Bacaleg DPRD DKI Jakarta Braditi Moulevey Minta Jalan Berbayar Ditunda

WAWANCARA— Bacaleg DPRD DKI Jakarta Braditi Moulevey saat melakukan sesi wawancara dengan awak media.

PADANG, METRO–Kepala Dinas Perhu­bungan (Kadishub) DKI Jakarta, Syafrin Liputo kem­bali menegaskan bahwa seluruh kendaraan bermotor baik roda dua maupun roda empat wajib berbayar jika memasuki jalan raya berbayar nontoll atau dikenal dengan istilah ERP. Rencana ini memang m­a­sih menjadi pembahasan antara pemerintah DKI Jakarta dengan DPRD DKI Jakarta, akan tetapi rencana Pemerintah DKI Jakarta untuk menerapkan ERP ini banyak menuai prokontra di tengah masyarakat.

Salah satunya politisi Gerindra dan juga tokoh muda DKI Jakarta, Braditi Moulevey atau Bang Levi. Bang Levi menyampaikan ke media, rencana untuk memberlakukan tarif jalan berbayar ini harus dikaji kembali secara menyeluruh. “Apalagi saya dengar rencana dari Kadishub DKI Jakarta, Syafrin Liputo, dalam media online, mengatakan bahwa seluruh kendaraan bermotor wajib membayar baik kendaraan roda empat maupun roda dua, tidak terkecuali Ojol maupun kendaraan lainnya yang berpelat hitam,” kata bakal calon Anggota DPRD DKI Jakarta ini, Sabtu (28/1).

Kata Braditi Moulevey, rencana itu dapat duga menunjukkan ketidakpekaan Kadishub Syafrin Li­puto terhadap kondisi masyarakat. “Tahun 2023 ini tahun politik. Dan Bapak Heru merupakan Pejabat sementara Gubernur DKI Jakarta hingga 2024, saya rasa pak heru harus meninjau kembali rencana untuk menetapkan jalan berbayar ini,” kata Wasekjen DPP Ikatan Keluarga Minang (IKM) ini.

Menurutnya, jika memang Pemerintah DKI Ja­karta tetap memaksakan tarif jalan berbayar ini, pasti akan ada gejolak ditengah masyarakat. “Saya banyak mendengar keluhan dari masyarakat tentang menolak rencana ja­lan berbayar ini. Apalagi ini tahun politik, sangat beresiko sekali. Ditambah lagi kita baru keluar dari wabah virus covid 19 yang cukup lama memporak-porandakan kehidupan kita,” kata politisi Partai Gerindra ini.

Kata Levi, saat ini ma­syarakat baru bangkit dari wabah covid-19, harusnya pemerintah sedikit lebih peka dengan kondisi ma­syarakat sekarang. Banyak masyara­kat yang kena PHK dan kehilangan pekerjaan pada saat wabah virus covid kemarin, lalu sekarang mereka lagi berusaha kembali untuk men­cari pekerjaan dan juga termasuk dunia usaha, banyak pengusaha yang gulung tikar, dan sekarang mereka baru mulai bangkit kem­bali.

“Harusnya pemerintah itu memberikan insentif dan mempermudah segala bentuk pelayanan maupun perizinan bagi ma­sya­rakat. Jangan hanya ingin meningkatkan APBD dan mengurangi kemacetan, akan tetapi masyarakat banyak yang di korbankan. Jika memang ingin mengurangi kemacetan, harusnya pemerintah DKI Jakarta memperbaiki dulu sis­tem dan fasilitas transportasi umum,” katanya.

Tidak hanya pelayanan saja, sebutnya, akan tetapi jumlah angkutannya juga harus diperbanyak, jika perlu full disubsidi angkutan umumnya dan mengratiskan kepada masya­rakat yang menggunakan. “Sehingga akan lebih menarik itu naik kendaraan umum dan terasa manfaatnya bagi masyarakat. Itu harusnya yang diprioritaskan terlebih dahulu, jangan sampai berharap untuk menyelesaikan masalah tetapi timbul masalah ba­ru,” kata mantan Ketua Hipmi Kota Padang ini. (r)

Exit mobile version