Ilmu Pendidikan Olahraga dan kesehatan merupakan sebuah bidang kajian yang menelaah pendidikan lewat olahraga dan kesehatan, meliputi ilmu pendidikan olahraga (sport education /sport pedagogy) dan Kesehatan Olahraga (Sports Medicine). Kegiatan olahraga sebagai wadah untuk menumbuhkembangkan nilai-nilai karakter, telah disadari perannya oleh banyak kalangan. Namun, dalam pelaksanaannya belum berjalan efektif seperti yang diharapkan. Saat ini, harus diakui bahwa nilai nilai luhur yang terkandung dalam kegiatan olahraga belum terinternalisasi sepenuhnya dalam diri pelaku olahraga, apalagi mentransformasi ke dalam tingkah laku. Di samping itu, kemauan dan budaya masyarakat berolahraga belum begitu baik, dan indeks pembangunan olahraga di Indonesia ternyata masih rendah.
Kajian Ilmu Keolahragaan didukungsecara ontologis, epistemologis, dan aksiologis yang dipertanggungjawabkan. Secara ontologis, ilmu keolahragaan memiliki obyekmaterial yaitugerak manusia(human movement),bermain (play) dan olahraga (sport), terkandung arti bahwa gerakan, permainan, atau cabang olahraga tertentu yang dipilih hanyalah alat untuk mendidik. Obyek studi tersebut terkandung dimensi biologis, psikologis, budaya, ekonomis, dan antropologis. Secara epistemologis, ilmu keolahragaan dikembangkan melalui empat pendekatan kajian, yaitu: 1) multi-disiplin; 2) inter-disiplin; 3) lintas-disiplin; dan 4) trans-disiplin. Kajian secara aksiologis, ilmu keolahragaan dan aplikasinya dalam bentuk aktivitas keolahragaan memiliki nilai-nilai positif berkenaan dengan realitas kehidupan individu maupun masyarakat luas secara universal.
Ilmu Pendidikan Olahraga dan kesehatansebagai suatu disiplin ilmu merupakan sub-sistem dari pendidikan nasional dituntut tampil sebagai kunci dalam pengembangan sumber daya manusia, yaitu manusia yang memiliki kemampuan, keterampilan dan kepribadian yang sesuai dengan tuntutan pembangunan. Kegiatan olahraga, meningkatkan derajat kesehatan, yang berarti meningkatkan mutu sumber daya manusia, sebagai upaya; (1) Meningkatkan kesehatan dan kebugaran jasmani masyarakat, (2) Meningkatkan prestasi belajar, kerja, dan olahraga.
Melalui aktivitas fisik, aspek mental dan emosional turut terkembangkan sehingga menyebabkan perbaikan dalam pikiran dan tubuh yang mempengaruhi seluruh aspek kehidupan seseorang. Olahraga dengan slogan sport for all, merupakan langkah strategis menumbuhkembangkan nilai-nilai karakter, disamping peningkatan kemampuan fungsi organ-organ tubuh. Membangun karakter selain dilandasi oleh budaya nasional juga diwarnai oleh ciri khusus cabang olahraga yang dilakukan. Dengan berolahraga, banyak karakter positif yang dapat ditumbuhkembangkan antara lain; (1) Cinta Tuhan dan kebenaran, (2) Tanggung jawab, amanah, kedisiplinan dan kemandirian, (3) Respek terhadap diri sendiri atau kepercayaan diri kemandirian, (4) Hormat dan santun, (5) Kasih sayang, kepedulian, dan kerjasama, (6) Percaya diri, kreatif, dan pantang menyerah, (7) Keadilan dan kepemimpinan, (8) Jujur, sportif dan (9) Fair Play. Kandungan makna berolahraga, bukan hanya menunjang peningkatan kualitas sumber daya manusia, tetapi juga mampu menumbuhkan budaya kesolehan sosial berlandaskan nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi berolaharaga.
Manusia sebagai makhluk biologis harus memiliki kemauan budaya berolahraga, prinsip sel secara biologis “sel bila tidak bergerak atau tidak digerakan sel tersebut tidak berkualitas dan tidak berusia lebih lama”. Untuk meningkatkan kualitas sel-sel tubuh manusia harus bergerak. Gerak merupakan ciri dari makhluk hidup, tiada hidup tanpa bergerak dan tidak ada gunanya hidup kalau tidak mampu bergerak.
Memelihara gerak adalah mempertahankan kehidupan, meningkatkan kemampuan gerak adalah meningkatkan kualitas kehidupan, oleh karena itu, bergeraklah untuk lebih hidup, dan bukan hanya bergerak karena masih hidup. Insya Allah bila fisik lebih sehat dan bugar, kinerja lebih maksimal, beribadah akan lebih lancar dan lebih khusuk. Aamiin Ya Rabbal Alamiin.(*)