PADANG, METRO–Atlet-atlet disabilitas yang tergabung dalam Nasional Paralympic Committee (NPC) Sumbar merasa dianaktirikan. Pasalnya, untuk mengikuti Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) yang digelar sebulan sesudah Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua, mereka hanya dialokasikan anggaran Rp350 juta.
Padahal, menurut pengakuan Ketua NPC Sumbar Arizal Aries menyampaikan, pada tahun 2020 lalu, sudah tersedia anggaran mencapai Rp8 miliar guna mengikuti Peparnas tersebut di APBD.
“Bahkan telaah stafnya sudah ada. Namun, karena kondisi pandemi, maka event itu ditunda ke 2021 sama halnya dengan PON Papua. Namun, entah kenapa anggaran kami yang Rp8 miliar ternyata raib dan hanya tinggal Rp350 juta saja,” kata Arizal Aries di Sekretariatan NPC Sumbar, Kamis (12/8)
Arizal menjelaskan, dengan dana Rp350 juta itu hanya bisa memberangkatkan 14 orang saja. Padahal rencananya, NPC Sumbar akan memberangkatkan 86 atlet disabilitas, pelatih dan medis serta massage ke Paparnas di Papua.
Dikatakan Arizal, pihaknya sudah diundang Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Sumbar beberapa waktu lalu untuk koordinasi keberangkatan ke Papua. “Kami diminta datang sebanyak 10 orang, ternyata saat rapat, kami diberitahun hanya mendapat alokasi 5 orang atlet, sementara 9 lainnya dialokasikan untuk pihak Dispora yang terdiri dari official serta pendamping,” jelas Arizal.
Dari lima atlet itu pun ada satu atlet titipan yang bukan binaan kami. Ini jelas sangat timpang jika dibandingkan dengan KONI yang akan memberangkatkan 300 orang kontingen terdiri dari atlet, pelatih, official serta medis dan massage. Padahal, jelasnya, sesuai Perpres Nomor 95 Tahun 2017, Instruksi Menpora tahun 2015, KONI dan NPC kedudukannya sederajat.
“Artinya, kami sama-sama membina atlet yang akan mengharumkan nama daerah di tingkat nasional bahkan internasional. Namun kini ternyata masih saja kami dianaktirikan,” kata Arizal, didampingi Ketua NPC Padang Abraham Ismet, Ketua NPC Kabupaten Solok Ilham Ridwan dan bendahara NPC Agam ahmat Zulyatama.
Sebenarnya, kata Abraham, pihaknya pun tidak meminta sama persis dengan KONI, namun setidaknya atlet yang selama ini sudah dibina dan berlatih dapat diberangkatkan ke ajang Peparnas. “Kami sudah mempersiapkan diri sejak lama bahkan dengan biaya sendiri yang sangat terbatas. Padahal sebagai atlet, kami sama saja dengan atlet normal butuh vitamin dan suplemen lainnya. Bahkan peralatan kami harusnya memakai khusus untuk atlet berkebutuhan khusus,” kata Abraham.
Menurutnya, dengan kenyataan anggaran yang tersedia saat ini, pihaknya mengaku tidak sanggup menyampaikan kepada atlet yang telah berjuang berlatih selama ini. “Mungkin bisa dibayangkan, orang normal saja kalau sudah mempersiapkan dii ternyata gagal berangkan bisa stress, apalagi kami yang kebanyakan kondisi mental yang tidak stabil, jelas akan sangat terpukul,” jelas Abraham.
Sementara Ilham mengatakan, keberangkatan atlet disabilitas ke ajang Peparnas pun bukan sekedar rekreasi atau main-main semata. “Atlet binaan kami juga untuk mengejar prestasi mengharumkan nama Sumbar. “Kami juga berpotensi merebut medali. Dalam hitungan kami, setidaknya minimal delapan emas bisa kami raih. Bahkan atlet kami ada yang levelnya sudah internasional,” jelas Abraham. (ade)