SOLOK, METRO–Saat ini, jumlah sasaran Bawah Dua Tahun (Baduta) beresiko Stunting yang telah diberikan bantuan BAAS tahap I sudah sebanyak 42 orang baduta. Diharapkan tiga tahun ke depan hendaknya angka Stunting di Kota Solok ini dapat berada di bawah 10 persen.
Wakil Wali Kota Solok, Ramadhani mengatakan bahwa penyelesaian kasus Stunting tidak dapat diselesaikan sendiri. Semua pihak harus berkomitmen dan berkolaborasi dalam upaya percepatan penurunan Stunting ini secara kontinuitas dan berkelanjutan.
“Evaluasi kegiatan percepatan penurunan Stunting di Kota Solok selama Semester I tahun 2023, Pemerintah Kota Solok melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) kembali laksanakan Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Tingkat Kota,”ujar Ramadhani.
Dalam kegiatan itu dilakukan sosialisasi Peraturan Walikota Solok Nomor 8 tahun 2023 terkait Percepatan Penurunan Stunting. Selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Kota Solok Ramadhani memberikan arahan dan membuka sesi diskusi bersama Forkopimda beserta seluruh tamu undangan yang hadir terkait solusi atas permasalahan-permasalahan intervensi kasus Stunting yang telah dilakukan selama ini.
Lebihjauh dikatakan Ramadhani, bahwa program-program percepatan penurunan Stunting yang telah dilakukan di Kota Solok selama semester I tahun 2023 ini meliputi Program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS), Pemberian Makanan Tambahan Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) bagi Balita dan Ibu Hamil, Rembuk Stunting Kelurahan, Mini Lokakarya Kecamatan, serta Pendampingan keluarga beresiko Stunting oleh Tim Pendamping Keluarga (TPK) di setiap Kelurahan.
Adapun program intervensi spesifik yang dilakukan meliputi program Gerakan Aksi Bergizi, Remaja Putri Tanpa Anemia (Putri Tamia), Gerakan edukasi isi piringku di Posyandu, Deteksi Dini balita Bermasalah Gizi di Posyandu, Pemberian makanan tambahan pemulihan bagi ibu yang kekurangan energi kronis (KEK) dan Balita gizi kurang, Penanganan balita gizi buruk, Pemberian makanan tambahan pemulihan untuk Anak Stunting, Pendampingan Anak Stunting, Pelatihan pemberian makan bayi dan anak (PMBA) bagi kader, serta Pelatihan Tumbuh Kembang bagi guru PAUD.
“Seluruh lapisan masyarakat dan seluruh perangkat daerah harus bersinergi dan memiliki komitmen bersama dalam melakukan pencegahan Stunting dan fokus untuk penyelesaiannya, dengan cara menyusun perencanaan baik itu kegiatannya, penganggarannya kemudian pengawasan serta pengendalian agar semua kegiatan yang ada dapat tepat mengarah ke penurunan angka stunting,” ujarnya. (vko)