Namun saat ini vaksin tersebut sudah tiba di Solsel dan jumlahnya hanya ratusan. Dengan habisnya stok vaksin minggu kemarin, sehingga menjadi was-was untuk penambahan kasus rabies tersebut. “200 dosis vaksin sudah kita terima, sementara kebutuhan dosis dengan tingginya angka kasus gigit hewan rabies ditarget kebutuhan vaksin di Solsel 2.000 dosis hingga akhir tahun. Vaksinnya disedikan di provinsi dan sisa tambahan lainnya sesuai informasi pada Agustus 2023,” terangnya.
Untuk pengendalian populasi hewan penular rabies liar jenis anjing lanjutnya, merupakan salah satu kunci utama dalam pengendalian rabies di Solsel. Sementara jumlah populasi ternak anjing di Solok Selatan tercatat sebanyak 10.200 ekor sesuai data Persatuan Berburu Babi (Porbi), belum masuk data kepemeliharaan secara pribadi yang bukan grup porbi.
Dalam waktu dekat pihaknya bersama dengan pemerintah kecamatan dan pemerintah nagari akan melakukan eliminasi anjing liar yang sudah meresahkan masyarakat. “Dulu eliminasi anjing liar dengan diberi makanan beracun, sekarang tidak dibolehkan lagi oleh aturan pemerintah. Harus ditangkap hidup-hidup kemudian diberi vaksinasi, setelah dinyatakan aman. Kemudian diberikan ke pemilik atau orang mau memelihara anjing tersebut. “Kita akan eliminasi anjing liar dengan ditangkap hidup-hidup, kemudian divaksinasi,” terangnya. (ped/rel)