Agam-Bukittinggi Siapa Punya?

Oleh: Reviandi

Tulisan ini adalah bagian terakhir dari seri daerah pemilihan (Dapil) untuk DPRD Sumbar. Berawal dari usulan perubahan susunan Dapil dan komposisi kursi yang diajukan KPU Sumbar ke KPU pusat. Tentunya, banyak hal yang akan berubah, jika KPU RI menerima usulan itu. Seperti berubahnya Dapil Sumbar 6 yang terpecah jadi dua dan jumlah kursi di empat Dapil yang juga berubah.

Terakhir, kita coba menganalisis, bagaimana dengan Dapil Sumbar 3 yang terdiri dari Kabupaten Agam dan Kota Bukittinggi. Kabupaten Agam memiliki penduduk 525.136 jiwa dan Kota Bukittinggi 131.817 jiwa. Total penduduk berjumlah 656.953 denga jumlah kursi delapan. Tidak ada perubahan yang diajukan KPU untuk Dapil Luak Agam ini.

Pada Pemilu 2019 lalu, Partai Demokrat menjadi jawara dengan menempatkan dua wakilnya di DPRD Sumbar. Bahkan, salah satu kadernya menjadi wakil rakyat dengan suara terbanyak di DPRD Sumbar, yaitu Ismen dengan 29.982 suara dari total 67.625 suara Demokrat. Mantan Wali Kota Bukittinggi itu melenggang bersama Nofrizon dengan 12.232 suara. Dia mendapatkan kursi kelima, setelah pembagian tiga dari total suara Demokrat menjadi 22.541,6 suara.

Sepertinya, untuk Pemilu 2024 mendatang, Partai Demokrat masih akan menjadi calon juara. Apalagi, Ir Mulyadi kembali dibercaya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Keua DPD Demokrat Sumbar. Dia juga tetap maju sebagai calon anggota DPR RI dari Dapil II Sumbar. Dengan power yang masih sama dan jaringan yang kuat, Demokrat diperkirakan tetap akan mendapatkan dua kursi. Apalagi, kini salah satu kadernya, Irwan Fikri menjadi Wakil Bupati Agam.

PKS menjadi runner up di Dapil Sumbar 3 tapi tetap mendapatkan dua kursi di DPRD Sumbar. Kursi pertama diduduki pendatang baru Rinaldi Dt Rajo Mangkuto dengan 10.488 suara dari total 57.574 total suara PKS. Rinaldi tak menjabat lama, karena meninggal pada 25 November 2021 akibat kecelakaan sepeda motor tunggal di dekat kampung halamannya Palembayan, Agam.

Saat ini, kursi PKS dihuni Asra Faber yang pada saat Pileg mendapatkan 6.538 suara. Sebenarnya, PAW kursi ini jatuh kepada Marfendi dengan 8.468 suara. Namun, Marfendi sudah terpilih menjadi Wakil Wali Kota Bukittinggi mendampingi kader Gerindra Erman Safar pada Pilkada 2020. Sementara kursi kedua diisi Rafdinal, kader senior PKS di Kabupaten Agam. Dia meraih kursi setelah suara PKS dibagi tiga menjadi  19.191,3 masih labih tinggi dari suara PPP.

Yang unik, pada Pemilu 2019 lalu, Partai Gerindra seperti tidak terlalu bertaring di Dapil Sumbar 3 ini. Meski menjadi juara dan mendudukkan kadernya di DPRD Agam dan DPRD Kota Bukittinggi, suara untuk DPRD Sumbar tidak berpengaruh. Gerindra hanya mendapatkan suara 44.918 dan menempatkan satu orang kadernya di DPRD Sumbar atas nama Ismunandi Sofyan dengan 9.896 suara.

Mungkin, inilah yang menjadi alasan mantan Bupati Agam dua periode Indra Catri (IC) maju ke DPRD Sumbar. Ketimbang harus berjuang ke DPR RI Dapil II Sumbar menantang Ade Rezki Pratama yang sudah punya “modal” lebih dari 100 ribu suara. Berkaca pada mantan Bupati Agam dua periode Aristo Munandar yang juga kalah dari John Kennedy Aziz saat maju ke DPR RI 2019 di Dapil yang sama. Aristo juga pernah kalah di Pilgub 2010 saat bersanding dengan incumbent Gubernur almarhum Marlis Rahman.

Bicara PAN, saat ini memiliki peluang yang baik jelang Pileg 2024 mendatang. Karena, pemenang kursi DPRD Sumbar 2019, Andri Warman yang mendapatkan 9.137 dari total 36.934 suara PAN telah menjadi Bupati Agam 2020. Tentunya, PAN akan lebih kuat bergerak dengan dukungan Bupati yang juga Ketua DPD PAN Agam yang di-PAW oleh Hj Artati dengan 7.729 suara. Beberapa kader PAN lain juga akan maju ke DPRD Sumbar.

Aristo Munandar kemungkinan akan kembali maju Pileg 2024 ke DPRD Sumbar. Dia pernah menjadi anggota DPRD Sumbar 2014-2019, namun “dipaksa” maju ke DPR RI. Tentunya, akan menbahayakan posisi incumbent Lazuardi Erman yang hanya mendapatkan 6.909 suara dari total 21.376 suara. Jika bertarung, tentu Lazuardi yang pernah menjadi Ketua DPRD Agam akan kesulitan melawan mantan Bupati yang juga seniornya.

Kursi terakhir pada 2019 diduduki oleh Syafril Huda dari PPP dengan suara 4.878 dari total 17.485 suara PPP. Tentunya, PPP akan berjuang keras untuk mendapatkan satu kursi di Dapil ini. Karena, masih ada Partai NasDem yang kehilangan kursi 2019 yang akan kembali berjuang untuk mendapatkan tempat. Kalau tidak hati-hati, tentu PPP juga akan kehilangan kursi. Apalagi dengan “bangkitnya” Gerindra yang bisa saja mendapatkan dua kursi di Pileg 2024.

Partai-partai seperti PDIP, PKB, PSI, Perindo, Buruh, PKN, dan Hanura, sepertinya masih akan sulit berbicara banyak di Agam-Bukittinggi. Mungkin, peluang akan ada untuk Partai Gelora yang disebut sebagai “pecahan” PKS dan Partai Umat yang juga diisi oleh mantan-mantan pejuang PAN. PBB dan Partai Garuda juga bisa membuat perbedaan, karena diisi oleh tokoh-tokoh dari Agam dan Bukittinggi.

Hasil Pileg 2019 di DPRD Sumbar membagi 65 kursi dengan Partai Gerindra 14 kursi, PKS 10 kursi, PAN 10 kursi, Demokrat 10 kursi, Partai Golkar 8 kursi, PPP 5 kursi, Nasdem 3 kursi,  PDIP 3 kursi dan  PKB 2 kursi. Komposisi ini tentu tidak akan banyak berubah, jika para kader partai tidak bergerak dari sekarang. Gerindra diprediksi masih akan menjadi raja 2024, apalagi Prabowo masih menjadi calon Presiden RI.

Bagi KPU Sumbar, penataan daerah pemilihan dan alokasi kursi anggota DPRD Sumbar dilakukan menjalankan putusan Mahkamah Konstitusi (MK) nomor 80 2022 dan Surat Dinas KPU nomor 51 2023 yang meminta KPU provinsi melakukan penataan dan mengusulkan ke KPU pusat. Apakah Dapil dan komposisi kursi yang baru ini akan mengubah komposisi partai di DPRD Sumbar? Bisa saja, andai KPU RI menerima usulan KPU Sumbar.

Sastrawan Indonesia WS Rendra mengatakan “Politik adalah cara merampok dunia. Politik adalah cara menggu­ling­kan kekuasaan, untuk menikmati giliran berkuasa.” Namun, tentu para wakil rakyat asal Sumbar tidak akan menggunakan cara ini.

Karena, Pemilu 2019 harus disambut dan diikuti secara riang gembira. Ibarat kata, dulu disebut-sebut sebagai Pemilu Badunsanak. Semoga, Pemilu 2024 nanti tidak ada yang merampok demi menggulingkan kursi orang lain. (Wartawan Utama)

Exit mobile version