDI Perjuangan.

Jokowi memperingatkan agar tidak perlu mengangkat isu dirinya akan merebut partai mana. ’’Katanya mau nge­rebut Gol­kar, katanya mau ngerebut. Masak mau diambil semua?’’ tuturnya. Menurut Jokowi, isu tersebut tidak baik. ’’Jangan seperti itu,’’ imbuhnya.

Pengamat politik Ujang Ko­­marudin mengatakan, PDIP sedang menunjukkan ke­kesalannya kepada Jokowi yang dinilai tidak loyal kepada partai. Sebab, Jokowi tidak mendukung PDIP dan pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Jokowi malah mengu­sung anaknya, Gibran Ra­ka­bu­ming Raka, menjadi cawa­pres Prabowo Subianto.

Dosen Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) itu menegaskan, pertentangan PDIP dengan Jokowi sangat serius. Bahkan, apa yang terjadi baru permulaan. ’’Pertarungan politik antara PDIP dengan Jokowi ini baru dimulai, masih akan terus berlanjut,’’ ungkapnya.

Menurut Ujang, PDIP tam­­­pak­nya menugaskan Has­­to untuk terus menyerang Jokowi dengan berbagai isu. Pengambilalihan kursi ketua umum PDIP me­rupakan salah satu isu yang dimainkan. ’’Nanti kita lihat apa lagi yang akan terjadi. Peperangan ini baru saja dimulai,’’ bebernya.(jpc)

Exit mobile version