SOLOK, METRO – Daerah Kabupaten Solok merupakan salah satu daerah pencetus pagelaran Tour de Singkarak (TdS). Selama pelaksanaan, Tds dapat dikatakan sukses. Namun sukses secara manfaat masih menjadi pertanyaan banyak pihak.
Di tahun 2018 ini, TdS kembali digelar untuk yang 10 kalinya. Meski dikemas dengan berbagai rupa, tujuan dan harapannya sama yakni untuk mengangkat pariwisata Sumatera Barat dan tentunya mendongkrak perekonomian masyarakat daerah.
Pada tahun ini, ada tiga etape TdS yang akan melewati Kabupaten Solok. Dari jadwal yang ada satu venue start di Singkarak dan finish di Tanahdatar (150,4 Km) pada 5 November atau etape ke-3. Selain itu, Kabupaten Solok akan menjadi daerah yang dilalui pada etape 6 yaitu dari Kota Solok- Payakumbuh (105 Km) dan Etape 7 Padangpanjang-Solok Selatan (194 Km).
Peluang dari tahun ke tahun itu selalu digadang-gadangkan akan menjadi peluang untuk menjual dan memperkenalkan potensi daerah bahkan kemancanegara. Dan yang selalu menjadi harapan ekonomi masyarakat akan meningkat.
Harapan itu juga disampaikan oleh salah seorang anggota DPRD Kabupaten Solok, Patris Chan. Ia berharap pelaksanaan iven TdS 2018 ini berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi kerakyatan maupun terhadap perkembangan pembangunan destinasi wisata. “Selama ini kita selalu gagal memanfaatkan moment TdS untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi kerakyatan dan memajukan sektor pariwisata. Padahal kita sudah banyak menguras APBD untuk mensukseskan iven berskala internasional itu,” katanya.
Patris Chan menyebut, semestinya iven besar ini bisa manggairahkan dunia usaha dan sektor pariwisata. Akan tetapi kenyataannya, selama ini iven sebesar TdS hanya menjadi sebuah asa dan menjadi iven yang biasa bagi masyarakat. “Secara kasat mata dari kaca mata masyarakat awam, belum terasa dampak TdS selain sekedar melihat para pembalap memacu sepedanya di jalan raya yang memang sengaja ditutup bagi pengguna jalan lainnya. Namun kalau sekedar membuka rezeki bagi pedagang mungkin,” tukas Patris.
Memang Tds menjadi musim panen bagi pedagang sekitar lokasi. Seperti pengakuan Ali (44) seorang pedagang bakso keliling. Pada saat iven tersebut digelar seperti saat start ataupun finish di Singkarak, hanya saat itu saja kunjungan terasa ramai, dan setelah itu hidup kembali berjalan seperti biasa.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Solok, Yandra Prasat mengatakan, sebagai penunjang untuk memperkuat sektor ekonomi masyarakat di dermaga Singkarak, sudah dilakukan pembangunan beberapa gerai UMKM. Bangunan lain sebagai penunjang perekonomian masyarakat, juga sudah dimulai pembangunannya. “Oleh karena itulah dermaga Singkarak didapuk sebagai prioritas, apalagi disana adalah garis start salah satu etape TdS. Termasuk di dalamnya pembangunan monumen Tour de Singkarak (TdS) di sekitar danau Singakarak nantinya akan menjadi simbol kemajuan pariwisata Sumbar karena ajang balap sepeda kelas Internasional tersebut sudah 10 tahun digelar di Sumbar dan telah berjalan dengan baik,” ujarnya.
Namun ungkapnya, hanya masyarakat yang dapat menilai apakah ivent TdS membawa dampak atau hanya sekedar kesempatan melihat orang asing mengayuh sepeda di daerah ini. (vko)