Atasi Banjir di Taman Bidadari, DLH Buat Biopori

BUAT—Terlihat petugas DLH Kota solok sedang membuat lubang resapan yang diisi sampah organik.

SOLOK, METRO–Dinas Lingkungan Hi­dup Kota Solok, melakukan pembuatan biopori, untuk resapan air dan mengatasi banjir di taman Bidadari. Selain itu juga sebagai langkah mengatasi persoalan sampah. Langkah ini menurut Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Solok, Edri­zal salah satu upaya mengatasi banjir dengan sistim tesapan.

Biopori yang disebut juga dengan lubang resapan, lanjutnya merupakan lu­bang yang dibuat tegak lurus kedalam tanah. Lu­bang ini memiliki diameter antara 10-30 cm.

Lubang tersebut kemudian di isi dengan sampah organik yang memiliki fung­si sebagai makanan makhluk hidup yang ada di tanah, seperti cacing dan akar tumbuhan. “Biopori bermanfaat untuk mengurangi sampah organik, menyuburkan tanah, membantu mencegah terjadinya banjir dan mengurangi jumlah air tanah,” ujarnya.

Disbeutkan Edrizal, saat ini petugas membuat tiga lubang biopori sebagai salah satu solusi sederhana namun efektif untuk mengatasi dua permasalahan lingkungan utama yakni sampah organik dan banjir.

“Dengan lubang resapan biopori, air hujan yang sering kali terbuang ke saluran pembuangan dapat diserap kembali ke dalam tanah, memperbaiki kualitas air tanah sekaligus mengurangi potensi banjir,” tuturnya.

Eko salah seorang petugas dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Solok menjelaskan lubang resapan biopori bukan hanya berfungsi sebagai saluran resapan air, tetapi juga sebagai sarana pengelolaan sampah organik. Sisa makanan, daun-daun kering dan bahan organik lainnya yang dimasukkan ke dalam lubang ini akan terurai secara alami menjadi kompos. Kompos tersebut kemudian dapat dimanfaatkan sebagai pupuk yang berguna bagi tanaman.

Menurutnya, lubang resapan biopori ini harus dirawat agar tetap terjaga kualitasnya dan dapat berfungsi dengan baik.

“Kita perlu merawat lubang biopori dengan cara mengisi lubang biopori dengan sampah organik secara bertahap setiap lima hari sekali sampai lubang terisi penuh dengan sampah. Biarkan selama tiga bulan agar sampah tersebut nantinya menjadi kompos. Selanjutnya angkat kompos yang sudah jadi dari lubang biopori. Lubang siap di isi kembali dengan sampah yang baru. Kompos pun siap digu­nakan untuk memupuk tanaman yang ada di halaman rumah,” jelas Eko.

Adapun proses pembuatan lubang resapan biopori, ialah sebagai be­rikut : pertama, siram tanah yang akan dijadikan sebagai tempat pembuatan biopori dengan air agar tanah menjadi lebih lunak dan mudah untuk dilubangi. Selanjutnya lubangi ta­nah dengan posisi tegak lurus. Lalu buat lubang dengan kedalaman kurang lebih satu meter dengan diameter 10-30 cm. Setelah itu, lapisi lubang menggunakan pipa PVC yang ukurannya sama dengan diameter lubang.

Kemudian isi lubang dengan sampah organik seperti daun, rumput, kulit buah-buahan dan sampah yang berasal dari tanaman lainnya. Terakhir tutup lu­bang menggunakan kawat besi atau tutup pipa PVC yang sudah dilubangi terlebih dahulu.  (vko)

Exit mobile version