TANAHDATAR, METRO – Selama rentang Januari 2019 lalu kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) terjadi di Tanahdatar telah mencapai 24 kasus, kawasan Kecamatan Limo Kaum menempati angka peling tinggi.
Kadis Kesehatan setempat dr.Yesrita mengatakan, bahwa kasus ini telah merebak, kendati sejauh ini belum dapat dipastikan adanya korban tewas, karena pihaknya juga telah menyelidiki adanya korban, termasuk benar-tidaknya itu kasus tergalong DBD.
“Dalam menekan angka kasus DBD ini Dinas Kesehatan terus menggencarkan program gerakan satu rumah satu Jumantik (Juru Pemantau Jentik),” kata Yesrita pada pers beberapa hari lalu.
Ia menyebut bahwa berdasarkan data Dinas Kesehatan pada 2017 lalu ditemui 230 kasus, dan tahun 2018 terjadi penurunan kasus sebanyak 147 orang yang menyebabkan satu meninggal. Salah satu faktor penyebab DBD ini adalah perubahan cuaca, dan untuk mengantisipasi wabah DBD tidak meluas, pihaknya gencar melaksanakan program Jumantik. Di mana yang paling penting dilakukan adalah PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk plus Menguras, Menutup, dan Menimbun (3M Plus) menjadi upaya untuk mencegahnya.
Dikatakan, lewat kegiatan promotif dan preventif sudah dilaksanakan secara rutin melalui penyuluhan kepada masyarakat, pelatihan kader jumantik, abatisasi, dan pemeriksaan jentik berkala pada masyarakat untuk melakukan PSN secara berkesinambungan. Sebab pemberantasan jentik dan nyamuk aedes aegepty paling efektif dan efisien.
Sementara untuk fogging, tambah Kadis, hanya membunuh nyamuk dewasa dan bertahan tiga hari, dan yang sangat penting adalah kesadaran masyarakat menjaga lingkungan agar tetap bersih dan memperhatikan genangan air tempat bersarangnya nyamuk ini. (ant)